Senin, 05 Maret 2018

EKOLOGI KERUSAKAN PANGAN OLEH MIKROORGANISME



EKOLOGI KERUSAKAN PANGAN OLEH MIKROORGANISME
1.1  PENDAHULUAN
Kebanyakan bahan pangan dicemari oleh mikroorganisme terutama dari lingkungan sekitarnya seperti air, udara, tanah, debu, kotoran ataupun bahan organik yang busuk. Hanya sebagian dari berbagai pencemar yang berperan sebagai pencemar awal. Populasi mikroorganisme yang berada pada suatu bahan pangan, umumnya bersifat sangat spesifik dan tergantung pada jenis bahan pangan dan kondisi tertentu dari penyimpanannya. Contohnya air susu segar dirusak oleh bakteri asam laktat, produk biji-bijian dirusak oleh kapang, saribuah dirusak oleh khamir, dan lain sebagainya.
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme dalam bahan pangan dapat bersifat fisik,kimia,biologis. Menurut Mossel faktor tersebut :
1.      Instrinsik (sifat dari bahan pangan itu sendiri), Pengolahan   (perubahan mikroflora awal akibat dari cara pengolahan bahan pangan),
2.      Ekstrinsik (kondisi lingkungan penanganan dan penyimpanan bahan pangan),
3.      Implisit (sifat dari organisme itu sendiri).
1.1.1        Faktor-faktor Intrinsik pada Kerusakan Bahan Pangan
Aktivitas Air (Water Activity) Suatu Bahan Pangan : Bahan pangan dengan kadar air yang tinggi dapat ditumbuhi oleh semua mikroorganisme, karena bakteri tumbuh lebih cepat dari kapang dan khamir maka kerusakan akibat bakteri lebih banyak dijumpai. Bahan pangan kering dirusak oleh kapang dan khamir. Bahan pangan dengan kadar gula tinggi seperti madu dan selai dirusak oleh jenis khamir seperti Saccharomyces rouxii dan Sahizosaccharomyces  octosporus. Bahan pangan kadar garam tinggi dirusak oleh jenis khamir Debaryomyces dan bakteri tipe nalofilik.
Nilai pH dari Bahan Pangan : Nilai pH umumnya berkisar 3,0-8,0. Kebanyakan tumbuh pada pH 5,0-8,0 sehingga hanya mikroorganisme tertentu yang ditemukan pada bahan pangan dengan pH rendah. Bakteri tidak tahan asam, kebanyakan proteotelik, merupakan bakteri gram negatif dan berbentuk batang. Bakteri yang tahan asam, golongan Lactobacillus dan Streptococcus termasuk yang tahan terhadap asam adalah khamir. Hal yang penting perannya adalah kekuatan buffer bahan pangan. Kapasitas buffer rendah seperti pada kubis memungkinkan untuk mengubahnya manjadi sauerkraut atau pikel dengan fermentasi.
Potensial Redoks yang Terjadi dalam Bahan Pangan : Potensial redoks ini berhubungan dengan Komposisi kimiawi dari bahan pangan dan Tekanan parsial oksigen selama penyimpanan. Kapasitas buffer membatasi pengaruh perubahan tekanan parsial oksigen diluar. Potensial redoks tinggi membantu pertumbuhan jenis mikroorganisme yang bersifat aerobik.
Zat Gizi dari Bahan Pangan : Komposisi kimiawi bahan pangan menentukan banyaknya mikroorganisme yang dominan didalamnya. Hal ini berkaitan dengan jumlah zat gizi yang penting dan tersedia untuk perkembangan mikroorganisme.
Kandungan Karbohidrat dari Bahan Pangan  : Karbohidrat tinggi hanya sedikit mikroorganisme yang ditemukan dalam kontaminasi awal karena disamping diperlukannya kemampuan dari mikroorganisme untuk tetap ada dengan suplai garam dan nitrogen yang minimum, untuk perkembangannya mikroorganisme harus memiliki kemampuan menghasilkan enzim aminofilik (memcah karbohidrat menjadi monosakarida untuk metabolisme).
Kandungan Lemak dari Bahan Pangan : Mikroorganisme pada bahan pangan yang mengandung lemak adalah jenis lipolitik. Kerusakan lemak menghasilkan zat asam lemak bebas dan keton biasanya menghasilkan bau yang tengik.
Kandungan Protein dari Bahan Pangan : Mikroorganisme yang mampu memecah molekul protein adalah mikroorganisme penghasil enzim proteotilik. Umumnya proteotilik berperan pada awal kemudian dikalahkan oleh spesies yang lainnya.
Kandungan Vitamin dari Bahan Pangan : Beberapa mikroorganisme tidak tumbuh optimal, kecuali terdapat kandungan vitamin kelompok B kompleks.
Bahan Antimikroba yang Terdapat Secara Alami dari Bahan Pangan : Bahan antimikroba alami diperoleh dari minyak essensial dan tannin pada bahan pangan tumbuhan, lisozyn dan acidin pada telur.
Struktur Biologis Bahan Pangan : Berfungsi menghambat pertumbuhan mikroorganisme seperti kerabang pada telur dan lain-lain.
1.1.2        Faktor Pengolahan
Jika pemanasan digunakan untuk mengolah bahan pangan, maka kemampuan tahan panas mikroorganisme dapat digunakan untuk menentukan tipe mikroorganisme. Faktor pengolahan lainnya selain pemanasan dapat juga dilakukan secara pengeringan dan pembekuan.
1.1.3        Faktor Ekstrinsik
Dalam keadaan beku, pertumbuhan mikroorganisme akan berhenti dan mati. Jika pada keadaan panas dan lama maka mikroorganisme thermofilik berkembang secara selektif. Bahan pangan yang didinginkan dan diletakkan di udara lembab manimbulkan kondensasi air sehingga bakteri motil dapat berkembang dan menyebar. Pengemasan bahan pangan secara vakum memungkinkan pertumbuhan bakteri anaerobik dan fakultatif anaerobik.
1.1.4        Pengaruh Implisit Sehubungan dengan Kerusakan
Pertumbuhan mikroorganisme dalam keadaan optimal adakalanya beberapa mikroorganisme dapat tumbuh lebih cepat daripada yang lainnya. Parameter yang menandai pertumbuhan mikroorganisme yaitu : Lama fase lag, Laju pertumbuhan eksponensial dan Produksi masa sel total.
Simbiosis dapat terjadi jika pertumbuhan suatu organisme menyebabkan perubahan keadaan yang memungkinkan tumbuhnya organisme lain. Faktor yang berkaitan dengan simbiosis adalah tersedianya zat gizi, perubahan nilai pH, potensial redoks, penghilangan zat antimikroba dan kerusakan struktur biologis.
Antagoneisme dapat terjadi jika pertumbuhan suatu organisme menghasilkan berbagai zat atau mengubah keadaan sehingga menghambat dan terhenti pertumbuhannya. Faktor yang berhubungan dengan antagonisme yaitu penggunaan zat gizi, nilai pH, pembentukan zat antimikroba, potensial redoks dan bakteriofage.
1.2  Bentuk Kerusakan Bahan Pangan oleh Mikroorganisme
Dalam perubahannya, mikroorganisme dapat mengakibatkan berbagai pertumbuhan fisik dan kimia. Beberapa bentuk kerusakan yang diakibatkan oleh mikroorganisme antara lain: berjamur, berlendir, pembusukan, perubahan warna, kerusakan fermentatif.
1.3  Faktor yang Mempengaruhi Kehidupan dan Pertumbuhan Mikroorganisme
Kemampuan mikroorganisme untuk tumbuh dan tetap hidup merupakan hal yang penting dalam ekosistem pangan. Beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme meliputi suplai zat gizi, waktu, suhu, air, pH dan tersedianya oksigen, faktor kimia dan radiasi.
Waktu fase pertumbuhan dikenal dengan empat fase. Fase lambat/ fase adaptasi (lag fase) dapat terjadi antara beberapa menit sampai beberapa jam tergantung spesies, umus pada inokulum dan lingkungannya. Lama fase adaptasi dipengaruhi oleh beberapa faktor : Medium dan lingkungan pertumbuhan dan Jumlah inokulum
Melambatnya fase adaptasi karena beberapa faktor yaitu : kultur dipindahkan dari medium yang kaya nutrien ke yang lebih rendah, mutan baru yang sedang beradaptasi dengan lingkungannya, dan kultur dipindahkan dari fase statis ke medium. Ada beberapa fase dalam waktu pertumbuhan mikroorganisme yang meliputi Fase logaritmik (log phase) terjadi setelah beradaptasi terhadap kondisi yang baru . sel tersebut akan tumbuh dan membelah diri secara eksponensial sampai jumlah maksimum yang dibantu oleh kondisi lingkungan yang sesuai. Pada Fase tetap (stationary phase), jumlah populasi sel tetap karena jumlah sel yang tumbuh sama dengan jumlah sel yang mati. Pada fase menurun (decline or death phase) sel yang berada dalam fase tetap  akhirnya akan mati bila tidak dipindahkan dalam media segar lainnya yang dapat disebabkan karena nutrien sudah habis, energi cadangan dalam sel habis, lingkungan dan jenis jasad renik.
Suhu dapat mempengaruhi mikroorganisme dengan dua cara yang berlawanan, yaitu :
1.      Jika suhu naik, kecepatan kecepatan metabolisme naik dan pertumbuhan dipercepat. Hal ini berbanding lurus jika suhu turun.
2.      Jika suhu naik atau turun tingkat pertumbuhan mungkin terhenti komponen sel tidak aktif dan sel dapat mati.
Pada suhu minimum, dibawah suhu ini maka pertumbuhan tidak terjadilagi. Suhu optimum adalah suhu dimana pertumbuhan terjadi paling cepat. Suhu maksimum, diatas suhu ini pertumbuhan tidak mungkin terjadi. Mikroorganisme yang peka terhadap panas hampir semua rusk jika dipanaskan 60oC/10-20mnt. Sedangkan yang tahan terhadap panas akan membutuhkan waktu 10mnt/100oC untuk membunuhnya. Dan thermodurik dibutuhkan suhu >60oC tetapi <100oC selama 10mnt untuk mematikan sel.
Penggolongan makanan berdasarkan pH nya meliputi : Makanan berasam rendah memiliki pH diatas 5,3. Makanan berasam sedang memiliki pH sampai diatas 4,3. Makanan yang asam memiliki pH 4,5 sampai diatas 3,7 dan makanan berasam tinggi memiliki pH 3,7 atau kurang. Kebutuhan mikroorganisme terhadap oksigen dapat dibedakan menjadi : organisme aerobik, anaerobik, anaerobik fakultatif dan mikroaerofilik.
Faktor kimia yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme misalnya adalah antibiotik seperti penicilin, tetracyclline yang berguna untuk membunuh bakteri. Sinar ultraviolet seperti sinar X, dan sinar gamma mudah terserap oleh sel mikroorganisme yang dapat mengganggu metabolisme dan lebih cepat mematikan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PREMEDIKASI DAN ANESTESI VETERINER

RINGKASAN Premedikasi adalah pemberian obat-obatan sebelum tindakan anestesi umum dengan tujuan utama menenangkan pasien, menghasi...