BAB 1
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Hewan
kesayangan seperti anjing dan kucing semakin banyak digemari dan dipelihara
karena lucu, mudah dilatih dan sangat bersahabat pada manusia. Pada saat
pikiran sedang jenuh, bermain-main dengan hewan kesayangan dapat membantu
melepaskan stres dan dapat merasa terhibur karena ulahnya yang menggemaskan.
Kesehatan
hewan juga sangat diperhatikan oleh pecinta hewan karena seperti halnya manusia
anjing atau kucing juga dapat terserang berbagai macam penyakit, baik yang
bersifat infeksius maupun non-infeksius. Banyak diantara penyakit tersebut yang
tidak dapat ditangani dengan obat-obatan sehingga untuk penanganannya
dibutuhkan tindakan pembedahan, selain itu pada keadaan tertentu, cedera karena
adanya benda asing, infeksi oleh agen tertentu, ataupun akibat gangguan
pertumbuhan jaringan yang tidak normal yang terjadi dalam tubuh hewan,
menyebabkan hewan tersebut harus mengalami pembedahan untuk mengatasi
masalah-masalah tersebut. Salah satu pembedahan yang serimg dilakukan pada
hewan kesayangan adalah operasi membuka rongga abdomen. Untuk hewan besar
seperti sapi dan kuda posisi hewan seringkali dalam keadaan berdiri tetapi
untuk anjing dan kucing selalu dalam keadaan rebah.
Perawatan
pascaoperasi dengan memberikan antibiotika dan anti radang adalah tindakan yang
semestinya dilakukan untuk mempercepat kesembuhan luka operasi. Selain itu
melindungi luka , membatasi pergerakan, dan pemberian nutrisi yang baik juga
sangat diperlukan untuk mempercepat proses penyembuhan pascaoperasi.
1.
Apa
saja obat
yang diberikan pasca operasi?
2.
Apa saja antibiotik yang diberikan pasca
operasi?
3.
Bagaimana
kerja vitamin C yang diberikan pasca operasi?
4.
Apa saja obat anti radang yang diberikan
pasca operasi?
Adapun tujuan dari penulisan
paper ini adalah untuk mengetahui apa saja obat-obatan yang diberikan pascaoperasi.
Manfaat
dari penulisan paper ini adalah menambah pengetahuan mahasiswa khususnya
dalam bidang kedokteran hewan mengenai
pemberian obat-obatan pascaoperasi.
Gambar 1.
Pascaoperasi kucing. Sumer : internet
Setelah operasi dalam kasus bedah
penanganan abses pada digiti 1 ini dapat diberikan antibiotika dan vitamin.
Dimana untuk obat – obatan yang akan diberikan, baik antibiotika maupun vitamin
yang diberikan harus disesuaikan dengan riwayat pasien, apakah sebelumnya
pernah mengalami keluhan alergi obat.
Dalam
sebuah survei yang dilakukan pada tahun 2001 terhadap 276 pemilik kucing, 34%
dilaporkan ketidaknyamanan pasca bedah onychectomy pada kucing mereka sementara
78% melaporkan terutama nyeri. Waktu pemulihan mengambil dari tiga hari sampai
dua minggu. Peningkatan kekuatan menggigit atau frekuensi dilaporkan di 4% dari
kucing, tapi secara keseluruhan, 96% dari pemilik puas dengan operasi. Beberapa
penelitian lain menemukan ketimpangan setelah onychectomy berlangsung > 3
hari, > 1 minggu, 8 hari, > 12 hari, hingga 180 hari, bahkan sampai 96
bulan.
Pada
satu rumah sakit pendidikan kedokteran hewan, antara 50 dan 80% dari kucing
memiliki satu atau lebih komplikasi kesehatan pasca-operasi; 19,8% mengalami
komplikasi setelah rilis. Penelitian lain melaporkan tingkat komplikasi
pasca-op medis 24% (Jankowski 1998), 53% (Martinez 1993),
1,4% (Pollari 1996), 82,5% untuk blade dan 51,5% untuk teknik geser (Tobias
1994), dan 80% (Yeon 2001).
Standar
dan proses yang diterapkan untuk meninjau obat-obatan hewan, pada dasarnya sama
besarnya dengan perhatian pada obat-obatan manusia. Indonesia menerapkan
Peraturan Pemerintah No. 78 tahun 1992 sebagai landasan hukum untuk mengatur
segala sesuatu tentang obat hewan. Dalam PP tersebut, pasal 5 ayat 2
menyebutkan bahwa antibiotika dipakai berdasarkan daya kerja farmakologi,
sehingga tidak akan berbahaya jika digunakan sesuai dosis atau aturan
penggunaan. Antibiotik yang pada umumnya digunakan peternak di Indonesia antara
lain, Penicillin, Quinolon, Khlorampenikol, Tetrasiklin, Preparat Sulfa, dan
Ionophor .
Gambar 2.
Tetrasiklin. Sumber : internet
Keadaan
yang sering kali membuat hewan memerlukan antibiotik adalah ketika mengalami
luka terbuka, pasca operasi, radang saluran pencernaan, radang saluran
pernapasan, dan radang yang lainnya. Sedangkan pada ternak, penyakit yang
memerlukan terapi antibiotik antara lain, SE
(Septicaemia Epizootica), Kolibasilosis, Salmonellosis dan
penyakit bakterial lainnya. Tentu saja, penggunaannya memerlukan “causion” atau perhatian. Seperti makhluk
hidup yang lainnya, setiap spesies bakteri memiliki beragam karakteristik.
Beberapa jenis antibiotik dapat bekerja efektif terhadap bakteri tertentu,
namun mungkin saja tidak berfungsi pada bakteri jenis lainnnya. Saat beberapa
jenis bakteri berhasil terbasmi, ada kemungkinan bakteri jenis lainnya akan
berkembang biak pesat karena semakin rendahnya kompetisi di dalam tubuh hospes.
Pada
akhirnya, terapi dengan memberikan antibiotik akan mempengaruhi populasi
beragam jenis bakteri di dalam tubuh. Kadang pula, terdapat beberapa jenis
bakteri yang resisten (tahan) pada satu atau lebih jenis antibiotik sehingga
menyebabkan kasus menjadi semakin parah. Itulah pentingnya mengapa terapi
infeksi bakterial harus menggunakan antibiotik yang tepat, yakni harus seuai
dengan hasil identifikasi pada bakteri yang menyebabkan infeksi, disertai hasil
uji kepekaan dari bakteri yang bersangkutan sehingga diperoleh hasil pengobatan
yang maksimal.
Luka
setelah operasi seringkali membuat hewan merasa tidak nyaman bahkan menderita
dalam waktu tertentu. Pada dasarnya, cepat atau lambatnya kesembuhan sebuah
luka tergantung beberapa faktor, seperti tingkat keparahan luka, obat-obatan,
dan faktor kebersihan. Selain itu, nutrisi berperan penting untuk mempercepat
proses penyembuhan luka baik pada operasi ringan maupun berat. Salah satu
nutrisi itu adalah vitamin C.
Gambar 3.
sumber vitamin C. sumber : internet
Vitamin
C memang sudah dikenal sebagai zat gizi yang berguna untuk menjaga daya tahan
tubuh. Namun di samping itu, penelitian dua ahli bedah dari Universitas Harvard
tahun 1937 lalu juga membuktikan khasiatnya untuk menyembuhkan luka. Ya,
vitamin C terbukti memiliki peran dalam mengganti jaringan kulit yang rusak
akibat luka.
Dikutip
dari National Institute of Health, Vitamin ini dapat berperan pada setiap tahap
penyembuhan luka, juga bisa meningkatkan elastisitas kulit serta membentuk
jaringan parut dan ligamen yang membantu proses penyembuhan luka menjadi lebih
cepat. Hal ini disebabkan vitamin C mempunyai peranan penting dalam pembentukan
kolagen. Penelitian dari University of Pennsylvania menyebutkan 80% kulit
manusia terdiri dari kolagen. Kolagen merupakan perekat yang bermanfaat untuk
elastisitas kulit, bekerja sama dengan elastin. Penelitian yang dilakukan oleh
Murad et all 1981 menyebutkan vitamin
C berperan dalam setiap sintesis kolagen, dimulai dari pembentukan prekrusor
kolagen (pro-kolagen), sampai pada perubahan menjadi kolagen.
Sebaliknya,
kekurangan vitamin C justru malah mengganggu proses penyembuhan luka. Pada
suatu penyakit kekurangan vitamin C (scurvy)
terjadi penurunan produksi kolagen sehingga
penyembuhan luka menjadi jelek dan terjadi penurunan elastisitas kulit.
Selain vitamin C,
Vitamin B9 juga dapat diberikan pasca operasi. Vitamin
B9 dikenal sebagai asam folat yang berfungsi sebagai pengembangan sistem saraf selain
itu vitamin ini dapat mengurangi depresi pasca operasi. Vitamin B5, juga
dikenal sebagai asam pantotenat, dapat membantu meningkatkan kecepatan di mana
luka beregenerasi dan menyembuhkan, terutama setelah operasi. Vitemin B5 dapat
mempengaruhi pemulihan pasca operasi di seluruh tubuh bahkan di dalam mulut. Para
peneliti mencatat bahwa mengonsumsi suplemen vitamin B kompleks mendorong penyembuhan
luka periodontal secara signifikan dan statistik.
Konsumsi vitamin
A dapat diberikan
untuk menjaga rambut
dari kerontokan dan membantu regenerasi kulit agar cepat menyatu.
Kalsium merupakan mineral penting untuk kesehatan. Namun, tidak banyak yang
tahu bahwa tubuh tidak bisa menyerap kalsium tanpa kehadiran vitamin D. Vitamin D sangat
jarang ditemukan dalam makanan.
Untuk itu, pemberian suplemen vitamin D setelah pasca operasi juga diperlukan,
khususnya pasca operasi yang dapat menguras Ca seperti melahirkan dan fraktur
tulang. Vitamin E pada
dasarnya adalah sebuah antioksidan yang dapat membantu memperbaiki kerusakan
sel dan mengusir racun dari tubuh.
Pada
kasus-kasus setelah pembedahan ( pasca operasi ) ada beberapa anti radang
terutama anti radang non steroid yang
perlu direkomendasikan karena selain mempunyai efek pereda rasa sakit juga
mempunyai efek anti inflasi dan kadang
kadang efek anti piretik antara lain :
a. Aspirin
( Acctylsalicylic acid ) , sebagai obat analgesi, anti inflamasi, anti piretik
. obat ini juga untuk menghilagkan rasa sakit post operasi dan baik juga
sebagai treatment penyakit thrombotic. Pada anjing diberikan secara oral dengan
dosis 30-60 mg/kg/hari dalam 2 atau 3 dosis. Sedangkan pada kucing secara oral
diberikan dengan dosis 10-40 mg/kg/hari setiap 48 jam. Ada level rendah obat ini berfungsi sebagai
analgesic, sedangkan pada level tinggi obat ini berfungsi sebagai anti radang.
b. Phenylbutazone
, obat ini lebih umum digunakan oleh dokter hewan sebagai antiinflamasi dan
analgesic pada anjing. Obat ini juga mempunyai kerja sama dengan aspirin yang
menghambat enzim cyclooxygenase. Dapat diberikan secara intravena , intra
muscular maupun peroral . pada kuda dosisnya 4 gr/ hari secara ral selama 3-4 hari. Sedangkan pada anjing dosisnya 2-20 mg/kg/hari secara oral. Pada kucing diberikan
dengan dosis 10mg/kg/hari per oral, atau dosis bias di tingkatkan 20mg/kg/hari
dalam level jangka pendek.
c. Meclofenamic
Acid, obat ini sangat potent sebagai anti radang dan analgesic untuk kasus
radang akut dan radang kronis diberikan secara oral. Obat ini juga merupakan
obat pilihan kedua setelah phynylbutazon . dosis yang diberikan 2-2mg/kg/hari
dan diberikan dalam makanan untuk 5-7 hari.
d. Flunixin
, obat ini relative baru sebagai anti radang dan analgesic ole karena
potensinya 4 kali dari phynylbutazon. Obat ini pertama kali diunakan pada kuda
dan sapi kemudian baru pada anjing. Obat ini juga sangat baik digunakan dalam
penanganan kolik. Pada sapi diberikan 2.2 mg/kg/hari secara intravena setiap 24
jam selama 5 hari. Pada kuda diberikan 1.1 mg/kg/hari secara intravena dan
intramuskuler setiap 24 jam selama 5 hari. Pada anjing diberikan 1.1 mg/kg/hari
secara intravena per oral setiap 24 jam.
e. Naproxen
, obat ini juga berfungsi sebagai anti radang , analgesic, antipiretik, pada
anjing dan kuda. Pada kuda diberikan dosis 10mg/kg/hari diberikan secara oral, 2 kali sehari selama
14 hari. Pada anjing diberikan dosis awal 5 mg/kg setiap hari pemberian secara
peroral.
Perawatan
pascaoperasi dengan memberikan antibiotika dan anti radang adalah tindakan yang
semestinya dilakukan untuk mempercepat kesembuhan luka operasi. Selain itu
melindungi luka , membatasi pergerakan, dan pemberian nutrisi yang baik juga
sangat diperlukan untuk mempercepat proses penyembuhan pascaoperasi.
Jadi Setelah operasi dalam kasus bedah penanganan
abses pada digiti 1 ini dapat diberikan antibiotika dan vitamin. Dimana untuk
obat – obatan yang akan diberikan, baik antibiotika maupun vitamin yang diberikan
harus disesuaikan dengan riwayat pasien, apakah sebelumnya pernah mengalami
keluhan alergi obat.
Dalam sebuah survei yang dilakukan pada tahun 2001
terhadap 276 pemilik kucing, 34% dilaporkan ketidaknyamanan pasca bedah
onychectomy pada kucing mereka sementara 78% melaporkan terutama nyeri. Waktu
pemulihan mengambil dari tiga hari sampai dua minggu. Peningkatan kekuatan
menggigit atau frekuensi dilaporkan di 4% dari kucing, tapi secara keseluruhan,
96% dari pemilik puas dengan operasi. Beberapa penelitian lain menemukan
ketimpangan setelah onychectomy berlangsung > 3 hari, > 1 minggu, 8 hari,
> 12 hari, hingga 180 hari, bahkan sampai 96 bulan.
Saran yang dapat
penulis sampaikan kepada pembaca yaitu melakukan pemeriksaan perawatan pascaoperasi untuk mengetahui tahapan-tahapan
perawatan yang bisa dilakukan pasca operasi . Karena dengan mengetahi tindakan perawatan pasca operasi kita bisa dengan mudah melakukan tindakan
medis yang benar.
Gunawan
I.W.N. F et all. 2016 . Penanganan Abses pada Digiti I dengan Metode
Onychectomy. UPT Perpustakaan Universitas Udayana.
Martinez, S. A., J.et all. 1993. Comparing Two
Techniques for Onychectomy in Cats and Two Ahesives for Wound Closure.
Veterinary Medicines 88 : 516 – 525.
Pollari, F. L., B. N. Bonnett., S. C.
Bamsey. 1996. Postoperative Complications
of Elective Surgeries in Dogs and Cats Determined by Examining Electronic and
Paper Medical Records. J Am Veterinary Medicine Association. Spain.
Sudisma,I.N.et all.2006. Ilmu Bedah
Veteriner dan Teknik Operasi.Plawa Sari : Denpasar
Tobias, K. S. 1994. Feline Onychectomy at Teaching Institution : A Retrospective Study of
163 Cases. Veterinary Surgery 23 : 274 – 280.
Yeon, S. C., J. A. Flanders., J. M.
Scarlett. 2001. Attitudes of Owner
Regarding Tendonectomy and Onychectomy in Cats. J Am Veterinary Medicine
Association. Spain.
Titanium Band Rings of Gold - TINNICS
BalasHapusA brand of luxury travel gear. Our Tinti Titanium Series Rings are woven apple watch titanium to support your race tech titanium travels through the stilletto titanium hammer Pacific w88 with titanium necklace timeless precision