PENYAKIT PADA SISTEM PERKENCINGAN
1. Sejarah
Penyakit
Pada pemeriksaan klinik, sejarah
penyakit pada sistem perkencingan
ada beberapa hal yang perlu di ketahui yaitu:
A. Konsusmsi
air
Hewan yang normal biasanya memerluka
n air yang secukupnya dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi pada hewan yang sakit, misalnya pada penyakit ginjal, diare, muntah, pemberian obat diuretic, suhu temperatur yang tinggi akan menyebabkan konsusmsi air menjadi meningkat. Konsusmsi air yang sedikit dapat menyebabkan dehidrasi dan pada kasus obstruksi pada system perkencingan (pelvis, ureter, vesiva urinaria dan urethra).Dalam Pemeriksaan ini hal yang biasa ditanyakan pada klien adalah:” apakah hewan minum air lebih banyak atau sedikit dari biasanya?”.
n air yang secukupnya dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi pada hewan yang sakit, misalnya pada penyakit ginjal, diare, muntah, pemberian obat diuretic, suhu temperatur yang tinggi akan menyebabkan konsusmsi air menjadi meningkat. Konsusmsi air yang sedikit dapat menyebabkan dehidrasi dan pada kasus obstruksi pada system perkencingan (pelvis, ureter, vesiva urinaria dan urethra).Dalam Pemeriksaan ini hal yang biasa ditanyakan pada klien adalah:” apakah hewan minum air lebih banyak atau sedikit dari biasanya?”.
B. Ouput
Urine
Polydipsia tetapi mikrutrisi normal, terjadi akibat kehilangan cairan pada
sistem pencernaan dan pernapasan. Output urin meningkat dan
polydipsia pada umumnya
terjadi karena kehilangan cairan pada sistem pencernaan dan pernapasan. Hewan yang sering kencing
pada malam hari sering
dicurigai menderita polyuria
dan polydipsia.
C. Frekuensi
Kencing
Kencing yang tidak teratur akan menimbukan rasa nyeri
atau kesakitan saat kencing karena gangguan vesica urinaria dan urethra. Kencing yang dalam jumlah
yang sedikit disebabkan karena
konsusmsi air yang sedikit atau obstruksi partial pada urethra dan vesica
urinaria. Sedangkan jika tidak kencing itu disebabkan karena obstruksi total.
2. Pemeriksaan
fisik Sistem Perkencingan
Dalam melakukan pemeriksaan fisik pada sistem
perkencingan, ada beberapa cara yang biasa digunakan yaitu:
A. Inspeksi
adalah proses pemeriksaan dengan metode pengamatan atau observasi untuk mendeteksi
masalah kesehatan pasien. Inspeksi
biasanya terbatas pada perkencingan bagian luar (orificium urethra)
B. Palpasi
adalah proses pemeriksaan dengan meraba bagian tubuh
pasien untuk menemukan kelainan yang dialami, seperti adanya perubahan suhu,
perubahan bentuk dan ukuran, adanya rasa nyeri dan perubahan lainnya. Palpasi ginjal biasanya hanya dapat dilakukan pada kucing sedangkan pada anjing
tidak dapat di palpasi kecuali pada ras tertentu seperti ras kecil. Palpasi ginjal dilakukan pada posisi berdiri, rebah
lateral, rebah ventral, tanpa tranquilizer sedative. Dengan palpasi dapat
menentukan ukuran konsistensi, kehalusan
permukaan, serta
bentuk dan ada tidaknya rasa sakit. Ureter biasanya tidak dapat di palpasi dan
vesica urinaria dapat di palpasi pada anjing dan kucing. Palpasinya bisa ke cranial dan ke ventral dan mengalami
distensi bila berisi urine. Kontraksi
mendekati pubis bila isinya sedikit. Palpasi Vesica Urinaria dapat menentukan
posisi konsistensi, distensi,
kekebalan, kalkuli
dan masa yang abnormal. Uretrha pada
anjing betina tidak dapat di palpasi. Orificium urethra luar dapat di inspeksi
dengan bantuan speculum. Pada
anjing jantan dapat dilakukan inspeksi pada orificium urethra dan bisa di
palpasi.
3. Tanda
dan Gejala Klinis
Tanda dan gejala sering ditandai dengan adanya:
Dermatitis kronis, lesi
pada daerah mulut, bau
yang jelek dari daerah mulut, gaya berjalan yang tidak
normal, muntah
dan diare kronis, kencing
berdarah dan kesakitan saat kencing.
4. Pemeriksaan
Laboratorium
Tes fungsi
ginjal: BUN, Kreatinin
serum, kliren keratinin, biasanya terjadi kenaikan
apabila ada gangguan pada sistem perkencingan. Urinalis pada dalam
terdapat eritrosit, leukosit, albumin, sel epitel, Kristal dalam urine dan
pada hewan sehat ( - ) dan kultur hewan
negative bila keadaan hewan sehat.
5. Pemeriksaan
Radiografi
Pemeriksaan radiografi langsung tanpa kontras
dilakukan bila ada kecurigaan ada
obstruksi atau batu pada sistem
perkencingan. Kontras
radiografi (IVP, Urografin) disuntikan
secara intra vena kemudia di foto untuk mengetahui anatomi perkencingan. IVP dapat juga digunakan
untuk mengetahui fungsi ginjal secara semi kuantitatif.
6. Biopsi
Jaringan
Biopsi adalah pengambilan jaringan tubuh
untuk pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan jaringan tersebut bertujuan untuk mendeteksi adanya penyakit atau
mencocokkan jaringan organ
sebelum melakukan transplantasi organ. Biopsi jaringan pada pemeriksaan urin bertujuan untuk mengetahui jenis penyakit yang ditinjau melalui gambaran
histologinya.
7. Endoskopy
Endoskopy
adalah alat yang digunakan dalam pemeriksaan endoskopi. Alat ini berbentuk pipa
kecil panjang yang dapat dimasukkan ke dalam tubuh, misalnya ke lambung, ke
dalam sendi, atau ke rongga tubuh lainnya. Di dalam pipa tersebut terdapat dua
buah serat optik. Satu untuk menghasilkan cahaya agar bagian tubuh di depan
ujung endoskop terlihat jelas, sedangkan serat lainnya berfungsi sebagai
penghantar gambar yang ditangkap oleh kamera. Di samping kedua serat optik
tersebut, terdapat satu buah bagian lagi yang bisa digunakan sebagai saluran
untuk pemberian obat dan untuk memasukkan atau menghisap cairan. Selain itu,
bagian tersebut juga dapat dipasangi alat-alat medis seperti gunting kecil,
sikat kecil, dan lain-lain. Endoskopy biasanya digunakan
bersama layar monitor sehingga gambaran organ yang diperiksa tidak hanya
dilihat sendiri oleh operator, tetapi juga oleh orang lain di sekitarnya.
Gambar yang diperoleh selama pemeriksaan biasanya direkam untuk dokumentasi
atau evaluasi. Endoskopy
tidak hanya berfungsi sebagai alat periksa tetapi juga untuk melakukan tindakan
medis seperti pengangkatan polip, penjahitan, dan lain-lain. Selain itu,
endoskopi juga dapat digunakan untuk mengambil sampel jaringan jika dicurigai
jaringan tersebut terkena gannguan dan lainya.
8. Pemeriksaan MRI
Merupakan salah satu bentuk pemeriksaan
radiologi yang menggunakan prinsip magnetisasi. Medan magnet digunakan untuk
proses magnetisasi komponen ion hidrogen dari kandungan air di tubuh. MRI dapat
menggambarkan dengan sangat jelas dan kontras berbagai bagian organ tubuh.
Magnetic Resonance Imaging (MRI) bertujuan untuk memeriksa dan menghasilkan gambar organ,
jaringan, dan sistem rangka dengan resolusi tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar