Fowl
cholera adalah penyakit bakteri yang menyebabkan kerugian ekonomi yang tinggi
pada produktivitas unggas yang menyebabkan angka kematian 1,8-21% dan penurunan
produksi telur sebesar 15-20%. Pertama kali dilaporkan terjadi di negara-negara
di Eropa pada tahun 1728 dan di Amerika Serikat pada tahun 1867. Tingkat
kematian itik karena kholera di daerah Jawa Barat dan Jakarta sekitar 30 – 50% .
Fowl
cholera disebebkan oleh bakteri Pasteurella
multocida:
¡ Gram negatif,
¡ Non-motil,
¡ Tidak membentuk spora,
¡ Bentuk batang atau cocoid, non-motil,
¡ Fakultatif anaerob
¡ Dapat menghemolisa sel darah merah.
¡ Memiliki kapsul yang menentukan tingkat virulensi dan
ketahanannya terhadap obat.
Gejala Klinis kolera ungas
tergantung dari tingkat kejadian :
1. Perakut
Umumnya gejala awal tidak teramati dan
terjadi kematian mendadak pada ungags , kematian diduga akibat “shocksyndrome”
yang ditimbulkan oleh endotoksin.
2. Akut
Gejala yang muncul berupa diare kehijauan
dan berbau busuk , ungags leus , bulu berdiri , anoreksia , tampak ada cairan
keluar dari mulut.
3. Kronis
Gejala yang teramati pada tingkat kronis
adalah pembengkakan pada salah satu atau kedua pial , persendian kaki ,
persendian sayap atau telapak kaki.
Bakteri
P. multocida akan memasuki pembuluh darah dan melalui sistem sirkulasi
akan menyebar ke hati, limpa, paru, jantung, usus, dan jengger/pial serta
seluruh tubuh.
PA
dan HP
Tindakan
promotif yang dapat dilakukan adalah Meningkatkan daya tahan tubuh ternak
melalui ransum berkualitas dan lingkungan yang nyaman bagi ayam.
Mengurangi populasi bibit penyakit di sekitar ayam,
Dalam
mengurangi bibit penyakit yang ada di sekitar ayam maka langkah yang dapat
ditempuh adalah dengan istirahat kandang, sanitasi dan desinfeksi kandang
beserta peralatannya.
Mencegah kontak antara bibit penyakit dengan ayam
Langkah
pencegahan tersebut dengan cara :
¡ Mengatur
lalu lintas karyawan, pekerja, tamu, kendaraan, hewan piaraan maupun hewan liar
yang bisa menjadi sumber penularan.
¡ Pemeriksaan
sumber-sumber air minum.
¡ Penyimpanan
pakan dan transportasi ransum harus benar.
¡ Pemberantasan
vektor pembawa penyakit seperti tikus dan lalat dengan menggunakan insektisida.
Meningkatkan daya tahan tubuh ayam
Daya
tahan tubuh ayam akan menjadi lebih baik pada lingkungan dengan kadar amonia
rendah, tidak berdebu, cukup oksigen, temperatur dan kelembaban sesuai serta
tidak over crowded (kepadatan berlebih).
Pengobatan:
Sulfonamide dan antibiotik lainnya (sulfa drugs). Pada bebek: injeksi
streptomicin dan dihydrostreptomycin. Namun butuh diingat bahwa pengobatan
tidak bisa menghilangkan P.multocida dari kawanan unggas. Jika tidak
mati, maka unggas yang tidak menunjukkan gejala lagi tetap menjadi karier
sehingga jika pengobatan dihentikan, kematian tetap dapat terjadi. Sehingga
butuh dilakukan depopulasi, pembersihan dan desinfeksi bangunan dan alat-alat.
Dan disterilkan selama beberapa minggu sebelum ditempati kawanan ternak baru.
1. Pemberian Suplemen
¨ Untuk mengganti sel-sel yang rusak dan membuat sel
sehat kembali. Suplemen antara lain asam amino, vitamin dan mineral.
¨ Vit b-1 : koenzim dalam proses metabolism energy.
Defisiensi vitamin ini menyebabkan proses metabolisme tidak sempurna, gg syaraf
dan hambatan pertumbuhan.
¨ Vit b-2 dan b-6 : berperan dalam system enzim yang
berkaitan dengan metabolism energy dan protein.
¨ Biotin: proses karboksilasi, glukoneogenesis, dan
sintesis protein, pertumbuhan dan perawatan jaringan epidermal dan reproduksi,
koenzim dalam metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.
¨ Niacin : proses oksidasi dan metabolisme zat nutrisi
untuk menghasillkan energy.
¨ Mineral: selenium (Se): calcium, phosphor, zinc,
natrium. (Se) mineral esensial dapat bekerja secara bersama vit E sebagai
antioksidan untuk menetralisir radikal bebas.
¨ Prosedur
pemberian dapat dicampur dalam pakan (premix vitamin dan asam amino) dan
melalui air minum. Pemberian disesuiakan sampai ayam kembali normal pada masa
pertumbuhannya.
2. Perbaikan Pakan Dan Kandang
:
¨ Perbaikan pakan melalui ransum berkualitas dan lingkungan kandang agar kebutuhan oksigen
terpenuhi. Kandang dengan kadar ammonia rendah, tidak berdebu, suhu dan
kelembapan sesuai, kepadatan tidak berlebih, dan ventilasi yang cukup.
DAFTAR
PUSTAKA
Christensen J.P. and M. Bisgaard. 2000.”Fowl
Cholera”. Royal Veterinary and Agricultural University Denmark
Deka, P dkk. 2017.”Capsular typing and virulence gene profiling of Pasteurella multocida
isolated from chickens”. Assam Agricultural University
Ghaly, Samar dkk.2017.”Pathological and Immunohistochemical Study of
P. Multocida Capsular Type A In Tissues of Chickens and Ducks Infected
With Fowl Choler”a. Mansoura University
Jabbari, Ahmad Reza dkk. 2015.”Distribution of virulence adhesin associated
genes and antimicrobial susceptibility in Pasteurella multocida from ovine pasteurellosis in Iran”. Islamic Azad University, Bangladesh
Lekko, Yusuf
Madaki dkk.2017.”Hematology
of Layers Chickens Vaccinated
with Fowl Cholera Vaccine and Experimentally Inoculated with Virulent Pasteurella Multocida Serotypes in
Zaria, Nigeria”. Maidugury University Nigeria
Winarsih, Wiwin.1999. “Gejala Klinis,
Patologi Anatomi dan Histopatologik Organ Paru-paru dan Kantung Hawa dari Ayam
Petelur yang Diinfeksi P. Multocida”.
Institut Pertanian Bogor, Bogor
Winarsih, Wiwin dkk.1997. “Kasus Kolera
pada Itik”. Institut Pertanian Bogor,
Bogor
Rahman, MK dkk. 2004.”Efficacy of
Formaline Killed Fowl Cholera Vaccine in Experimentally Immunized Fayoumi
Chickens”. Bangladesh Agricultural University, Bangladesh
Zainuddin.2014.”Studi Kasus Kolera Unggas
Ayam Broiler Pada Usaha Ternak Masyarakat di Banda Aceh Secara Patologi”.
Universitas Syiah Kuala, Aceh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar