Rabu, 11 Oktober 2017

STREPTOCOCCUS AGALACTIAE PADA IKAN



PENYAKIT ZOONOSIS PADA HEWAN AQUATIC
Zoonosis, menurut badan Kesehatan sedunia (OIE = Office Internationale Epizooticae) merupakan penyakit yang secara alamiah dapat menular diantara hewann vertebrata dan manusia. Penyakit yang tergolong dalam zoonosis dengan penyebaranpenyakit tersebar ke seluruh penjuru dunia dan yang sering ditemukan di Indonesia misalnya antraks, rabies, leptospirosis, brucelosis, toxoplasmosis, tuberkolosis, salmonellosis, avian Influenza, dan lain-lain. Penyakit zoonosis dapat terjadi karena meningkatnya interaksi manusia dengan patogen atau vektor, baik melalui makanan, minuman, aktifitas penangkapan
atau budidaya ikan, maupun rekreasi perairan (International Office for Epizootics/IOE).
       Ruang Lingkup Zoonosis hewan akuatik, mencakup :
·      Cara-cara mengenali kelompok hewan akuatik yang berpotensi untuk menularkan penyakit ke manusia.
·      Cara-cara pengenalan kategori hubungan penyakit dengan manusia melalui potensi penularannya.
·       Cara-cara mengenali siklus hidup pathogen, jenis vector yang mungkin ada dan jalur penularan pada manusia.
Suatu penyakit dapat dikatakan zoonosis apabila :
  • Dampak signifikan dan meyakinkan (significant and confirmed).
  • Dampak kurang signifikan (less significant, putative).
  • Secara passif ditularkan ke manusia dan sebagai hasil akumulasi dari perairan yang tercemar patogen manusia.
Kelompok Patogen Potensial
·         Bakteri : Salmonella spp., Aeromonas spp.,  Campylobacter  spp., Yersinia  spp.,  Streptococcus  spp.,  Mycobacterium spp., Klebsiella spp.,  Enterobacter  spp. (Acha and  Szyfres. 1989; Nemetz and Shotts, 1993;  Johnson-Delany, 1996).
  • Jamur  :   Aspergillus spp.,  Mucormycosis,  Zygomycosis,  Candida  spp. (Acha and  Szyfres. 1989; Nemetz and Shotts, 1993;  Johnson-Delany, 1996).
  • Cestoda :  terutama Diphyllobothrium spp.,  Spirometra spp. atau Sparganosis  (Meyer, 1970; Moller and Anders, 1986).

  • Trematoda : khususnya dari Familia Heterophydae spt Heterophyes heterophyes dan Heterophyes nocens yang ditemukan pada kulit dan daging ikan belanak (Mugil cephalus dan M. capito) dan sea bass (Dicentrarchus labrax) (Moller and Anders, 1986; Sindermann, 1990).
  • Virus : infectious salmon anemia (ISA) yang disebabkan oleh virus kelompok  Orthomyxoviridae (Krossoy et al., 1999).
Contoh zoonosis golongan bakteri
No
Jenis Patogen
Cara Penularan
Manifestasi pada Hewan
Maniifestasi pada Manusia
1
Salmonella spp.
Kontak langsung, handling, ingesti hewan atau air
Umumnya hewan tidak menunjukkan gejala klinis dan merupakan inang antara
Sakit pada bagian abdomen, gastroenteritis, diare, meningitis, infeksi pada saluran kemih dan osteomyelitis
2
Aeromonas spp.
Melalui luka dan ulcer
Hemoragi septicemia pada ikan dan reptil terbanyak diisolasi pada luka di kulit
Infeksi pada kulit, demam, diare dan septicemia
3
Campylobacter spp
Handling, mengonsumsi hewan atau via air
Hewan inang sangat jarang menunjukkan gejala klinis
Diare, gastroenteritis, muntah, kram dan demam tinggi
4
Streptococcus spp
Handling
Abses pada subcutan, meningoenchepalitis, mata opac diketahui menginfeksi 27 jenis ikan
Selulit pada kulit tangan, meningitis dan osteomyelitis





Contoh zoonosis golongan jamur
No
Jenis Patogen
Cara Penularan
Manifestasi pada Hewan
Maniifestasi pada Manusia
1
Zygomycosis
Phycomycosis
Mucormycosis
Inhalasi, ingesti dan inokulasi spora
Sporofit pada ikan dan reptil, gastrointestinal, ISPA dan pneumonia pada amfibi dan reptil
ISPA, meningitis, dermatitis, infeksi subcutan dan enteritis jika tertelan.
2
Aspergillus spp
Kontak langsung dan inhalasi
Melimpah pada kulit hewan aquatic, paru-paru dan lesi sistemik pada reptil
Bronchopneumonia, infeksi otak dan tyroid, hypersensitifitas
3
Candida spp
Kontak langsung dan inhalasi
Diisolasi dari saluran pernapasan dan luka hati pada reptil juga dari kulit pada ikan
Dermatitis dan saliva berlendir

Contoh zoonosis golongen trematoda
No
Jenis Patogen
Cara Penularan
Lokalitas
Maniifestasi pada Manusia
1
 Heterophyes heterophyes
H. nocens
Makan ikan mentah atau setengah matang
Afrika, Timur Tengah, Israel, Filipina, Jepang dan China
Parasit dalam intestin manusia
2
Nanophyetus salmincola
Nanophyetus schikhobalowi
Makan ikan mentah atau tidak terlalu matang
Filipina
Parasit dalam intestin manusia
3
Cryptocotyle lingua
Metacercaria masuk melalui ikan herring yang dimakan
Eropa Barat, USA dan Greenland
Parasit dalam intestin manusia
4
Paragonymus Spp
Mengonsumsi kepiting bakau (Sarsama Dehaani)
Jepang dan China
Paragonimiasis, parasit dalam paru-paru manusia.

Contoh zoonosis golongan cestoda
No
Jenis Patogen
Cara Penularan
Lokalisasi
Maniifestasi pada Manusia
1
 Diphyllobothrium latum
Ingesti ikan yang merupakan inang plerocercoid
USA (1906), Soviet, Manchuria, Jepang dan Siberia
Diphyllobothriasis
2
D. dalliae
D. dendriticum
D. pacificum
Ingesti ikan yang merupakan inang plerocercoid
Alaska, Noewegia, Soviet, Peru dan Mexico
Diphyllobothriasis
3
Spirometra mansoni
Spirometra mansonoides
Minum air yang terdapat procercoid (Cyclops), makan daging kodok atau reptil plerocercoid
USA (1908), Hongkong (1962) dan Kanada (1966)
Sparganosis












Contoh zoonosis golongan virus
No
Jenis Patogen
Cara Penularan
Lokalisasi
Maniifestasi pada Manusia
1
 ISA Virus dengan inang utama Atlantic Salmon (Salmo Salar L), Rainbow Trout (Oncorhycus Mykiss) dan Sea Trout (Salmo Ttuta)
Konsumsi daging ikan atau handling
Norwegia, Skotlandia dan Kanada
Masih diperdebatkan dalam EUROPEAN COMMISSION HEALTH AND CONSUMER PROTECTION DIRECTORATE GENERAL – Scientific Health Opinions (Assessment Of Zoonotic Risk from Infectious Salmon Anaemia Virus)
2
Hepatitis A Virus
Konsumsi kerang setengah matang dari perairan pantai tercemar
Shanghai China (1988) dengan jumlah penderita 300.000
Hepatitis A












STREPTOCOCCUS SPP
Streptococcus agalactiae merupakan salah satu bakteri penyebab streptococcosis pada ikan.  Pada pertengahan tahun 2010, telah terjadi kasus kematian dengan tingkat mortalitas tinggi pada budidaya ikan nila di tambak bersalinitas rendah di Karawang-Jawa Barat. Diagnosa agen penyebab penyakit tersebut dilakukan dengan teknik Polymerase Chain Reaction dengan menggunakan pasangan primer spesifi k Sdi252 dan Sdi61. Umumnya, identifikasi pathogen (bakteri) dengan teknik PCR dilakukan dengan menggunakan koloni bakteri sebagai bahan ekstraksi. Namun pada penelitian ini dilakukan isolasi DNA langsung dari jaringan ikan yang menunjukkan gejala terinfeksi bakteri. Jaringan yang dapat dijadikan sampel yaitu otak, hati, limfa, dan ginjal.  
Adanya bakteri Streptococcus agalactiae pada lingkungan dapat menimbulkan wabah penyakit. Stres merupakan faktor yang paling berperan dalam munculnya wabah penyakit pada budidaya ikan. Suhu air merupakan salah satu faktor pemicu munculnya streptococcosis. Selain itu padat tebar yang tinggi, penanganan ikan yang buruk dan kualitas air juaga berpengaruh terhadap munculnya penyakit ini. Streptococcosis menyerang ikan pada berbagai ukuran dan umur. Oleh karena itu  pencegahan harus dilakukan disemua tahapan produksi.

Gejala klinis
Gejala klinis ikan yang terinfeksi antara lain nafsu makan menurun, pertumbuhan terhambat, bergerak tidak beraturan, berenang ke permukaan dan tidak beraturan, lesu, warna gelap di bawah rahang, perut gembung, luka berkembang menjadi borok, tubuh menghitam, sisik mudah lepas, luka, pendarahan pada pada operkulum (tutup insang) dan anus, mata keruh dan menonjol keluar (Kusuda et al., 1992 dan Eldar et al., 1994). Namun gejala yang paling signifi kan dari penyakit ini pada ikan adalah septikemia dan meningoencephalitis (Eldar et al., 1995). Organ dalam yang sering terserang adalah limfa, hati dan otak, kemudian menyebar ke ginjal, usus dan jantung (Austin & Austin, 1999). Limfa tampak membesar dan rusak, hati terlihat pucat dan nekrosis di beberapa tempat. Usus mengandung cairan dan sebagian hemoragi. Sering dijumpai meningitis akut, dengan permukaan otak terlihat kekuningan dan mengandung banyak bakteri (Kitao, 1993; Austin & Austin, 1999).
Gejala klinis manusia dapat menyebabkan pneumonia ditandai dengan gejala berupa demam, sesak napas, nyeri dada, dan batuk, meningitis dengan gejala berupa demam, nyeri kepala, kaku leher, dan penurunan kesadaran, bakteremia  gejala berupa demam, rasa tidak enak badan, penurunan kesadaran, nyeri dada, sesak napas, nyeri otot, dan nyeri sendi, Infeksi kulit dan jaringan lunak gejala berupa demam, rasa tidak enak badan, nyeri lokal pada tempat infeksi, osteomyelitis dan artritis : gejala berupa demam, rasa tidak enak badan, nyeri lokal, nyeri sendi, dan kelemahan, Infeksi cairan ketuban (korioamnionitis), endometritis, dan infeksi saluran kencing: gejala berupa demam, nyeri saat buang air kecil, nyeri pada pinggang dan panggul.


Sumber : google.com


Penularan dalam Ekosistem
Penularan streptococcus dapat terjadi karena :
·         Sanitasi kolam yang kurang baik atau adanya pencemaran yang terjadi di laut bebas
·         Sumber pakan yang tidak sehat atau ikan memakan pakan yang tercemar oleh bakteri streptococcus
·         Ketidakseimbangan lingkungan yang dapat menyebabkan penurunannya kekebalan tubuh ikan




Kontrol Penyakit
·         Desinfeksi sarana budaya sebelum dan selama proses pemeliharaan ikan
·         Pencegahan secara dini melalui vaksinasi (N14G) atau antibiotik. Yang harus diperhatikan ketika melakukan vaksin yatu : ikan telah berumur lebih dari 2 minggu, ikan sehat dan hindari pemberian vaksin pada ikan yang sakit, suhu air yang relatif hangat 25 oC dan stabil.
·         Pemberian unsur immunostimulan seperti penambahan vitamin c pada pakan secara rutin selama pemeliharaan
·         Memperbaiki kualitas air secara keseluruhan, terutama mengurangi kadar bahan organik terlarut dan atau meningkatkan frekuensi penggantian air baru
·         Pencegahan stres pada ikan
·         Pengaturan kepadatan kolam
·         Pengelolaan kesehatan ikan secara terpadu ikan, lingkungan dan patogen




















DAFTAR PUSTAKA

Acha, PN and B Szyfres. 1989. Zoonoses and Communicable Diseases Common to Man and Animals. 2nd Ed. Pan American Health Organization, Washington, D.C.
Austin B. & D.A. Austin. 1999. Bacterial Fish Pathogens: Disease in Farmed and Wild Fish..Ellis Honwood Ltd. Chichester, England.

Childs, J, Shope, RE., Jenkins, S. 1998. Emerging Zoonoses. Emerging Infectious Disease. Vol. 4(3); 453-454.
Eldar, A., P.F. Frelier, L. Assenta, P.W. Varner, S. Lawhon & H. Bercovier. 1995. Streptococcus shiloi, the name for an agent causing septicemic infection in fi sh, is a junior synonym of Streptococcus iniae. Int. J. Syst Bacteriol 45: 840–842.
Eldar, A., Y. Bejerano & H. Bercovier. 1994. Streptococcus shiloi and Streptococcus diffi cile: two new streptococcal species causing a meningoencephalitis in fi sh. Curr Microbiol. 28: 139–143.
European Commission on Scientific Committee on Animal Health and Animal Welfare , 2008. Assesment of Zoonotic Risk From Infectious Salmon Anemia Virus. 40 p.
Hastein, T., (1997). Workshop on Infectious Salmon Anemia. St. Andrews, New Brunswick, Canada, 92 p.
Johnson-Delany, CA. 1996. Reptile Zoonoses and Threats to Public Health. In: Reptile Medicine and Surgery. DR Mader, ed. W.B. Saunders Company, Philadelphia. pp. 20-33.
Krossoy, B., Hordvik, I, Nilsen, F., Nylund, A. and Endresen, C. (1999) The putative polymerase sequence of infectious salmon anemia virus suggests a new genus within the Orthomyxoviridae. J. Virol., 73, 2136-2142
Kusuda, R. 1992. Bacterial fi sh diseases in marine culture in Japan with special empahasis on Streptococcosis. Isr. J. Aquaculture. 44: 140
Lau, SK., Woo, P.C.and .Yuen, K.Y. (2003). Invasive Streptococcus outside North America. J. Clinical Microbiology 41(3): 1004-1009.
Meyer, M.C., 1970. Cestode Zoonoses of Aquatic Animals. J.Wildlife Disease Vol. 6: 249-254.
Moller, H. and K. Anders., 1986. Diseases and Parasites of Marine Fish. Moller-Kiel
Nemetz, TG and EB Shotts, Jr. 1993. Zoonotic Diseases. In: Fish Medicine. MK Stoskopf, ed. W.B. Saunders Company, Philadelphia. pp. 214-20.
Sindermann, C.J., 1990. Principal Diseases of Marine Fish and Shellfish. Vol. I and II. Academic Press, London.
Yanong, R. & R. Francis-Floyd. 2002. Circular FA057. Dept. Of Fisheries and Aquatic Sciences, Florida Cooperative Extension Service. Inst. Of Food and Agricultural Sciences. University of Florida (http://ufl .edu/BODY_FA057) p.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PREMEDIKASI DAN ANESTESI VETERINER

RINGKASAN Premedikasi adalah pemberian obat-obatan sebelum tindakan anestesi umum dengan tujuan utama menenangkan pasien, menghasi...