Sabtu, 06 Mei 2017

TOKSIKOLOGI METALOID ANTIMON (Sb)


TOKSIKOLOGI VETERINER
TOKSIKOLOGI METALOID
ANTIMON (Sb)

KATA PENGANTAR
            Puji syukur saya haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan karunia rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah “Toksikologi Metaloid Antimon” ini dapat diselesaikan tepat waktu.
            Ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi – tingginya saya sampaikan kepada dosen pendamping Tokikologi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana yang telah memberikan banyak bimbingan dan arahan kepada saya dalam menyusun makalah ini. Tidak lupa penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada saya.
            Saya menyadari bahwa tulisan ini masih banyak kekurangan baik dari segi materi, ilustrasi, contoh, maupun sistematika penulisan. Oleh karena itu, saran dan kritik dari para pembaca yang bersifat membangun sangat saya harapkan. Besar harapan saya karya tulis ini dapat bermanfaat baik bagi pembaca pada umumnya terutama bagi dunia kedokteran hewan di Indonesia.

Denpasar,     Maret 2017

            Penulis            







DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................................................. ......i
Kata Pengantar................................................................................................. .....ii
Daftar Isi.......................................................................... .....................................iii


          Dalam kehidupan sehari – hari kita banyak menafaatkan unsur logam dan non logam untuk keperluan transportasi, industri, dan bangunan. Penggunaan logam dan non logam semakin meningkat seiring dengan perkembangan ilmu, teknologi, dan industri.
Dari 109 unsur yang telah di temukan, ada 92 unsur yang terdapat di alam dan 70 unsur diantaranya adalah logam. Hanya sebagian saja dari logam – logam ini yang dimanfaatkan oleh manusia secara meluas. Alam Indonesia kaya akan bijih logam yang ada dalam perut bumi Indonesia. Untuk itu, harus mengetahui ilmu dan teknologi untuk mengolahnya. Cara pengolahan dan ilmu yang kurang, dapat menyebabkan pencemaran. Dimana Pencemaran yang terjadi di lingkungan dapat menyebabkan keracunan terhadap makhluk hidup. Kemungkinan keracunan merupakan salah satu bahaya yang dihadapi manusia dan organisme lain selama hidupnya. Keracunan berarti bahwa suatu zat kimia telah mengganggu proses fisiologis, sehingga keadaan badan organisme itu tidak lagi dalam keadaan sehat. Sifat dan intensitas gejala penyakitnya tergantung pada antara lain: jenis racunnya, jumlah yang masuk ke dalam badan, lamanya badan mengalami keracunan, keadaan badan organisme yang keracunan serta cara kebiasaan hidup orgnaisme itu. Ilmu yang mempelajari tentang racun dan cara kerjanya disebut toksikologi (Bahasa Yunani; toxixon = racun).
Logam di alam pada umumnya terdapat dalam bentuk senyawa, bukan unsur bebas. Senyawa logam terdapat dalam berbagai batuan dalam kerak bumi. Batuan yang mengandung senyawa logam dalam kadar tinggi disebut Bijih. Senyawa logam yang dikandung bijih disebut mineral.
Makalah ini akan membahas tentang unsur non-logam nitrogen yaitu Antimon (Sb). Nonlogan nitrogen yang terdapat di golongan VA yaitu Nitrogen (N), fospor (P), Arsen (As), Antimon (Sb) dan Bismut (Bi).

            Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka muncullah rumusan masalah antara lain :
1.                   Apa pengertian Antimon ?
2.                   Apa saja jenis-jenis Antimon ?
3.                   Apa saja kegunaan dan kerugian ( toksisitas dan dampak negatif) Antimon ?

            Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1.                  Menambah pengetahuan pembaca khususnya tentang Antion.
2.                  Lebih mengetahui apa saja golongan – golongan Antimon.
3.                  Dapat menambah wawasan tentang apa itu Antimon.

1.                  Hasil tugas kami dapat dimanfaatkan oleh kalangan mahasiswa Universitas Udayana khususnya Kedokteran Hewan.
2.                  Hasil tugas ini dapat menjadi arsip yang dapat membantu untuk mengerjakan tugas yang berhubungan dengan toksikologi


Kata racun ”toxic” adalah bersaral dari bahasa Yunani, yaitu dari akar  kata tox, dimana dalam bahasa Yunani berarti panah. Dimana panah pada saat itu digunakan sebagai senjata dalam peperangan, yang selalu pada anak panahnya terdapat racun. Di dalam ”Papyrus Ebers“ orang Mesir kuno memuat informasi lengkap tentang pengobatan dan obat. Di Papyrus ini juga memuat ramuan untuk racun,seperti antimon (Sb), tembaga, timbal, hiosiamus, opium, terpentine, dan verdigris (kerak hijau pada permukaan tembaga). Sedangkan di India (500-600 B.C.) di dalam Charaka Samhita disebutkan, bahwa tembaga, besi, emas, timbal, perak, seng, bersifat sebagai racun, dan di dalam Susrata Samhita banyak  menulis  racun  dari  makanan, tananaman,  hewan,  dan  penangkal  racun  gigitan ular.
Nitrogen atau zat lemas adalah unsur kimia yang memiliki lambang N dan nomor atom 7. Biasanya ditemukan sebagai gas tanpa warna, tanpa bau, tanpa rasa dan merupakan gas diatomik bukan merupakan logam yang stabil, sangat sulit bereaksi dengan unsur atau senyawa lainnya. Dinamakan zat lemas karena zat ini bersifat malas, tidak aktif bereaksi dengan unsur lainnya.
Nitrogen mengisi 78,08 persen atmosfir Bumi dan terdapat dalam banyak jaringan hidup. Nitrogen ditemukan oleh Daniel Rutherford pada 1772, yang menyebutnya udara beracun atau udara tetap. Pengetahuan bahwa terdapat pecahan udara yang tidak membantu dalam pembakaran telah diketahui oleh ahli kimia sejak akhir abad ke-18 lagi. Nitrogen pada masa yang lebih kurang sama oleh Carl Wilhelm Scheele, Henry Cavendish, dan Joseph Priestley, yang menyebutnya sebagai udara terbakar atau udara telah flogistat. Gas nitrogen adalah cukup lemas sehingga dinamakan oleh Antoine Lavoisier sebagai azote, daripada perkataan Yunani αζωτος yang bermaksud "tak bernyawa".
Sifat fisika
1.      Berupa gas diatomic N2 tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna, dan sedikit larut dalam air.
2.      Bersifat non polar sehingga gaya Van Deer Waals antar molekul sangat kecil
3.      Sifat fisik nitrogen yang lain

·         Titi didih                                                                     77,36 K
·         Titik lebur                                                                    63,15 K
·         Berat jenis relative                                                      0,97
·         Berat molekul                                                               28,013
·         Kalor peleburan                                                           0,720 kJ/mol
·         Kalor penguapan                                                         5,57 kJ/mol
·         Kapasitas kalor dalm suhu kamar                               29,124 J/molK
Sifat kimia
1.    Molekul N2 berikatan kovalen rangkap tiga, memiliki energy ikatan yang relative besar yaitu 946 kJ/mol sehingga sangat stabil atau sukar bereaksi pada suhu tinggi (endoterm) dengan bantuan katalis.
2.  Pada suhu ruangan N2 bereaksi sangat lambat dengan logam Li menghasilkan Li3N. Sedangakan dengan logam-logam lain, dapat dilakukan dengan cara mengerjakan loncatan bunga api listrik melalui gas nitrogen yang bertekanan rendah, proses ini dikatalisasi oleh adanya oksigen homo terbentuk nitrogen aktif (N2 menjadi 2N) yang dapat membentuk senyawa nitrida dengan logam-logam tertentu.
3.      Nitrogen bereaksi dengan hydrogen atau aksigen pada suhu yang tinggi seperti dalam loncatan bunga api listrik, membentuk gas NH3 dan NO3 .
 Senyawaan Nitrogen
Senyawaan nitrogen terbagi manjadi :
1.. Nitrida Hidrida ( NH3, garam amonium, hidrasin N2H4, hidroksilamin NH2OH )
2. Oksida nitrogen ( N2O, NO, NO2, N2O5 )
3. Asam nitrit
Antimony si suatu unsur kimia semimetallic yang bisa eksis dalam dua bentuk: bentuk logam cerah, perak, keras dan rapuh; bentuk non logam adalah bubuk abu-abu. Antimony adalah konduktor panas yang buruk dan listrik, stabil di udara kering dan tidak diserang oleh asam encer atau alkali. Antimon dan beberapa paduan memperluas pendinginan.
Antimony telah dikenal sejak zaman kuno. Hal ini kadang-kadang ditemukan bebas di alam, tetapi biasanya diperoleh dari bijih stibnit (Sb2S3) dan valentinite (Sb2O3). Nicolas Lemery, seorang ahli kimia Perancis, adalah orang pertama yang secara ilmiah mempelajari antimon dan senyawanya. Ia menerbitkan temuannya di 1707. Antimony membuat sekitar 0,00002% dari kerak bumi.
Sifat Fisika Antimon
1        Massa atom                                         = 121.760(1)  g/mol
2        Konfigurasi elektron                           = [Kr] 4d10 5s2 5p3
3        Jumlah elektron tiap kulit                    = 2, 8, 18, 18, 5
4        Fase                                                     = solid
5        Massa jenis (suhu kamar)                    = 6.697 g/cm³
6        Massa jenis cair pada titik lebur          = 6.53 g/cm³
7        Titik lebur                                            = 903.78 K (630.63 °C, 1167.13 °F)
8        Titik didih                                           = 1860 K (1587 °C, 2889 °F)
9        Kalor peleburan                                   = 19.79 kJ/mol
10    Kalor penguapan                                 = 193.43 kJ/mol
11    Kapasitas kalor                                    = (25 °C) 25.23 J/(mol·K)
12    Struktur kristal                                    = Rhombohedral
13    Bilangan oksidasi                                = −3, 3, 5
14    Elektronegativitas                               = 2.05 (skala Pauling)
15    Jari-jari atom                                       = 145 pm
16    Jari-jari atom (terhitung)                     = 133 pm
17    Jari-jari kovalen                                   = 138 pm
18    Tidak bersifat magnetic
19    Resistivitas listrik                                = (20 °C) 417 nΩ·m
20    Konduktivitas termal                          = (300 K) 24.4 W/(m·K)
21    Ekspansi termal                                   = (25 °C) 11.0 µm/(m·K)
22    Kecepatan suara (kawat tipis)             = (20 °C) 3420 m/s
Sifat Kimia Atimon
1.      Reaksi dengan air
Ketika antimon panas merah akan bereaksi dengan air untuk membentuk antimon (III) trioksida.
 2Sb (s) + 3H2O (g)                         Sb2O3 (s) + 3H2 (g)
2.      Reaksi dengan udara
Ketika antimon dipanaskan akan bereaksi dengan oksigen di udara untuk formulir trioksida antimon (III).
4Sb (s) + 3O2 (g)                     2Sb2O3 (s)
3.      Reaksi dengan halogen
Antimon bereaksi dalam kondisi yang terkendali dengan semua halogen untuk membentuk antimon (III) dihalides.
2Sb (s) + 3F2 (g)                       2SbF3 (s)
2Sb (s) + 3Cl2 (g)                     2SbCl3 (s)
2Sb (s) + 3Br2 (g)                     2SbBr3 (s)
2Sb (s) + 3I2 (g)                        2SbI3 (s)
4        Reaksi dengan asam
Antimon larut dalam asam sulfat pekat panas atau asam nitrat, untuk membentuk solusi yang mengandung Sb (III). Reaksi asam sulfat menghasilkan sulfur (IV) gas dioksida. Antimon tidak bereaksi dengan asam klorida dalam ketiadaan oksigen.
1.      Antimon Oksida (Stibium Oksida)
Antimon umumnya memiliki valensi electron +3 dan +5, dimana valensi +5 memiliki tingkat kestabilan yang lebih baik. Di alam, antimon umumnya ditemukan dalam senyawa sulfide, dengan dominasi antimon III (antimony bervalensi +3). Antimon bisa membentuk senyawa oksida dan hidroksida, khususnya jika unsur ini bereaksi dengan beberapa jenis bahan kimia. Antimon trioksida terbentuk jika unsur antimon terbakar oleh udara pada suhu tinggi. Antimon trioksida (antimony III – Sb2O3) dan antimon pentaoksida (Sb2O5) juga bisa terbentuk akibat reaksi antara logam antimon atau senyawa antimon trisulfida bereaksi dengan larutan HNO3 pekat.
2.      Antimon Halida
Antimon membentuk 2 senyawa dengan unsur-unsur kimia golongan halide (F, Cl, Br, I). Senyawa trihalida SbF3, SbCl3, SbBr3, dan SbI3 adalah senyawa yang memiliki struktur geometri piramida trigonal. Stibium trifluoride dibuat melalui reaksi antara senyawa stibium trioksida dan asam fluoride, dengan reaksi sebagai berikut :
Sb2O3 (s) + 6 HF (l) → 2 SbF3 (l) + 3 H2O (aq)   ………………(i)

Senyawa stibium triklorida dibuat melalui reaksi kimia antara senyawa antimon trisulfida dan larutan HCl pekat. Reaksi yang terjadi sebagai berikut :
Sb2S3 (s) + 6 HCl (l) → 2 SbCl3 (l) + 3 H2S (l)    ………………….(ii)
Hasil dari reaksi (ii) akan berubah jika larutan diencerkan menggunakan air, dengan reaksi sebagai berikut :
SbCl3 (l)  +  H2O (aq)    Sb2O3 (s)  +  HCl (l)    ………………..(iii)
Dari reaksi (iii) terlihat bahwa larutan SbCl3 terurai menjadi senyawa antimon trioksida, yang terjadi akibat dilakukannya pengenceran larutan menggunakan air. Disamping dengan golongan halida, antimon juga bisa larut dalam asam sitrat dan asam tartarat.
1.      Bahan Anti Api
Antimon trioksida digunakan sebagai salah satu bahan untuk pembuatan senyawa anti api. Senyawa antimon trioksida dikombinasikan dengan dengan halogen untuk membentuk bahan kimia anti api. Pembentukan senyawa antimon terhalogenasi adalah penyebab melambatnya pembakaran oleh api, karena reaksi senyawa ini dengan atom hidrogen dan mungkin juga dengan atom oksigen dan radikal OH. Di pasaran, aplikasi tahan api ini digunakan untuk pakaian , mainan , pesawat, selimut,  dan kursi mobil. Bahan ini juga digunakan dalam industri komposit fiberglass sebagai aditif resin polyester untuk barang-barang seperti mesin pesawat ringan. Resin akan terbakar saat dikenai api, namun akan padam seketika saat api dijauhkan dari resin tersebut.

2.      Paduan Logam
Antimon membentuk paduan yang sangat baik dengan logam timah dan timah hitam, terutama untuk meningkatkan kekerasan dan kekuatan mekanis dari paduan. Paduan antimon dan timbal pada baterai aki bertujuan meningkatkan karakteristik pengisian arus listrik, dan mengurangi pembentukan gas hidrogen yang tidak diinginkan saat berlangsungnya pengisian (charging). Paduan antimon dan timah hitam bertujuan untuk meningkatkan daya tahan dan kekerasan timbal. Sifatnya yang cenderung isolator juga dimanfaatkan sebagai bagian dari selubung kabel.
3.      Penggunaan Lain
Antimon digunakan untuk membuat beberapa jenis perangkat semikonduktor, seperti dioda dan detektor inframerah. Paduan timah putih dan antimon dapat meningkatkan sifat-sifat fisika dan kimia dari paduan yang digunakan dalam solder, peluru, dan bantalan biasa. Masih ada ratusan manfaat antimon, khususnya yang berhubungan dengan industri non makanan.
Antimoni digunakan untuk membuat beberapa jenis perangkat semikonduktor, seperti dioda dan detektor inframerah. Paduan timah putih dan antimon dapat meningkatkan sifat-sifat fisika dan kimia dari paduan yang digunakan dalam solder, peluru, dan bantalan biasa. Masih ada ratusan manfaat antimony, khususnya yang berhubungan dengan industri non makanan.
Antimon dan senyawa-senyawanya adalah toksik (meracun). Secara klinis, gejala akibat keracunan antimon hampir mirip dengan keracunan arsen. Dalam dosis rendah, antimon menyebabkan sakit kepala dan depresi. Dalam dosis tinggi, antimon akan mengakibatkan kematian dalam beberapa hari.
Efek Kesehatan Terhadap Paparan Antimony
Terutama orang-orang yang bekerja dengan antimon dapat menderita efek paparan dengan bernapas di debu antimon. paparan antimon dapat berlangsung dengan menghirup udara, air minum dan makan makanan yang mengandung itu, tetapi juga melalui kontak kulit dengan tanah, air dan zat-zat lain yang mengandung itu. Bernapas dalam antimon yang ikatan hidrogen dalam fase gas, yang terutama menyebabkan efek kesehatan. Paparan antimony dalam konsentrasi yang relatif tinggi di udara (9 mg / m3 udara) dalam jangka waktu panjang bisa menyebabkan iritasi mata, kulit dan paru-paru.
Saat paparan terus berlanjut, efek kesehatan yang lebih serius dapat terjadi, seperti penyakit paru-paru, gangguan jantung, diare, muntah dan sakit maag. Namun hingga kini belum ditemukan adanya korelasi antara paparan antimony dan penyakit kanker atau kegagalan reproduksi.
Efek Cemaran Antimony Trhadap Tanah dan Perairan
Dalam keadaan normal, biasanya antimony dapat ditemukan dalam jumlah yang sangat kecil di tanah, air dan udara. Namun cemaran senyawa antimony yang di atas ambang aman dapat membahayakan tanah dan perairan. Beberapa senyawa antimony bisa larut ataupun terbawa dalam air, sehingga pencemaran di tanah juga membawa efek pada pencemaran perairan. Beberapa uji laboratorium terhadap tikus, kelinci, dan marmut yang dilakukan oleh beberapa institusi telah menunjukkan bahwa tingkat paparan antimony yang relatif tinggi di tanah dan perairan dapat membunuh hewan kecil. Tikus mungkin mengalami kerusakan paru-paru, jantung, hati, dan ginjal ; paparan yang lebih besar menyebabkan kematian terhadap hewan tersebut.
Hewan yang bernapas dalam udara yang tercemar antimony tingkat rendah tingkat rendah dalam waktu yang lama akan mengalami iritasi mata, rambut rontok dan kerusakan paru-paru. Anjing mengalami masalah jantung saat terpapar cemaran antimony dalam tingkat yang rendah. Hewan yang bernafas selama beberapa bulan dalam udara yang tercemar antimony tingkat rendah dapat mengalami masalah kesuburan.
Potensi Ekonomi Penambangan Antimony
Antimon adalah logam penting dalam perekonomian dunia. Saat ini Cina masih menjadi produsen terbesar antimon dan senyawanya. Ketersediaan mineral metalloid ini sangat besar di Indonesia, dengan potensi ekonomi yang sangat menarik jika dieksploitasi. Beberapa bukti menunjukkan bahwa pada saat masih dijajah Belanda, produksi antimony telah dilakukan di beberapa tempat di Indonesia, khususnya di pulau Jawa. Namun saat ini belum ada bukti adanya produksi antimony, baik yang dilakukan swasta, maupun badan usaha pemerintah.
            Di dunia ini terdapat banyak unsur logam baik alami yang ada di alam ataupun buatan. Unsur logam alami salah satunya adalah antimon yang saat ini masih banyak di gunakan. Walaupun memiliki manfaat yang besar hingga mampu meringankan suatu pekerjaan manusia juga memiliki dampak yang negatif dari yang berdampak ringan hingga toksik yang menyebabkan kematian.

            Saya menyadari paper ini belum seluruhnya sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat konstruktif untuk kesempurnaan paper ini.


Synthesis and Characterization of Antimony Carboxylates Journal
Cheng, X., Shi, H., Adam, CD., dan Ma, Y. 2010. Assesment of metal contamination leaching out from recycling plastik bottles upon treatments. Environ. Sci. Pollut. Res. Int. 17 (7): 1323-1330
Gebel, T. 1997. Arsenic and antimony: comparative approach on mechanistic toxicology. Chem. Biol. Interact. 107 (3), 131-144.
Shotyk, W., Krachler, M., Chen, B. 2006 Contamination of Canadian and European bottled water with antimony from PET containers. J. Environ. Monit. 8 (2), 288-292.
Shotyk, W., Rachler, M. 2007. Contamination of bottled waters with antimony leaching from polyethylene terephthalat (PET) increases upon storage. Environ. Sci. Technol. 41, 1560-1563.
Thielle, UK. 2004. Quo vadis polyester catalyst? Chem. Fibres Int. 54, 162-163.
Westerhoff, Paul dkk. 2007. Antimony leacing from polyethylenen terephthalat plastic used for bottled drinking water.
Ariens,E.J., Mutschler,E., Simonis,A.M., 1985,Toksikologi Umum, Pengantar,     Wattimena,Y.R.(terj.), Gadjah Mada University Press,Yogyakarta.
Ling, L.J., 2000, Toxikology Secrets, Hanley & Belfus, Inc. Philadelphia
Loomis, T.A., 1978, Toksikologi Dasar, Donatus, A. (terj.) IKIP Semarang Press, Semarang
Lu,  F.C.,  1995,  Toksikologi  Dasar,  Asas,  Organ  Sasaran,  dan  Penilaian Resiko,  Nugroho,  E.  (terj.), UI Press, Jakarta






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PREMEDIKASI DAN ANESTESI VETERINER

RINGKASAN Premedikasi adalah pemberian obat-obatan sebelum tindakan anestesi umum dengan tujuan utama menenangkan pasien, menghasi...