Selasa, 20 Maret 2018

Benang dan Jarum


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
Penjahitan luka diperlukan dalam ilmu bedah karena pembedahan membuat luka sayatan penjahitan yang bertujuan untuk menyatukan kembali jaringan yang terputus serta meningkatkan proses penyambungan dan penyembuhan jaringan serta mencegah luka terbuka terinfeksi mikroorganisme. Material penjahitan berkualitas harus meliputi syarat-syarat tertentu seperti kenyamanan untuk digunakan atau dipegang, penganganan yang cukup pada setiap alat, selalu steril, cukup elastik, tidak terbuat dari bahan reaktif, dan memiliki kekuatan yang cukup untuk penyembuhan luka serta memiliki kemampuan untuk biodegradasi kimia untuk mencegah perusakan dari benda asing.

1.2.  Rumusan Masalah
2.      Apa saja jenis dan ukuran benang operasi?
3.      Apa saja jenis dan ukuran jarum operasi?

1.3. Tujuan Penulisan
2. 1.                   Untuk mengetahui jenis dan ukuran benang operasi
2. 2.                   Untuk mengetahui jenis dan ukuran jarum operasi

1.4. Manfaat Penulisan
2. 1.                   Dapat mengetahui apa saja jenis dan ukuran benang operasi
2. 2.                   Dapat mengetahui apa saja jenis dan ukuran jarum operasi





BAB II
PEMBAHASAN

2.1.  Benang Operasi
Benang operasi (suture) adalah materi berbentuk benang yang berfungsi untuk ligasi (mengikat) pembuluh darah atau aproksimasi (mengikat atau menyatukan jaringan). Tentunya, agar dapat digunakan untuk operasi, dibutuhkan spesifikasi material dari benang bedah tersebut seperti ; steril sewatu digunakan, diketahui kekuatannya untuk memegang jaringan yang sesuai jenis material benang, dikeatahui masa penyerapannya oleh tubuh, simpulnya aman selama proses penyembuhan luka, mudah digunakan untuk segala jenis operasi, dan reaksi/trauma jaringan yang minimal.

2.1.1. Ukuran Benang Operasi
Ukuran benang operasi yang disepati secara internasional adalah sebagai berikut;
1.      Ukuran terbesar adalah 1 dan ukuran terkecil adalah 11 nol atau 12 nol.
2.      Ukuran dimulai dari nomor 1 dan ukuran bertambah besar dengan bertambah 1, sedangkan bila ukurannya bertambah kecil, maka ditambah nol.
3.      Ukuran benang sistem Eropa (metric gauge) adalah metric 0,1 (0,010 – 0,019 mm) hingga metric 10 (1,00 – 1,09)
4.      Ukuran benang sistem Amerika (imperial gauge) adalah ukuran 11 nol (0,010 – 0,019) sampai ukuran 7 (1,00 – 1,09)
5.      Pada kemasan, selain diameter tercantum, panjang benang juga dicantukkam dalam cm.



2.1.2. Jenis Benang Operasi
Jenis benang operasi dibagi menjadi dua berdasarkan sifatnya seperti dapat diabsorpsi tubuh (collagen/catgut crhomic, polyglatin 910/Coated Vicryl, serta Polyglycolic Acid/dexon) dan yang tidak diabsorpsi tubuh (linen, sutera, polypropilen, polyamid/nylon, dan stainless steel). Jika berdasarkan penampang benang, jenis benang operasi dibagi atas :
a.       monofilamen (satu helai) yang terbuat dari satu lembar benang, tidak menyerap cairan dengan kelebihan permukaan benang rata dan halus, sehingga tidak memungkinkan terjadinya nodus infeksi dan tidak menjadi tempat tumbuhnya mikroba. Namun sayangnya, memerlukan penanganan simpul yang khusus karena relatif cukup kaku dan tidak sekuat multifilamen. Contoh catgut, PDS, dan prolene.
b.      Multifilamen yang terbuat dari beberapa filamen atau lembar bahan benang yang dipilih menjadi satu, dengan keuntungan lebih kuat dari monofilamen, lembut, teratur, serta mudah digunakan. Namun kelemahannya dikarenakan adanya rongga, maka dapat menjadi tempat menempelnya mikroba dan sedikit terhambat pada saat melalui jaringan. Contoh vicryl, silk, ethibond.

Berikut adalah penjelasan dari jenis-jenis benang operasi tersebut serta kegunaannya pada saat operasi ;
1.      Seide/silk
Terbuat dari serabut-serabut sutera yang terdiri dari 70% protein dan 30% bahan tambahan berupa perekat. Warnanya hitam dan putih, bersifat tidak licin seperti sutera biasa karena sudah dikombinasi dengan perekat. Tidak diserap tubuh maka untuk penggunaan di bagian luar, benang harus dibuka kembali. Benang ini tersedia dalam berbagai ukuran mulai dari nomor 5 nol hinga nomor 3. Yang paling sering dipakai adalah nomor 2 nol dan 1 nol dan nomor 1. Kegunaan dari benang ini adalah untuk menjahit kulit, mengikat pembuluh arteri (terutama arteri besar), dan sebagai teugel (kendali). Tentunya benang ini harus steril dikarenakan bakteri dapat berlindung dalam jahitan benang (jika tidak steril) sedangkan benangnya tidak dapat diserap tubuh.
2.      Plain catgut
Berasal dari kata cat (kucing) dan gut (usus), benang ini pada jaman dahulu dibuat dari usus kucing, tapi saat ini dibuat dari usus domba atau usus sapi. Bersifat dapat diserap tubuh dalam waktu 7-10 hari, dengan warna putih dan kekuningan. Tersedia dalam berbagai ukuran mulai dari 5 nol hingga nomor 3, dengan ukuran yang sering digunakan nomor 3 nol, 2 nol, 1 nol, nomor 1, dan nomor 2. Kegunaan dari benang ini adalah untuk mengikat sumber perdarahan kecil, menjahit subkutis, dan dapat pula digunakan untuk menjahit kulit terutama untuk daerah longgar seperti perut dan wajah yang jarang digunakan untuk bergerak, serta untuk luka yang luasnya kecil. Plain catgut harus sering disimpul paling sedikit 3 kali, karena dalam tubuh akan mengembang, dan tidak boleh terendam dalam lisol karena akan mengembang dan menjadi lunak sehingga tidak dapat digunakan.
3.      Chromic catgut
Berbeda dengan plain catgut, sebelum benang dipintal ditambahkan krom. Dengan adanya krom ini, maka benang akan menjadi lebih keras dan kuat, serta penyerapannnya lebih lama, yaitu 20-40 hari. Warnanya coklat dan kebiruan. Benang ini tersedia dalam ukuran 3 nol hingga nomor 3. Penggunaannya pada penjahitan luka yang dianggap belum merapat dalam waktu sepuluh hari, untuk menjahit tendo pada penderita yang tidak kooperatif dan bila mobilisasi harus segera dilakukan.
4.      Nilon (Dafilon, monososf, dermalon, ethilon)
Merupakan benang sintetis dalam kemasan atraumatis (benang langsung bersatu dengan jarum jahit) dan terbuat dari nilon, lebih kuat dari seide atau catgut. Tidak diserap tubuh, dan tidak menimbilkan iritasi pada kulit atau jaringan tubuh lainnya. Warnanya biru hitam. Tersedia dalam ukuran 10 nol hingga 1 nol. Penggunannya pada bedah plastik. Untuk ukuran yang lebih besar sering digunakan kulit sedangakan nomor yang kecil sering dipakai pada bedah mata.
5.      Ethibond
Merupakan benang sintetis (terbuat dari polytetra methylene adipate). Tersedia dalam kemasan atraumatis. Bersifat lembut, kuat, reaksi terhadap tubuh minumum, tidak diserap, dan warnanya hijau dan putih. Ukurannya dari 7 nol sampai nomor 2. Penggunaannya pada bedah kardiovaskular dan urologi.
6.      Vitalene/Prolene/surgilen
Merupakan benang sintetis yang terbuat dari polimer profilen. Sangat kuat dan lembut, tidak diserap, warna biru. Tersedia dalam kemasan atraumatis. Ukuran dari 10 nol hingga nomor 1. Digunakan pada bedah mikro, terutama untuk pembuluh darah dan jantung, bedah mata, bedah plastik, serta cocok pula untuk menjahit kulit.
7.      Poli Glicolic Acid (Polisorb, Dexon, Vicryl)
Merupakan benang sintetis dalam kemasan atraumatis. Diserap oleh tubuh, dan tidak menimbulkan reaksi pada jaringan tubuh. Dalam subkutis bertahan selam tiga minggu, dalam otot bertahan selam 3 bulan. Benang ini sangat lembut dan warnanya ungu. Ukuran dari 10 nol hingga nomor 1. Penggunaannya pada bedah mata, orthopedi, urologi dan bedah plastik.
8.      Supramid
Merupakan benang sintetis, dalam kemasan atraumatis. Bersifat kuat, lembut fleksibel, dengan reaksi tubuh minimum dan tidak diserap berwarna hitam putih. Digunakan untuk menjahit kutis dan subkutis.
9.      Linen
Dibuat dengan serat kapas alam dengan jalan pemintalan. Bersifat lembut, cukup kuat dan mudah disimpul, tidak diserap, reaksi tubuh minimum, berwarna putih.Tersedia dalam ukuran 4 nol hingga 1 nol. Digunakan untuk menjahit usus dan kulit, terutama kulit wajah.
10.  Steel Wire
Merupakan benang logam yang terbuat  dari polifilamen baja tahan karat. Sangat kuat, tidak korosif, dan reaksi terhadap tubuh minimum, mudah disimpul dengan warna putih metalik. Terdapat dalam kemasan atraumatis dan kemasan biasa. Ukurannya dari 6 nol hingga nomor 2, dan biasanya digunakan untuk menjahit tendon.

2.2. Jarum Bedah
Jarum bedah disebut juga jarum hetching (suture needles atau surgical needles) digunkana untuk  menjahit luka, umumnya luka operasi dan terbuat dari logam (stainless steel).

Biasanya jarum-jarum bedah dijual tersendiri, terpisah dari benang bedahnya. Tapi sekarang banyak dijual jarum-jarum bedah berikut benangnya dalam satu kemasan. Jarum yang demikian disebut atroumatic needle, karena menimbulkan trauma, sebab benang tersebut langsung dijepit kedalam ujung jarum lainnya.

Untuk pemilihan jarum bedah, harus diperhatikan hal – hal seperti ; jarum yang digunakan dapat berperan aktif dalam penyembuhan luka dan tidak merubah atau merusak jaringan tubuh serta bentuk, ukuran, dan rancangan jarum dipilih yang sesuai dengan prosedur operasi. Untuk struktur jarum bedah itu sendiri, dapat dilihat pada gambar berikut (dengan bagian-bagian yang tertera) ;






 




Gambar 1. Struktur jarum bedah

2.2.1.  Ujung jarum bedah
Setiap jarum, memiliki ujung yang berbeda-beda seperti yang akan dijelaskan berikut ;
1.      Taper. Ujung jarum taper dengan batang bulat atau empat persegi cocok digunakan untuk menjahit daerah aponeurosis, otot, saraf, peritoneum, pembuluh darah, katup.


 




Gambar 2. Taper point
2.      Blunt. blunt point dan batang gepeng cocok digunakan untuk menjahit daerah usus besar, ginjal, limpa, hati





 

Gambar 3. Blunt point

3.      Triangular. Ujung segitiga dengan batang gepeng atau empat persegi. Bisa dipakai untuk menjahit daerah kulit, fascia, ligament, dan tendon.





 


Gambar 4. Triangular point

4.      Tapercut. Ujung jarum berbentuk segitiga yang lebih kecil dengan batang gepeng, bisa digunakan untuk menjahit fascia, ligamen, uterus, rongga mulut, dan sebagainya.






 


Gambar 5. Tapercut point

2.2.2.  Badan jarum
Selain memiliki ujung yang berbeda, jarum pun memiliki bagian badan yang berbeda-beda tergantung kegunaannya, seperti ;
1.    Straight, digunakan untuk daerah kulit, nervus, GI track, tendon, pembuluh darah, dan sebagainya.
2.    Halfcurved, digunakan untuk kulit ( tetapi jarang dipakai) dengan curved yang dibagi atas:
a.    1/4 circle – mata, bedah mikro
b.    3/8 circle – dipakai pada hampir seluruh tubuh
c.    1/2 circle – dipakai pada hampir seluruh tubuh
d.   5/8 circle – traktus urinarius dan system reproduksi
3.    Combine needle, digunakan untuk operasi daerah mata bagian anterior.


 



Gambar 6. Macam-macam badan jarum sesuai fungsi
2.2.3.       Mata Jarum
Berikut adalah jenis dari mata jarum bedah yang biasa digunakan, tergantung fungsinya.











Gambar 7. Mata jarum bedah
BAB III
PENUTUP

3.1.  Kesimpulan
Penjahitan luka diperlukan dalam ilmu bedah karena pembedahan membuat luka sayatan penjahitan yang bertujuan untuk menyatukan kembali jaringan yang terputus serta meningkatkan proses penyambungan dan penyembuhan jaringan serta mencegah luka terbuka terinfeksi mikroorganisme. Agar penyembuhan jaringan berjalan dengan baik, tentunya dibutuhkan teknik-teknik penjahitan serta alat-alat yang mendukung proses penjahitan tersebut. Salah satu diantaranya adalah dengan pemilihan jarum dan benang sesuai kebutuhan pada saat operasi merupakan hal yang cukup penting.




DAFTAR PUSTAKA

Saputro, Eko. 2012. Jarum Bedah dan Benang Bedah. http://alkeskelompoka.blogspot.com/2012/11/jarum-bedah-dan-benang-bedah.html (diaksespada 6 April 2013)
Yudha, Herry. 2012. Keterampilan Dasar Teknik Bedah dengan Pengetahuan Material Suture. http://herrysetyayudha.wordpress.com/2012/02/29/keterampilan-dasar-tehnik-bedah-dengan-pengetahuan-material-suture// (diakses pada 6 April 2013)
Wedro, Benjamin. 2010 Stiches. http://www.medicinenet.com/stitches/article.htm (diakses pada 6 April 2013)










Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PREMEDIKASI DAN ANESTESI VETERINER

RINGKASAN Premedikasi adalah pemberian obat-obatan sebelum tindakan anestesi umum dengan tujuan utama menenangkan pasien, menghasi...