Selasa, 20 Maret 2018

Fraktur Vertebralis


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Tulang Belakang (vertebrae) adalah tulang yang memanjang dari leher sampai ke selangkangan. Tulang vertebrae terdri dari 33 tulang: 7 buah tulang servikal, 12 buah tulang torakal, 5 buah tulang lumbal, 5 buah tulang sacral. Diskus intervertebrale merupakan penghubung antara dua korpus vertebrae. Sistem otot ligamentum membentuk jajaran barisan (aligment) tulang belakang dan memungkinkan mobilitas vertebrae. Di dalam susunan tulang tersebut terangkai pula rangkaian syaraf-syaraf, yang bila terjadi cedera di tulang belakang maka akan mempengaruhi syaraf-syaraf tersebut.
Hewan vertebrata seperti anjing, kucing, dan kuda biasanya hewan yang paling banyak diminati oleh masyarakat umum maupun menengah ke atas dan memiliki aspek penting, baik sebagai hewan kesayangan maupun hewan untuk tujuan kompetisi sehingga memiliki nilai jual yang tinggi. Sehinga perlu untuk mengetahui berbagai macam kelainan vertebralis yang mungkin dapat ditimbulkan yang salah satunya adalah fraktur akibat beberapa faktor penyebab.
1.2 Rumusan Masalah
1.      Apa terminologi dari fraktur vertebralis ?
2.      Bagaimana etiologi dari fraktur vertebralis?
3.      Apa tipe-tipe dari fraktur vertebralis?
4.      Bagaimana tanda klinis dari fraktur vertebralis ?
5.      Bagaimana pengobatan untuk menangani fraktur vertebralis?








BAB II
TUJUAN DAN MANFAAT TULISAN

2.1         Tujuan Tulisan
1. Mengetahui terminologi dari fraktur vertebralis
2. Mengetahui etiologi dari fraktur vertebralis
3. Mengetahui tipe-tipe dari fraktur vertebralis
4. Mengetahui tanda klinis dari fraktur vertebralis
5. Mengetahui pengobatan untuk menangani fraktur vertebralis

2.2         Manfaat Tulisan
Penulis berharap paper ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya mahasisawa Fakultas Kedokteran Hewan yang menggambil mata kuliah Ilmu Bedah Umum Veteriner, agar lebih memahami tentang fraktur vertebralis.










BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Terminologi Fraktur Vertebralis
Fraktur adalah rusaknya kontinuitas tulang yang disebabkan tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap oleh tulang. Fraktur vertebralis atau cedera tulang belakang adalah cedera pada bagian os cervicalis, vertebralis dan lumbalis akibat trauma; jatuh dari ketinggian, kecelakakan lalu lintas, kecelakakan olah raga dan sebagainya ( Sjamsuhidayat, 1997).
3.2 Etiologi Fraktur Vertebralis
Fraktur adalah gangguan kontinuitas tulang dengan atau tanpa perubahan letak fragmen tulang yang mengakibatkan tulang yang menderita tersebut kehilangan kontinuitasnya atau keseimbangannya.
Penyebab fraktur bisa karena sebab intrinsik dan sebab ekstrinsik (Kumar, 1997). Penyebab fraktur bisa disebabkan karena oleh trauma atau rudapaksa yang berasal dari luar tubuh ataupun oleh penyakit. Menurut Boden (2005), fraktur karena penyakit dapat disebabkan oleh osteomalacia, dimana terjadi reduksi densitas tulang dan kekuatannya. Tanda klinis yang terjadi pada fraktur adalah kebengkakan, deformitas, kekakuan gerak yang abnormal, krepitasi, kehilangan fungsi dan rasa sakit.
Fraktur pada hewan di bagian vertebral cukup jarang kejadiannya apabila dibandingkan dengan kejadian fraktur di daerah tulang panjang seperti femur ataupun humeral. Namun kejadian ini pun tak dapat dipandang sepele, karena biasanya berdampak cukup besar pada hewan itu sendiri. Fraktur yang terjadi di area tulang belakang biasanya terjadi pada daerah thoraks dan lumbar, khususnya juga sering terjadi di daerah joint kedua tulang tersebut yaitu thoracolumbar.
Seperti yang dijelaskan diatas tadi, fraktur dapat terjadi akibat penyebab ekstrinsik dan intrinsik. Penyebab ekstrinsik biasanya berupa trauma di daerah punggung yang menyebabkan terjadinya pergeseran atau bahkan patah di daerah tulang belakang. Trauma yang dialami hewan dapat diakibatkan  oleh perkelahian, jatuh dari tempat tinggi, pengangkatan beban yang terlalu berat, dan bisa pula disebabkan faktor trauma lain yang dapat dialami oleh hewan seperti transportasi dan lainnya.
Sedangkan faktor intrinsik terjadinya fraktur tulang belakang berdasarkan studi kebanyakan adalah yang disebabkan oleh osteoporosis atau keropos tulang. Namun tidak hanya karena osteoporosis, beberapa penyebab seperti tumor pada tulang dan beberapa penyebab lainnya yang dapat melemahkan tulang dapat berdampak pada fraktur tulang belakang meskipun hanya diakibatkan oleh aktifitas ringan. Fraktur-fraktur ringan yang terjadi akibat penyakit dapat berkembang dalam kurun waktu yang lama yang dimulai dengan gejala yang tidak jelas hingga menyebabkan ketidaknyamanan dan berakhir pada patah tulang.
Fraktur tulang belakang sendiri merupakan fraktur yang dapat diprediksi sebagai tahap awal dari terjadinya fraktur yang berlanjut hingga ke daerah panggul. Sehingga perlu perhatian dan pemeriksaan yang lebih akurat lagi dalam mendiagnosa dini kejadian fraktur ini. Ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa fraktur tulang belakang ini sangat sedikit dilaporkan yang mana menyebabkan tindakan pencegahan awal menjandi terlambat dilakukan. (Adams et al, 2010)
3.3 Tipe Fraktur Vertebralis
Ada beberapa jenis faktur vertebrae. Beberapa ahli mengklasifikasikan atas lokasi terjadinya fraktur, berdasarkan pola cedera yang tejadi, berdasarkan keseriusan dari fraktur yang tejadi. Klasifikasi tersebut dapat membantu dokter dalam memberikan perawatan yang tepat. Berikut merupakan jenis – jenis fraktur vertebrae.
A.    Berdasarkan pola cedera yang terjadi
·         Compression fracture
Fraktur jenis ini sangat umum terjadi pada hewan yang telah mengalami pelemahan pada tulang (osteoporosis, metabolic bone disease). Vertebrae biasanya dapat menerima tekanan yang tinggi, tapi dalam kondisi ini vertebrae akan mudah mengalami fraktur bila diberikan tekanan.
·         Burst fracture
Fraktur jenis ini biasanya disebabkan oleh trauma yang parah (kecelakaan). Hal ini terjadi ketika vertebrae benar – benar hancur karena tekanan yang diterima. Tidak seperti compression vertebrae dimana tulang hanya mengalami fraktur pada satu bagian, dalam kasus ini vertebrae akan mengalami fraktur lebih dari satu fragmen.
·         Flexion-distraction fracture
Jenis fraktur ini cukup jarang ditemui pada hewan. Kasus ini biasanya terjadi ketika vertebrae mengalami flexor dengan tekanan yang kuat secara tiba – tiba. Gerakan ini akan memberikan tekanan yang besar pada tulang belakang dan dapat menyebabkan patah pada beberapa bagian. Fraktur biasanya terjadi pada bagian posterior dan bagian tengan column vertebrae.
flexion distraction spinal fracture
Gambar 1 Flexion-distraction fracture

·         Fracture-dislocation
Fraktur jenis ini merupakan fraktur yang terjadi ketika hewan mengalami jenis fraktur yang telah disebutkan diatas dan disertai dengan dislokasi dari vertebrae.
B.     Berdasarkan keparahan fraktur
·         Minor fracture
Minor fracture berarti bagian posterior dari vertebrae, bagian dari vertebrae yang tidkaterlalu mempengaruhi keseimbangan spinal column. Bagian posterior yang dimaksud termasuk bagian processes spinosus dan processes articularis. Apabila fracture terjadi pada bagian ini biasanya keadaan tidak terlalu serius.
three column division of a vertebral body
Gambar 2. Denis classification: the three-column concept
·         Mayor fracture
Major fracture merupakan keadaan dimana badan, pendicle, dan lamina vertebrae mengalami fracture. Fracture pada bagian badan vertebrae dinyatakan major karena bagian ini berfungsi untuk menopang berat dan dapat menyebabkan masalah yang serius terhadap susunan vertebrae. Fracture pada bagian lamina atau pedicle dianggap serius karena kemungkinan besar menyebabkan kerusakan saraf. Selain itu lamina dan pedicle memiliki fungsi untuk menstabilakn vertebrae, sehingga bila fracture terjadi pada bagian ini maka keseimbangan dapat terganggu.
Hasil gambar untuk pedicle bone
Gambar 3. Bagian dari vertebrae
C.     Berdasarkan lokasi terjadinya fraktur
·         Atlantoaxial (C1-C2)
Fracture pada bagian dens merupakan salah satu kejadian yang paling sering terjadi pada kajadian fracture vertebrae di hewan kecil. Kajadian ini mencapi 1/3 dari keseluruhan kejadia cervical fracture. Kejadian ini palin banyak terjadi pada anjing ras kecil dan berumur dibawah satu tahun. Hal ini biasanya terjadi ketika hewan berlari kencang dan menabrak objek didepannya.
·         Cervical (C3-C7)
Fracture pada daerah cervical biasanya terjadi bersamaan dengan kasus luxation atau subluxation, terkadang bahkan sulit terlihat terjadi fracture.
·         Thoracic (T1-T10)
tulang pada daerah thorak secara alami memiliki sifat yang kaku, sehingga hanya sedikit gerakan yang dapat dilakukan pada daerah ini. Fraktur pada daerah ini jarang terjadi dan bila terjadi biasanya bersifat minor.
·         Thoracolumbar junction (T10-L2)
Vertebre pada daerah ini merupakan daerah yang paling sering mengalami fraktur maupun luxation, bahkan mencapai 50% kasus dari semua fraktur vertebrae pada anjing maupun kucing. Hal ini mungkin terjadi karena lokasinya, dimana terjadi pertemuan antara vertebrae thoracic yang kaku dengan vertebrae lumbar yang memiliki banyak otot sehingga relative kaku juga. Berbagai macam fraktur dapat ditemui pada daerah ini tergantung dari besar dan arah dari kekutan yang menyebabkan fraktur. Yang penting adalah bahwa bentuk dan orientasi dari artikular vertebral berubah di wilayah ini, dari ventrodorsal di daerah toraks menjadi sagital di daerah lumbal, yang dapat meningkatkan kerentanan terhadap fraktur maupun luxatio. Kerentanan ini diperburuk oleh tingginya frekuensi kelainan kongenital pada sisi artikular vertebralis di wilayah ini.
·         Lumbar (L3-L7)
Fraktur pada daerah initerjadi sekitar 25% - 30% dari kejadian fraktur vertebrae. Pergerakan pada daerah ini terbatas hampir hanya pada bergerak ke kanan atau ke kiri selain itu pada daerah ini juga terdapat otot yang kuat. Oleh karena itu gaya torsional dapat ditahan pada daerah ini tapi dapat menyebabkan fraktur pada bagian processus articularis dan accesorius ketika gaya torsi yang diterima sangat besar. Bagian kaudal dari area lumbar mentransmitkan tekanan dari daerah pelvis, dimana sering kali menyebabkan traksi dan compresi pada vertebrae, hal ini menunjukan type fraktur yang sering terjadi pada daerah lumbar.
·         Lumbosacral junction
Fracture dan luxation pada daerah lumbosacral cukup sering terjadi pada hewan kecil dan biasanya terjadi karena trauma pada bagian belakang hewan.
·         Sacral, scarococcygeal, dan intercoccydeal
Fraktur pada area sacroccocygeal dan intercoccygeal sangat sering terjadi pada kucing dan diduga disebabkan karena adanya traksi pada daerah ini (ekor yang ditarik).
3.4 Tanda Klinis Luksasio scapula-humeralis
Tanda Klinis cukup jelas, kasusnya biasanya akan disertai dengan nyeri tulang belakang, defisit neurologis, atau gabungan keduanya, dan mengikuti trauma eksternal yang jelas. Oleh karena itu, hewan yang mengalaminya akan sering mengalami beberapa trauma pada sistem tubuh lainnya, termasuk beberapa yang dapat berakibat fatal. Hal ini penting, dikarenakan trauma pada organ lain, yang mungkin tidak segera terlihat (misalnya, dysrhythmia, tension preumothorax) tidak terlihat ketika menangani kasus fraktur tulang belakang.
            Kasus patologis, biasanya menunjukkan periode nyeri yang tidak tentu dan dapat memburuk ketika dengan gejala neurologis. Kemungkinan lain, tanda-tanda neurologis berkembang secara akut dan berhubungan dengan fraktur vertebra. Pada saat pemeriksaan, dapat dibedakan berdasarkan jenis trauma, digabungkan dengan sinyalement dan riwayat setiap kondisi patologis, seperti jenis breed besar usia tua atau mengalami polydipsia kronis (dicurigai, misalnya, kemungkinan Hiperparatiroidisme ginjal sekunder).
3.5 Pengobatan Luksasio scapula-humeralis
Re, jangan lupa ganti halaman di daftar pustaka ya untuk bab penutupnya







BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Fraktur vertebralis adalah cedera pada bagian os cervicalis, vertebralis dan lumbalis akibat faktor ekstirinsik berupa trauma; jatuh dari ketinggian, kecelakakan lalu lintas, kecelakakan olah raga dan faktor instrinsik karena osteoporosis. Fraktur yang terjadi di area tulang belakang biasanya terjadi pada daerah thoraks dan lumbar, khususnya juga sering terjadi di daerah joint kedua tulang tersebut yaitu thoracolumbar. Tipe fraktur vertebralis berdasarkan pola cidera fraktur, keparahan dan lokasi fraktur. Tanda Klinis cukup jelas, kasusnya biasanya akan disertai dengan nyeri tulang belakang, defisit neurologis, atau gabungan keduanya, dan mengikuti trauma eksternal yang jelas.
4.2 Saran
            Fraktur tulang belakang sendiri merupakan fraktur yang dapat diprediksi sebagai tahap awal dari terjadinya fraktur yang berlanjut hingga ke daerah panggul. Sehingga perlu perhatian dan pemeriksaan yang lebih akurat lagi dalam mendiagnosa dini kejadian fraktur ini. Ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa fraktur tulang belakang ini sangat sedikit dilaporkan yang mana menyebabkan tindakan pencegahan awal menjandi terlambat dilakukan.










DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2016. Fraktur pada Anjing. http://duniaveterinary.blogspot.co.id/2016/02/fraktur-pada-anjing.html. Diakses tangal 20 Mei 2017.
Adams JE, Lenchik L, Roux C, Genant HK. 2010. Vertebral Fracture Initiative Part II Radiological Assessment of Vertebral Fracture. International Osteoporosis Foundation.
Jeffery N. D. 2010. Vertebral Fracture and Luxation in Small Animals. Veterinary Clinic Small Animal. Vol 40; 809- 828
Smith G.K., dan Walter M. C. 1985. Fractures and Dislocations of The Spine. http://cal.vet.upenn.edu/projects/saortho/chapter_19/19mast.htm. Online. Diakses pada 18 Mei 2017



PREMEDIKASI DAN ANESTESI VETERINER

RINGKASAN Premedikasi adalah pemberian obat-obatan sebelum tindakan anestesi umum dengan tujuan utama menenangkan pasien, menghasi...