Rabu, 18 Juli 2018

PENGOBATAN PASCA OPERASI

BAB 1
PENDAHULUAN
            Hewan kesayangan seperti anjing dan kucing semakin banyak digemari dan dipelihara karena lucu, mudah dilatih dan sangat bersahabat pada manusia. Pada saat pikiran sedang jenuh, bermain-main dengan hewan kesayangan dapat membantu melepaskan stres dan dapat merasa terhibur karena ulahnya yang menggemaskan.
Kesehatan hewan juga sangat diperhatikan oleh pecinta hewan karena seperti halnya manusia anjing atau kucing juga dapat terserang berbagai macam penyakit, baik yang bersifat infeksius maupun non-infeksius. Banyak diantara penyakit tersebut yang tidak dapat ditangani dengan obat-obatan sehingga untuk penanganannya dibutuhkan tindakan pembedahan, selain itu pada keadaan tertentu, cedera karena adanya benda asing, infeksi oleh agen tertentu, ataupun akibat gangguan pertumbuhan jaringan yang tidak normal yang terjadi dalam tubuh hewan, menyebabkan hewan tersebut harus mengalami pembedahan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Salah satu pembedahan yang serimg dilakukan pada hewan kesayangan adalah operasi membuka rongga abdomen. Untuk hewan besar seperti sapi dan kuda posisi hewan seringkali dalam keadaan berdiri tetapi untuk anjing dan kucing selalu dalam keadaan rebah.
            Perawatan pascaoperasi dengan memberikan antibiotika dan anti radang adalah tindakan yang semestinya dilakukan untuk mempercepat kesembuhan luka operasi. Selain itu melindungi luka , membatasi pergerakan, dan pemberian nutrisi yang baik juga sangat diperlukan untuk mempercepat proses penyembuhan pascaoperasi.




1.      Apa saja obat yang diberikan pasca operasi?
2.      Apa saja antibiotik yang diberikan pasca operasi?
3.      Bagaimana  kerja vitamin C yang diberikan pasca operasi?
4.      Apa saja obat anti radang yang diberikan pasca operasi?
Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk mengetahui apa saja obat-obatan yang diberikan pascaoperasi.
            Manfaat dari penulisan paper ini adalah menambah pengetahuan mahasiswa khususnya dalam bidang kedokteran hewan mengenai pemberian obat-obatan pascaoperasi. 





Gambar 1. Pascaoperasi kucing. Sumer : internet
          Setelah operasi dalam kasus bedah penanganan abses pada digiti 1 ini dapat diberikan antibiotika dan vitamin. Dimana untuk obat – obatan yang akan diberikan, baik antibiotika maupun vitamin yang diberikan harus disesuaikan dengan riwayat pasien, apakah sebelumnya pernah mengalami keluhan alergi obat.
            Dalam sebuah survei yang dilakukan pada tahun 2001 terhadap 276 pemilik kucing, 34% dilaporkan ketidaknyamanan pasca bedah onychectomy pada kucing mereka sementara 78% melaporkan terutama nyeri. Waktu pemulihan mengambil dari tiga hari sampai dua minggu. Peningkatan kekuatan menggigit atau frekuensi dilaporkan di 4% dari kucing, tapi secara keseluruhan, 96% dari pemilik puas dengan operasi. Beberapa penelitian lain menemukan ketimpangan setelah onychectomy berlangsung > 3 hari, > 1 minggu, 8 hari, > 12 hari, hingga 180 hari, bahkan sampai 96 bulan.
Pada satu rumah sakit pendidikan kedokteran hewan, antara 50 dan 80% dari kucing memiliki satu atau lebih komplikasi kesehatan pasca-operasi; 19,8% mengalami komplikasi setelah rilis. Penelitian lain melaporkan tingkat komplikasi pasca-op medis 24% (Jankowski 1998), 53% (Martinez 1993), 1,4% (Pollari 1996), 82,5% untuk blade dan 51,5% untuk teknik geser (Tobias 1994), dan 80% (Yeon 2001).
Standar dan proses yang diterapkan untuk meninjau obat-obatan hewan, pada dasarnya sama besarnya dengan perhatian pada obat-obatan manusia. Indonesia menerapkan Peraturan Pemerintah No. 78 tahun 1992 sebagai landasan hukum untuk mengatur segala sesuatu tentang obat hewan. Dalam PP tersebut, pasal 5 ayat 2 menyebutkan bahwa antibiotika dipakai berdasarkan daya kerja farmakologi, sehingga tidak akan berbahaya jika digunakan sesuai dosis atau aturan penggunaan. Antibiotik yang pada umumnya digunakan peternak di Indonesia antara lain, Penicillin, Quinolon, Khlorampenikol, Tetrasiklin, Preparat Sulfa, dan Ionophor .
Gambar 2. Tetrasiklin. Sumber : internet
Keadaan yang sering kali membuat hewan memerlukan antibiotik adalah ketika mengalami luka terbuka, pasca operasi, radang saluran pencernaan, radang saluran pernapasan, dan radang yang lainnya. Sedangkan pada ternak, penyakit yang memerlukan terapi antibiotik antara lain, SE (Septicaemia Epizootica), Kolibasilosis, Salmonellosis dan penyakit bakterial lainnya. Tentu saja, penggunaannya memerlukan “causion” atau perhatian. Seperti makhluk hidup yang lainnya, setiap spesies bakteri memiliki beragam karakteristik. Beberapa jenis antibiotik dapat bekerja efektif terhadap bakteri tertentu, namun mungkin saja tidak berfungsi pada bakteri jenis lainnnya. Saat beberapa jenis bakteri berhasil terbasmi, ada kemungkinan bakteri jenis lainnya akan berkembang biak pesat karena semakin rendahnya kompetisi di dalam tubuh hospes.
Pada akhirnya, terapi dengan memberikan antibiotik akan mempengaruhi populasi beragam jenis bakteri di dalam tubuh. Kadang pula, terdapat beberapa jenis bakteri yang resisten (tahan) pada satu atau lebih jenis antibiotik sehingga menyebabkan kasus menjadi semakin parah. Itulah pentingnya mengapa terapi infeksi bakterial harus menggunakan antibiotik yang tepat, yakni harus seuai dengan hasil identifikasi pada bakteri yang menyebabkan infeksi, disertai hasil uji kepekaan dari bakteri yang bersangkutan sehingga diperoleh hasil pengobatan yang maksimal.
Luka setelah operasi seringkali membuat hewan merasa tidak nyaman bahkan menderita dalam waktu tertentu. Pada dasarnya, cepat atau lambatnya kesembuhan sebuah luka tergantung beberapa faktor, seperti tingkat keparahan luka, obat-obatan, dan faktor kebersihan. Selain itu, nutrisi berperan penting untuk mempercepat proses penyembuhan luka baik pada operasi ringan maupun berat. Salah satu nutrisi itu adalah vitamin C.
Gambar 3. sumber vitamin C. sumber : internet
Vitamin C memang sudah dikenal sebagai zat gizi yang berguna untuk menjaga daya tahan tubuh. Namun di samping itu, penelitian dua ahli bedah dari Universitas Harvard tahun 1937 lalu juga membuktikan khasiatnya untuk menyembuhkan luka. Ya, vitamin C terbukti memiliki peran dalam mengganti jaringan kulit yang rusak akibat luka.
Dikutip dari National Institute of Health, Vitamin ini dapat berperan pada setiap tahap penyembuhan luka, juga bisa meningkatkan elastisitas kulit serta membentuk jaringan parut dan ligamen yang membantu proses penyembuhan luka menjadi lebih cepat. Hal ini disebabkan vitamin C mempunyai peranan penting dalam pembentukan kolagen. Penelitian dari University of Pennsylvania menyebutkan 80% kulit manusia terdiri dari kolagen. Kolagen merupakan perekat yang bermanfaat untuk elastisitas kulit, bekerja sama dengan elastin. Penelitian yang dilakukan oleh Murad et all 1981 menyebutkan vitamin C berperan dalam setiap sintesis kolagen, dimulai dari pembentukan prekrusor kolagen (pro-kolagen), sampai pada perubahan menjadi kolagen.
Sebaliknya, kekurangan vitamin C justru malah mengganggu proses penyembuhan luka. Pada suatu penyakit kekurangan vitamin C (scurvy) terjadi penurunan produksi kolagen sehingga  penyembuhan luka menjadi jelek dan terjadi penurunan elastisitas kulit.
Selain vitamin C, Vitamin B9 juga dapat diberikan pasca operasi. Vitamin B9 dikenal sebagai asam folat yang berfungsi sebagai pengembangan sistem saraf selain itu vitamin ini dapat mengurangi depresi pasca operasi. Vitamin B5, juga dikenal sebagai asam pantotenat, dapat membantu meningkatkan kecepatan di mana luka beregenerasi dan menyembuhkan, terutama setelah operasi. Vitemin B5 dapat mempengaruhi pemulihan pasca operasi di seluruh tubuh bahkan di dalam mulut. Para peneliti mencatat bahwa mengonsumsi suplemen vitamin B kompleks mendorong penyembuhan luka periodontal secara signifikan dan statistik.
Konsumsi vitamin A dapat diberikan untuk menjaga rambut dari kerontokan dan membantu regenerasi kulit agar cepat menyatu. Kalsium merupakan mineral penting untuk kesehatan. Namun, tidak banyak yang tahu bahwa tubuh tidak bisa menyerap kalsium tanpa kehadiran vitamin D. Vitamin D sangat jarang ditemukan dalam makanan. Untuk itu, pemberian  suplemen vitamin D setelah pasca operasi juga diperlukan, khususnya pasca operasi yang dapat menguras Ca seperti melahirkan dan fraktur tulang. Vitamin E pada dasarnya adalah sebuah antioksidan yang dapat membantu memperbaiki kerusakan sel dan mengusir racun dari tubuh.
Pada kasus-kasus setelah pembedahan ( pasca operasi ) ada beberapa anti radang terutama anti radang non steroid  yang perlu direkomendasikan karena selain mempunyai efek pereda rasa sakit juga mempunyai efek anti inflasi  dan kadang kadang efek anti piretik antara lain :
a.       Aspirin ( Acctylsalicylic acid ) , sebagai obat analgesi, anti inflamasi, anti piretik . obat ini juga untuk menghilagkan rasa sakit post operasi dan baik juga sebagai treatment penyakit thrombotic. Pada anjing diberikan secara oral dengan dosis 30-60 mg/kg/hari dalam 2 atau 3 dosis. Sedangkan pada kucing secara oral diberikan dengan dosis 10-40 mg/kg/hari setiap 48 jam.  Ada level rendah obat ini berfungsi sebagai analgesic, sedangkan pada level tinggi obat ini berfungsi sebagai anti radang.

b.      Phenylbutazone , obat ini lebih umum digunakan oleh dokter hewan sebagai antiinflamasi dan analgesic pada anjing. Obat ini juga mempunyai kerja sama dengan aspirin yang menghambat enzim cyclooxygenase. Dapat diberikan secara intravena , intra muscular maupun peroral . pada kuda dosisnya 4 gr/ hari  secara ral selama 3-4 hari.  Sedangkan pada anjing dosisnya  2-20 mg/kg/hari secara oral. Pada kucing diberikan dengan dosis 10mg/kg/hari per oral, atau dosis bias di tingkatkan 20mg/kg/hari dalam level jangka pendek.


c.       Meclofenamic Acid, obat ini sangat potent sebagai anti radang dan analgesic untuk kasus radang akut dan radang kronis diberikan secara oral. Obat ini juga merupakan obat pilihan kedua setelah phynylbutazon . dosis yang diberikan 2-2mg/kg/hari dan diberikan dalam makanan untuk 5-7 hari.

d.      Flunixin , obat ini relative baru sebagai anti radang dan analgesic ole karena potensinya 4 kali dari phynylbutazon. Obat ini pertama kali diunakan pada kuda dan sapi kemudian baru pada anjing. Obat ini juga sangat baik digunakan dalam penanganan kolik. Pada sapi diberikan 2.2 mg/kg/hari secara intravena setiap 24 jam selama 5 hari. Pada kuda diberikan 1.1 mg/kg/hari secara intravena dan intramuskuler setiap 24 jam selama 5 hari. Pada anjing diberikan 1.1 mg/kg/hari secara intravena per oral setiap 24 jam.

e.       Naproxen , obat ini juga berfungsi sebagai anti radang , analgesic, antipiretik, pada anjing dan kuda. Pada kuda diberikan dosis 10mg/kg/hari  diberikan secara oral, 2 kali sehari selama 14 hari. Pada anjing diberikan dosis awal 5 mg/kg setiap hari pemberian secara peroral.




















 Perawatan pascaoperasi dengan memberikan antibiotika dan anti radang adalah tindakan yang semestinya dilakukan untuk mempercepat kesembuhan luka operasi. Selain itu melindungi luka , membatasi pergerakan, dan pemberian nutrisi yang baik juga sangat diperlukan untuk mempercepat proses penyembuhan pascaoperasi.
Jadi Setelah operasi dalam kasus bedah penanganan abses pada digiti 1 ini dapat diberikan antibiotika dan vitamin. Dimana untuk obat – obatan yang akan diberikan, baik antibiotika maupun vitamin yang diberikan harus disesuaikan dengan riwayat pasien, apakah sebelumnya pernah mengalami keluhan alergi obat.
Dalam sebuah survei yang dilakukan pada tahun 2001 terhadap 276 pemilik kucing, 34% dilaporkan ketidaknyamanan pasca bedah onychectomy pada kucing mereka sementara 78% melaporkan terutama nyeri. Waktu pemulihan mengambil dari tiga hari sampai dua minggu. Peningkatan kekuatan menggigit atau frekuensi dilaporkan di 4% dari kucing, tapi secara keseluruhan, 96% dari pemilik puas dengan operasi. Beberapa penelitian lain menemukan ketimpangan setelah onychectomy berlangsung > 3 hari, > 1 minggu, 8 hari, > 12 hari, hingga 180 hari, bahkan sampai 96 bulan.

Saran yang dapat penulis sampaikan kepada pembaca yaitu melakukan pemeriksaan perawatan pascaoperasi untuk mengetahui tahapan-tahapan perawatan yang bisa dilakukan pasca operasi . Karena dengan mengetahi tindakan perawatan pasca operasi  kita bisa dengan mudah melakukan tindakan medis yang benar.

Gunawan I.W.N. F et all. 2016 . Penanganan Abses pada Digiti I dengan Metode Onychectomy. UPT Perpustakaan Universitas Udayana.
Martinez, S. A., J.et all. 1993. Comparing Two Techniques for Onychectomy in Cats and Two Ahesives for Wound Closure. Veterinary Medicines 88 : 516 – 525.
Pollari, F. L., B. N. Bonnett., S. C. Bamsey. 1996. Postoperative Complications of Elective Surgeries in Dogs and Cats Determined by Examining Electronic and Paper Medical Records. J Am Veterinary Medicine Association. Spain.
Sudisma,I.N.et all.2006. Ilmu Bedah Veteriner dan Teknik Operasi.Plawa Sari : Denpasar
Tobias, K. S. 1994. Feline Onychectomy at Teaching Institution : A Retrospective Study of 163 Cases. Veterinary Surgery 23 : 274 – 280.
Yeon, S. C., J. A. Flanders., J. M. Scarlett. 2001. Attitudes of Owner Regarding Tendonectomy and Onychectomy in Cats. J Am Veterinary Medicine Association. Spain.

1 komentar:

  1. Titanium Band Rings of Gold - TINNICS
    A brand of luxury travel gear. Our Tinti Titanium Series Rings are woven apple watch titanium to support your race tech titanium travels through the stilletto titanium hammer Pacific w88 with titanium necklace timeless precision

    BalasHapus

PREMEDIKASI DAN ANESTESI VETERINER

RINGKASAN Premedikasi adalah pemberian obat-obatan sebelum tindakan anestesi umum dengan tujuan utama menenangkan pasien, menghasi...