BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tulang Belakang (vertebrae) adalah tulang yang
memanjang dari leher sampai ke selangkangan. Tulang vertebrae terdri dari 33
tulang: 7 buah tulang servikal, 12 buah tulang torakal, 5 buah tulang lumbal, 5
buah tulang sacral. Diskus intervertebrale merupakan penghubung antara dua
korpus vertebrae. Sistem otot ligamentum membentuk jajaran barisan (aligment)
tulang belakang dan memungkinkan mobilitas vertebrae. Di dalam susunan tulang
tersebut terangkai pula rangkaian syaraf-syaraf, yang bila terjadi cedera di
tulang belakang maka akan mempengaruhi syaraf-syaraf tersebut.
Hewan vertebrata seperti anjing, kucing, dan kuda biasanya hewan
yang paling banyak diminati oleh masyarakat umum maupun menengah ke atas dan
memiliki aspek penting, baik sebagai hewan kesayangan maupun hewan untuk tujuan
kompetisi sehingga memiliki nilai jual yang tinggi. Sehinga perlu untuk
mengetahui berbagai macam kelainan vertebralis yang mungkin dapat ditimbulkan
yang salah satunya adalah fraktur akibat beberapa faktor penyebab.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Apa terminologi dari fraktur vertebralis ?
2.
Bagaimana etiologi dari fraktur vertebralis?
3.
Apa tipe-tipe dari fraktur vertebralis?
4.
Bagaimana tanda klinis dari fraktur vertebralis ?
5.
Bagaimana pengobatan untuk menangani fraktur vertebralis?
BAB II
TUJUAN
DAN MANFAAT TULISAN
2.1
Tujuan
Tulisan
1. Mengetahui terminologi dari fraktur vertebralis
2. Mengetahui etiologi dari fraktur vertebralis
3. Mengetahui tipe-tipe dari fraktur vertebralis
4. Mengetahui tanda klinis dari fraktur vertebralis
5. Mengetahui pengobatan untuk menangani fraktur vertebralis
2.2
Manfaat
Tulisan
Penulis berharap paper ini
dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya mahasisawa Fakultas Kedokteran Hewan
yang menggambil mata kuliah Ilmu Bedah Umum Veteriner, agar
lebih memahami tentang fraktur vertebralis.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Terminologi Fraktur Vertebralis
Fraktur adalah
rusaknya kontinuitas tulang yang disebabkan tekanan eksternal yang datang lebih
besar dari yang dapat diserap oleh tulang. Fraktur vertebralis atau cedera
tulang belakang adalah cedera pada bagian os cervicalis, vertebralis dan
lumbalis akibat trauma; jatuh dari ketinggian, kecelakakan lalu lintas,
kecelakakan olah raga dan sebagainya ( Sjamsuhidayat, 1997).
3.2 Etiologi Fraktur Vertebralis
Fraktur
adalah gangguan kontinuitas tulang dengan atau tanpa perubahan letak fragmen
tulang yang mengakibatkan tulang yang menderita tersebut kehilangan
kontinuitasnya atau keseimbangannya.
Penyebab
fraktur bisa karena sebab intrinsik dan sebab ekstrinsik (Kumar, 1997). Penyebab
fraktur bisa disebabkan karena oleh trauma atau rudapaksa yang berasal dari
luar tubuh ataupun oleh penyakit. Menurut Boden (2005), fraktur karena penyakit
dapat disebabkan oleh osteomalacia, dimana terjadi reduksi densitas tulang dan
kekuatannya. Tanda klinis yang terjadi pada fraktur adalah kebengkakan,
deformitas, kekakuan gerak yang abnormal, krepitasi, kehilangan fungsi dan rasa
sakit.
Fraktur
pada hewan di bagian vertebral cukup jarang kejadiannya apabila dibandingkan
dengan kejadian fraktur di daerah tulang panjang seperti femur ataupun humeral.
Namun kejadian ini pun tak dapat dipandang sepele, karena biasanya berdampak
cukup besar pada hewan itu sendiri. Fraktur yang terjadi di area tulang
belakang biasanya terjadi pada daerah thoraks dan lumbar, khususnya juga sering
terjadi di daerah joint kedua tulang tersebut yaitu thoracolumbar.
Seperti
yang dijelaskan diatas tadi, fraktur dapat terjadi akibat penyebab ekstrinsik
dan intrinsik. Penyebab ekstrinsik biasanya berupa trauma di daerah punggung
yang menyebabkan terjadinya pergeseran atau bahkan patah di daerah tulang
belakang. Trauma yang dialami hewan dapat diakibatkan oleh perkelahian, jatuh dari tempat tinggi,
pengangkatan beban yang terlalu berat, dan bisa pula disebabkan faktor trauma
lain yang dapat dialami oleh hewan seperti transportasi dan lainnya.
Sedangkan
faktor intrinsik terjadinya fraktur tulang belakang berdasarkan studi
kebanyakan adalah yang disebabkan oleh osteoporosis atau keropos tulang. Namun
tidak hanya karena osteoporosis, beberapa penyebab seperti tumor pada tulang
dan beberapa penyebab lainnya yang dapat melemahkan tulang dapat berdampak pada
fraktur tulang belakang meskipun hanya diakibatkan oleh aktifitas ringan.
Fraktur-fraktur ringan yang terjadi akibat penyakit dapat berkembang dalam
kurun waktu yang lama yang dimulai dengan gejala yang tidak jelas hingga
menyebabkan ketidaknyamanan dan berakhir pada patah tulang.
Fraktur
tulang belakang sendiri merupakan fraktur yang dapat diprediksi sebagai tahap
awal dari terjadinya fraktur yang berlanjut hingga ke daerah panggul. Sehingga
perlu perhatian dan pemeriksaan yang lebih akurat lagi dalam mendiagnosa dini
kejadian fraktur ini. Ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa fraktur tulang
belakang ini sangat sedikit dilaporkan yang mana menyebabkan tindakan
pencegahan awal menjandi terlambat dilakukan. (Adams et al, 2010)
3.3 Tipe Fraktur Vertebralis
Ada beberapa jenis faktur vertebrae. Beberapa ahli
mengklasifikasikan atas lokasi terjadinya fraktur, berdasarkan pola cedera yang
tejadi, berdasarkan keseriusan dari fraktur yang tejadi. Klasifikasi tersebut
dapat membantu dokter dalam memberikan perawatan yang tepat. Berikut merupakan
jenis – jenis fraktur vertebrae.
A.
Berdasarkan pola cedera yang
terjadi
·
Compression fracture
Fraktur jenis ini
sangat umum terjadi pada hewan yang telah mengalami pelemahan pada tulang
(osteoporosis, metabolic bone disease). Vertebrae biasanya dapat menerima
tekanan yang tinggi, tapi dalam kondisi ini vertebrae akan mudah mengalami
fraktur bila diberikan tekanan.
·
Burst fracture
Fraktur jenis ini
biasanya disebabkan oleh trauma yang parah (kecelakaan). Hal ini terjadi ketika
vertebrae benar – benar hancur karena tekanan yang diterima. Tidak seperti
compression vertebrae dimana tulang hanya mengalami fraktur pada satu bagian,
dalam kasus ini vertebrae akan mengalami fraktur lebih dari satu fragmen.
·
Flexion-distraction fracture
Jenis fraktur ini
cukup jarang ditemui pada hewan. Kasus ini biasanya terjadi ketika vertebrae
mengalami flexor dengan tekanan yang kuat secara tiba – tiba. Gerakan ini akan
memberikan tekanan yang besar pada tulang belakang dan dapat menyebabkan patah
pada beberapa bagian. Fraktur biasanya terjadi pada bagian posterior dan bagian
tengan column vertebrae.
Gambar 1 Flexion-distraction fracture
·
Fracture-dislocation
Fraktur jenis ini
merupakan fraktur yang terjadi ketika hewan mengalami jenis fraktur yang telah
disebutkan diatas dan disertai dengan dislokasi dari vertebrae.
B.
Berdasarkan keparahan fraktur
·
Minor fracture
Minor fracture
berarti bagian posterior dari vertebrae, bagian dari vertebrae yang
tidkaterlalu mempengaruhi keseimbangan spinal column. Bagian posterior yang
dimaksud termasuk bagian processes spinosus dan processes articularis. Apabila
fracture terjadi pada bagian ini biasanya keadaan tidak terlalu serius.
Gambar 2. Denis
classification: the three-column concept
·
Mayor fracture
Major fracture
merupakan keadaan dimana badan, pendicle, dan lamina vertebrae mengalami
fracture. Fracture pada bagian badan vertebrae dinyatakan major karena bagian
ini berfungsi untuk menopang berat dan dapat menyebabkan masalah yang serius
terhadap susunan vertebrae. Fracture pada bagian lamina atau pedicle dianggap
serius karena kemungkinan besar menyebabkan kerusakan saraf. Selain itu lamina
dan pedicle memiliki fungsi untuk menstabilakn vertebrae, sehingga bila
fracture terjadi pada bagian ini maka keseimbangan dapat terganggu.
Gambar 3. Bagian
dari vertebrae
C.
Berdasarkan lokasi terjadinya
fraktur
·
Atlantoaxial (C1-C2)
Fracture pada bagian
dens merupakan salah satu kejadian yang paling sering terjadi pada kajadian
fracture vertebrae di hewan kecil. Kajadian ini mencapi 1/3 dari keseluruhan
kejadia cervical fracture. Kejadian ini palin banyak terjadi pada anjing ras
kecil dan berumur dibawah satu tahun. Hal ini biasanya terjadi ketika hewan
berlari kencang dan menabrak objek didepannya.
·
Cervical (C3-C7)
Fracture pada daerah
cervical biasanya terjadi bersamaan dengan kasus luxation atau subluxation,
terkadang bahkan sulit terlihat terjadi fracture.
·
Thoracic (T1-T10)
tulang pada daerah
thorak secara alami memiliki sifat yang kaku, sehingga hanya sedikit gerakan
yang dapat dilakukan pada daerah ini. Fraktur pada daerah ini jarang terjadi
dan bila terjadi biasanya bersifat minor.
·
Thoracolumbar junction (T10-L2)
Vertebre pada daerah
ini merupakan daerah yang paling sering mengalami fraktur maupun luxation, bahkan
mencapai 50% kasus dari semua fraktur vertebrae pada anjing maupun kucing. Hal
ini mungkin terjadi karena lokasinya, dimana terjadi pertemuan antara vertebrae
thoracic yang kaku dengan vertebrae lumbar yang memiliki banyak otot sehingga
relative kaku juga. Berbagai macam fraktur dapat ditemui pada daerah ini
tergantung dari besar dan arah dari kekutan yang menyebabkan fraktur. Yang
penting adalah bahwa bentuk dan orientasi dari artikular vertebral berubah di
wilayah ini, dari ventrodorsal di daerah toraks menjadi sagital di daerah
lumbal, yang dapat meningkatkan kerentanan terhadap fraktur maupun luxatio.
Kerentanan ini diperburuk oleh tingginya frekuensi kelainan kongenital pada
sisi artikular vertebralis di wilayah ini.
·
Lumbar (L3-L7)
Fraktur pada daerah
initerjadi sekitar 25% - 30% dari kejadian fraktur vertebrae. Pergerakan pada
daerah ini terbatas hampir hanya pada bergerak ke kanan atau ke kiri selain itu
pada daerah ini juga terdapat otot yang kuat. Oleh karena itu gaya torsional
dapat ditahan pada daerah ini tapi dapat menyebabkan fraktur pada bagian
processus articularis dan accesorius ketika gaya torsi yang diterima sangat
besar. Bagian kaudal dari area lumbar mentransmitkan tekanan dari daerah
pelvis, dimana sering kali menyebabkan traksi dan compresi pada vertebrae, hal
ini menunjukan type fraktur yang sering terjadi pada daerah lumbar.
·
Lumbosacral junction
Fracture dan
luxation pada daerah lumbosacral cukup sering terjadi pada hewan kecil dan
biasanya terjadi karena trauma pada bagian belakang hewan.
·
Sacral, scarococcygeal, dan
intercoccydeal
Fraktur pada area
sacroccocygeal dan intercoccygeal sangat sering terjadi pada kucing dan diduga
disebabkan karena adanya traksi pada daerah ini (ekor yang ditarik).
3.4 Tanda Klinis Luksasio scapula-humeralis
Tanda Klinis cukup jelas,
kasusnya biasanya akan disertai dengan nyeri tulang belakang, defisit
neurologis, atau gabungan keduanya, dan mengikuti trauma eksternal yang jelas.
Oleh karena itu, hewan yang mengalaminya akan sering mengalami beberapa trauma
pada sistem tubuh lainnya, termasuk beberapa yang dapat berakibat fatal. Hal
ini penting, dikarenakan trauma pada organ lain, yang mungkin tidak segera
terlihat (misalnya, dysrhythmia, tension preumothorax) tidak terlihat ketika menangani kasus fraktur tulang
belakang.
Kasus
patologis, biasanya menunjukkan periode nyeri yang tidak tentu dan dapat
memburuk ketika dengan gejala neurologis. Kemungkinan lain, tanda-tanda
neurologis berkembang secara akut dan berhubungan dengan fraktur vertebra. Pada
saat pemeriksaan, dapat dibedakan berdasarkan jenis trauma, digabungkan dengan
sinyalement dan riwayat setiap kondisi patologis, seperti jenis breed besar
usia tua atau mengalami polydipsia kronis (dicurigai, misalnya, kemungkinan
Hiperparatiroidisme ginjal sekunder).
3.5 Pengobatan Luksasio scapula-humeralis
Re, jangan lupa ganti halaman di daftar
pustaka ya untuk bab penutupnya
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Fraktur
vertebralis adalah cedera pada bagian os cervicalis, vertebralis dan lumbalis
akibat faktor ekstirinsik berupa trauma; jatuh dari ketinggian, kecelakakan
lalu lintas, kecelakakan olah raga dan faktor instrinsik karena osteoporosis. Fraktur yang
terjadi di area tulang belakang biasanya terjadi pada daerah thoraks dan
lumbar, khususnya juga sering terjadi di daerah joint kedua tulang tersebut
yaitu thoracolumbar. Tipe fraktur
vertebralis berdasarkan pola cidera fraktur, keparahan dan lokasi fraktur. Tanda Klinis cukup jelas, kasusnya biasanya
akan disertai dengan nyeri tulang belakang, defisit neurologis, atau gabungan
keduanya, dan mengikuti trauma eksternal yang jelas.
4.2 Saran
Fraktur tulang
belakang sendiri merupakan fraktur yang dapat diprediksi sebagai tahap awal
dari terjadinya fraktur yang berlanjut hingga ke daerah panggul. Sehingga perlu
perhatian dan pemeriksaan yang lebih akurat lagi dalam mendiagnosa dini
kejadian fraktur ini. Ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa fraktur tulang
belakang ini sangat sedikit dilaporkan yang mana menyebabkan tindakan
pencegahan awal menjandi terlambat dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2016. Fraktur pada Anjing. http://duniaveterinary.blogspot.co.id/2016/02/fraktur-pada-anjing.html. Diakses tangal
20 Mei 2017.
Adams JE, Lenchik L, Roux C, Genant HK. 2010. Vertebral
Fracture Initiative Part II Radiological Assessment of Vertebral Fracture.
International Osteoporosis Foundation.
Jeffery N. D. 2010. Vertebral Fracture and Luxation
in Small Animals. Veterinary Clinic Small Animal. Vol 40; 809- 828
Smith G.K., dan Walter M. C. 1985. Fractures and
Dislocations of The Spine. http://cal.vet.upenn.edu/projects/saortho/chapter_19/19mast.htm.
Online. Diakses pada 18 Mei 2017