Sabtu, 06 Mei 2017

diphenhydramin



FARMAKOLOGI VETERINER II
OBAT ANTI HISTAMINE
diphenhydramin

KATA PENGANTAR
            Puji syukur saya haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan karunia rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah “Obat Anti Histamine Diphenhydramin” ini dapat diselesaikan tepat waktu.
            Ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi – tingginya saya sampaikan kepada dosen pendamping Farmakologi Veteriner II Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana yang telah memberikan banyak bimbingan dan arahan kepada saya dalam menyusun makalah ini. Tidak lupa penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada saya.
            Saya menyadari bahwa tulisan ini masih banyak kekurangan baik dari segi materi, ilustrasi, contoh, maupun sistematika penulisan. Oleh karena itu, saran dan kritik dari para pembaca yang bersifat membangun sangat saya harapkan. Besar harapan saya karya tulis ini dapat bermanfaat baik bagi pembaca pada umumnya terutama bagi dunia kedokteran hewan di Indonesia.

Denpasar,     Maret 2017

            Penulis            







DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................................................. ........i
Kata Pengantar................................................................................................. .......ii
Daftar Isi.......................................................................................................... ......iii




            Di zaman yang serba modern ini. Banyak orang-orang menggunakan obat tanpa memperhatikan fungsi, dosis, serta efek samping dari obat yang mereka konsumsi.
            Antihistamin adalah obat atau komponen obat yang berfungsi untuk menghalangi kerja zat histamin dan dipakai khususnya untuk mengobati alergi. Pada tahun 1937-1972, beratus-ratus anti histamine ditemukan yang sebagian digunakan untuk terapi, tetapi tidak memiliki efek yang cukup banyak. Anti histamine misalnya antergan, neoantergan, dipenhydramine dan tripelenamin. Anti histamine tersebut digolongkan ke dalam antihistamine penghambat reseptor H1 (AH1).
Setelah tahun 1972 ditemukan kelompok anti histamine H2 (AH2) baru yaitu burimamid, metiamid dan simetidine. Sedangkan anti histamine golongan ketiga, H3 (AH3) sampai sekarang belum digunakan untuk pengobatan, masih dalam penelitian lebih lanjut dan kemungkinan berguna dalam pengaturan sistem kardiovaskular, pengobatan alergi, dan kelainan mental.
Antihistamin biasanya digunakan untuk mengobati rhinitis, alergi musiman, reaksi alergi akibat sengatan serangga, pruritus dengan gejala gatal, dan urtikaria atau biduran, alergi mata, dan alergi makanan. Selain itu, antihistamin juga bisa digunakan sebagai obat darurat untuk mengatasi anafilaksis (anafilaktik) atau reaksi alergi yang tergolong berat dan mematikan. Tidak hanya alergi, antihistamin juga kerap digunakan untuk mengatasi gejala mual atau muntah yang biasanya diakibatkan oleh mabuk kendaraan.




             

            Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka muncullah rumusan masalah antara lain :
1.                   Apa pengertian Anti Histamine ?
2.                   Apa saja golongan – golongan Anti Histamine ?
3.                   Apa itu obat Diphenydramine?

            Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1.                  Menambah pengetahuan pembaca khususnya tentang Anti Histamine.
2.                  Lebih mengetahui apa saja golongan – golongan Anti Histamine.
3.                  Dapat menambah wawasan tentang apa itu Anti Histamine khususnya Diphenhydramine.

1.                  Hasil tugas kami dapat dimanfaatkan oleh kalangan mahasiswa Universitas Udayana khususnya Kedokteran Hewan.
2.                  Hasil tugas ini dapat menjadi arsip yang dapat membantu untuk mengerjakan tugas yang berhubungan dengan farmakologi.
          

            Antihistamin adalah obat atau komponen obat yang berfungsi untuk menghalangi kerja zat histamin dan dipakai khususnya untuk mengobati alergi. Pada tahun 1937-1972, beratus-ratus anti histamine ditemukan yang sebagian digunakan untuk terapi, tetapi tidak memiliki efek yang cukup banyak.
Antihistamin biasanya digunakan untuk mengobati rhinitis, alergi musiman, reaksi alergi akibat sengatan serangga, pruritus dengan gejala gatal, dan urtikaria atau biduran, alergi mata, dan alergi makanan. Selain itu, antihistamin juga bisa digunakan sebagai obat darurat untuk mengatasi anafilaksis (anafilaktik) atau reaksi alergi yang tergolong berat dan mematikan. Tidak hanya alergi, antihistamin juga kerap digunakan untuk mengatasi gejala mual atau muntah yang biasanya diakibatkan oleh mabuk kendaraan.
2.2       Golongan – golongan Obat Anti Histamin
            Sewaktu diketahui bahwa histamine banyak mempengaruhi proses fisiologik dan proses patologik, maka dicarikan obat yang dapat mengantagonis efek dari histamine. Epinefrin merupakan antagonis fisiologik pertama yang digunakan. Anti histamine digolongkan menjadi 3 berdasarkan reseptornya. yaitu :
1.      Antagonis Reseptor H1 (AH1)
Farmako dinamik AH1 yaitu menghambat efek histamine pada pembuluh darah, bronkus dan bermacam-macam otot polos. Selain itu AH1 bermanfaat untuk mengobati reaksi hipersensitivitas atau keadaan lain yang disertai pelepasan histamine endogen yang berleihan.
Farmako kinetik setelah pemberian obat, AH1 diapsorbsi secara baik. Efeknya timbul 15-30 menit setelah pemberian oral dan maksimal setelah 1-2 jam. Lama kerja AH1 generasi 1 (tabel 1) setelah pemberian dosis tunggal umumnya 4-6 jam, sedangkan beberapa derivatpiperizin seperti meklizin dan hidroksizin memiliki masa kerja yang lebih panjang, seperti juga umumnya anti histamine generasi 2 (tabel 2).
Efek samping yang sering dirasakan adalah mengantuk, nafsu makan berkurang, mual, muntah, keluhan pada epigastrium dan konstipasi.
2.      Antagonis Reseptor H2 (AH2)
AH2 bekerja menghambat sekresi asam lambung. AH2 yang pertama kali ditemukan adalah burimamid dan metiamid, namun karena bersifat toksik tidak digunakan. AH2 yang dapat digunakan adalah simetidin, ranitidin, femotidin dan nizatidin.
Farmako dinamik AH2 mampu menghambat sekresi asam lambung yang berlebihan sehingga sering digunakan untuk mengobati sakit magh.
Setelah obat masuk selanjutnya akan diabsorbsi dengan cepat setelah pemberian oral, dengan konsentrasi puncak serum dicapai dalam 1 sampai 3 jam. Sejumlah kecil obat (dari <10% hingga 35%) mengalami metabolisme di hati. Baik produk yang dimetabolisme maupun yang tidak dimetabolisme akan diekskresikan oleh ginjal dengan cara filtrasi dan sekresi tubular renal.
Secara kesulurahan, insidensi reaksi merugikan yang timbul akibat pemakaian antagonis reseptor-H2 adalah rendah (<3%). Efek samping yang terjadi umumnya ringan, meliputi diare, sakit kepala, mengantuk, kelelahan, nyeri otot, dan konstipasi. Efek samping lain yaitu ginekomastia pada pria dan galaktorea pada wanita dapat muncul akibat ikatan cimetidine pada reseptor androgen dan penghambatan hidroksilasi estradiol yang dikatalisasi oleh sitokrom P450.Efek samping antagonis H2 secara umum antara lain : diare, nyeri otot dan kegelisahan.
3.      Antagonis Reseptor H3 dan H4
Obat ini baru dalam tahap eksperimental dan belum memiliki penggunaan klinis, meskipun sejumlah obat ini sedang dalam percobaan manusia. H3-antagonis memiliki stimulan dan efek nootropic, dan sedang diselidiki untuk pengobatan kondisi seperti ADHD, penyakit Alzheimer, dan skizofrenia, sedangkan H4-antagonis tampaknya memiliki peran imunomodulator dan sedang diteliti sebagai obat anti-inflamasi dan analgesik .

H3-receptor antagonists
  • A-349,821
  • ABT-239
  • Ciproxifan
  • Clobenpropit
  • Conessine
  • Thioperamide
H4-receptor antagonists
  • Thioperamide
  • JNJ 7777120
  • VUF-6002
Lainnya
  • Atipical antihistamin Obat ini menghambat aktivitas enzimatik dekarboksilase histidin:
  • tritoqualine
  • catechin
Anti histamine berdasarkan struktur kimia digolongkan menjadi 8, yaitu :
1. Derivat Etanolamin
a. Difendihidramin memunyai daya anti kolinergis dan sedatif yang kuat juga bersifat spasmolitis, antiemetis dan antivertigo(antipusing).
a.a. orfenadrin memiliki daya antikolenergis dan sedtif yang ringan.
a.b. dimenhidrinat digunakan untuk mabuk jalan dan muntah karena hamil.
a.c. klorfenoksamin sebagai obat tambahan pada terapi penyakit parkinson.
b. klemastin memiliki efek antihistamin yang amat kuat mulai bekerja nya cepat (beberapa menit dan bertahan lebih dari 10 jam).
2. Derivat Etilendiamin
a. Antazolin efek antihistaminnya tidak terlalu kuat tetapi tidak merangsang selaput lendir sehingga cocok digunakan pada pengobatan gejala-gejala alergis pada mata dan hidung.
a.a tripelenamin
digunakan sebagai krem pada gatal-gatal pada alergi terhadap sinar matahari, sengatan serangga dan lain-lain.
a.b Mepirin
derivat metoksi dari tripilennamin yang digunakan dalam kombinasi dengan feneramin dan fenilpropanolamin terhadap hypiper.
a.c Klemizol
adalah derivat –klor yang hanya digunakan pada salep atau suppositoria antiwasir.
3. Derivat Provilamin
a. Feniramin
Memiliki daya kerja antihistamin dan meredakan efek batuk yang cukup baik.
a.a Klorfeneramin
adalah derivat klor dengan daya kerja 10x lebih kuat dan dengan derajat toksisitas yang sama.
a.b Deksklorfeneramin
Adalah bentuk dekltronya 2x lebih kuat dari pada bentuk trasemisnya.
a.c Tripolidin
Adalah derivat dengan rantai sisi pirolidin yang daya kerjanya agak kuat. Mulai kerjanya pesat dan bertahan lama sampai 24jam (tablet retard).
4. Derivat Piperazin
a. Siklizin
Mulai kerja cepat dan bertahan 4-6 jam. Digunakan sebagai obat antiemetik dan pencegah mabuk jalan.
a.a Homoklorsiklizin
Adalah derivat klor yang bersifat antiserotonin dan digunakan pada pruritus allerigika (gatal-gatal).
b. Sinarizin
Berkhasiat antipusing dan antiemetis dan sering kali digunakan sebagai obat vertigo, telinga berdesing dan pada mabuk jalan. Mulai kerjanya agak cepat, bertahan selama 6-8 jam dengan efek sedatif ringan.
b.a Flunarizin
sebagai antagonis –kalsium, sifat vasorelaksasinya kuat. Digunakn terhadap vertigo dan sebagai obat pencegah migrain.
c. Oksatomida
Memiliki daya kerja antihistamin, antiserotonin, antileokotrien. Memiliki efek menstabilisasi mast cells, stimulasi nafsu makan.
d. Hidroksizin
Sebagai sedatif dan anksiolitis, vasmolitis serta antikolinergis. Sangat efektif pada urtikaria dan gatal-gatal.
d.a Cetirizin
Menghambat migrasi dari granulosit euosinofil, yang berperan pada reaksi alergi lambat. Digunakan pada urticaria dan rinitis atau konjungtivis.
5. Derivat Fenotiazin
a. Prometazin
Digunakan pada vertigo dan sebagai sedativum pada batuk dan sukar tidur, terutama untuk anak-anak.
a.a Oksomemazin
Digunakan untuk obat batuk. Daya kerja dan penggunaan sama seperti prometazin.
b. Isotifendil
Bekerja lebih singkat dari prometazin dengan efek sedatif yang lebih ringan.


6. Derivat Trisiklis Lainnya
a. Sifroheptadin
Lama kerjanya 4-6 jam, daya antikolinergisnya ringan. Untuk pasien yang nafsu makan kurang dan kurus.
b. Pizotifen
Berkhasiat antihistamin dan antiseroton. Sebagi stimulan nafsu makan, terapi interval migrain dan obat-obat migrain.
b.a Ketotifen
obat ini digunakan sebagi obat pencegah serangan asam.
b.b Kloratadin
Digunakan pada rhinitis dan konjungtivitis alergis juga pada urtikaria kronis.
c. Azelastin
Berdaya antihistamin, antileukotrien dan antiserotonin juga menstanilisir mast cells.
7. Obat Generasi Kedua
a. Terfenadin
a.a Fexsofenadin
Adalah suatu metabolit aktif dari terfenadin yang tidak perlu aktifasi.
b. Astemizol
Efek sampingnya kurang lebih sama dengan terfenadin.
c. Lefocabastin
Hanya digunakan topikal pada tetes mata dan spray hidung.
c.a Ebastin
sebagi prodrug dalam hati diubah menjadi zat aktif carebastin. Digunakan pada ringitis alergis kronis dengan efektifitas sama seperti astemizol.
8. Lain-lain
a. Mebhidrolin
Digunakan pada pruritus
b. Dimentinden
Digunakan terhadap pruritus.
c. Fortikorsteroid
Mengurangi reaksi alergi. Melewan peradangan dan mengurangi pembentukan mediator-mediator. Secara lokal digunakan pada asma dan hypiper, terhadap radang mata, terhadap gangguan kulit. Secara sistemik digunakan pada anafilaksis, kejang bronchi karena reaksi alergi dan status asthamticus.
d. Natrium kromoglikat
Zat ini bukan merupakn suatu antihistamin tetapi karena khasiat profilaksisnya terhadap hyfever.
d.a Nedokromil
Senyawa kuinolin dengan khsiat sama dengan kromoglikat. Digunakan untuk prevensi serangan asma, juga yang dipropokasi oleh pengeluaran tenaga.
Diphenhydramine adalah obat dengan fungsi untuk menghilangkan rasa gatal dan nyeri sementara yang disebabkan oleh luka bakar/luka potong/luka gores ringan, terbakar sinar matahari, gigitan serangga, iritasi kulit ringan, atau ruam dari poison ivyracun pohon ek, atau poison sumac.
Diphenhydramine termasuk golongan antihistamin. Obat ini bekerja dengan memblok efek bahan kimia tertentu (histamin) penyebab gatal. Produk ini juga mengandung bahan lain (pelindung kulit seperti allantoin, zinc acetate) yang membantu menghilangkan gejala seperti kulit kering, basah, atau bernanah.
Tergantung merek dan bentuk produk diphenhydramine yang Anda gunakan, informasi kemasan dapat menyatakan bahwa obat ini tidak dianjurkan untuk anak kurang dari 2, 6, atau 12 tahun kecuali bila diberikan oleh dokter.
Diphenhydramine memunyai daya anti kolinergis dan sedatif yang kuat juga bersifat spasmolitis, antiemetis dan antivertigo(antipusing).
Ø  Orfenadrin memiliki daya antikolenergis dan sedtif yang ringan.
Ø  Dimenhidrinat digunakan untuk mabuk jalan dan muntah karena hamil.
Ø  Klorfenoksamin sebagai obat tambahan pada terapi penyakit parkinson.
Diphenhydramine : Benadryl Di samping daya antikolinergik dan sedative yang kuat, antihistamin ini juga bersifat spasmolitik, anti-emetik dan antivertigo (pusing-pusing). Berguna sebagai obat tambahan pada Penyakit Parkinson, juga digunakan sebagai obat anti-gatal pada urticaria akibat alergi.
Diphenhydramin merupakan generasi pertama obat antihistamin. Dalam proses terapi diphenhydramin termasuk kategori antidot, reaksi hipersensitivitas, antihistamin dan sedatif.  Memiliki sinonim Diphenhydramine HCl dan digunakan untuk mengatasi gejala alergi pernapasan dan alergi kulit, memberi efek mengantuk bagi orang yang sulit tidur, mencegah mabuk perjalanan dan sebagai antitusif, anti mual dan anestesi topikal.
Diphenhydramine merupakan amine stabil dan cepat diserap pada pemberian secara oral, dengan konsentrasi darah puncak terjadi pada 2-4 jam. Di dalam tubuh dapat terdistribusi meluas dan dapat dengan segera memasuki system pusat saraf, sehingga dapat menimbulkan efek sedasi dengan onset maksimum 1-3 jam. Diphenhydramine memiliki waktu kerja/durasi selama 4-7 jam. Obat tersebut memiliki waktu paruh eliminasi 2-8 jam dan 13,5 jam pada pasien geriatri. Bioavailabilitas pada pemakaian oral mencapai 40%-60% dan sekitar 78% terikat pada protein. Sebagian besar obat ini dimetabolisme dalam hati dan mengalami first-pass efect, namun beberapa dimetabolisme dalam paru-paru dan system ginjal, kemudian diekskresikan lewat urin.
Difenhidramin ini memblokir aksi histamin, yaitu suatu zat dalam tubuh yang menyebabkan gejala alergi. Difenhidramin menghambat pelepasan histamin (H1) dan asetilkolin (menghilangkan ingus saat flu). Hal ini memberi efek seperti peningkatan kontraksi otot polos vaskular, sehingga mengurangi kemerahan, hipertermia dan edema yang aterjadi selama reaksi peradangan. Difenhidramin menghalangi reseptor H1 pada perifer nociceptors sehingga mengurangi sensitisasi dan akibatnya dapat mengurangi gatal yang berhubungan dengan reaksi alergi. Memberikan respon yang menyebabkan efek fisiologis primer atau sekunder atau kedua-duanya. Efek primer untuk mengatasi gejala-gejala alergi dan penekanan susunan saraf pusat (efek sekunder).
Diphenhydramine HCl bekerja menghambat histamine pada reseptor H1. Juga bekerja sebagai sedative, antitusif, dan antiemesis. Kebanyakan sebagai pencegahan reaksi alergi. Sebagai sedativa berefek sebagai antimuskarinis (atropine-like effect). Metabolismenya terjadi di hepar dan kemudian akan diekskresikan lewat urin. Efek penggunaannya meliputi depresi SPP berupa letargi/somnolen, mulut kering, retensi urin, performa kerja terganggu, diare, vomitus, dan anoreksia (Plumb, 1999). Diphenhidramine HCL lebih poten daripada antazoline, onset kerja cepat, dan durasi aksinya lebih lama. Dosis pada hewan kecil adalah 1 mg/kg dan hewan besa 0,25-0,5 mg/kg. Babi (50 kg BB) 1,25 ml, Anjing (5 kg BB) 0,25 ml, Kucing (2 kg BB) 0,1 ml.
            Diphenhydramine adalah obat dengan fungsi untuk menghilangkan rasa gatal dan nyeri sementara yang disebabkan oleh luka bakar/luka potong/luka gores ringan, terbakar sinar matahari, gigitan serangga, iritasi kulit ringan, atau ruam dari poison ivy, racun pohon ek, atau poison sumac.

            Saya menyadari paper ini belum seluruhnya sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat konstruktif untuk kesempurnaan paper ini.

Drs.Tan Hoan Tjay dan Drs.Kirana Rahardja ” Obat-obat Penting” PT.Gramedia Jakarta Tahun 2008.
F.K.U.I. “ Farmakologi dan Terapi edisi III” Jakarta Tahun 1987.
Siswandono dan Bambang Soekarjo “Kimia Medisinal” Penerbit Airlangga Surabaya Tahun 2000.
Dewoto, H. R. (2009). Histamin dan Anti Alergi. Dalam Buku: Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Editor Sulistia Gan Gunawan. Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Mutschler, E, (1991). Dinamika Obat Farmakologi dan Toksikologi. Bandung: Penerbit ITB
Sahat, S. (2007). Mekanisme Antihistamin Pada Pengobatan Penyakit Alergik: Blokade Reseptor Penghambatan Aktivasi Reseptor. Surabaya: FK Unair
Tjay, T. H dan Kirana R. (2007). Obat-Obat Penting Penggunaan dan efek-efek sampingnya Edisi V. Jakarta: PT Alex Medika Komputindo
Diphenhydramine Hydrochloride Injection, USP : https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2013/091526lbl.pdf

Pengembangan Metode Analisis Dextromethorphan HBr dan Diphenhydramine HCl dalam Sediaan Obat Batuk Cair Menggunakan Ultra Perfomance Liquid Chromatograph (UPLC)

Formulation and Evaluation of Diphenhydramine Hcl Rapid  Release Gelcaps 25 Mg : http://www.thepharmajournal.com/archives/2013/vol2issue3/PartA/2.pdf






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PREMEDIKASI DAN ANESTESI VETERINER

RINGKASAN Premedikasi adalah pemberian obat-obatan sebelum tindakan anestesi umum dengan tujuan utama menenangkan pasien, menghasi...