Jumat, 15 Desember 2017

MEGACOLON PADA ANJING DAN KUCING



II.           Definisi Penyakit

Megacolon adalah suatu gangguan fungsional dimana terjadi peningkatan diameter (pelebaran) pada kolon atau usus besar. Perubahan struktur usus ini menyebabkan fungsi usus menjadi abnormal, termasuk mengurangi motilitas kolon dan konstipasi kronis. Kasus megacolon ini paling sering ditemukan pada kucing dibanding anjing. (Sutari, 2013)

III.    Patofisiologi

Pada anjing dan kucing, kotoran(feses) dapat bertahan diusus besar selama beberapa hari tanpa menimbulkan gangguan atau kerusakan pada bagian tersebut. Namun penahanan kotoran yang berkepanjangan akan mengganggu proses penyerapan air sehingga feses menjadi lebih kering dan akan menjadi sangat sakit dan sulit untuk dikeluarkan. Ketika kondisi ini semakin parah dan dalam jangka waktu yang sangat lama maka akan menimbulkan perubahan pada motilitas usus.

Idiopathic megacolon telah dikaitkan sebagai penyakit neurogenik primer dan gangguan neuromuskular degeneratif. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Washabau dkk menggunakan pengukur isometric in vivo dari segmen otot polos bagian kolon menunjukkan bahwa kucing dengan idiopathic megacolon mengembangkan stress isometrik di sirkular lebih sedikit dan otot polos longitudinal dalam respon kepada neurotransmitter, depolarisasi membran dan stimulasi lapang elektrik bila dibandingkan dengan kontrol sehat. Penemuan ini berhubungan dengan penurunan fosforilasi rantai ringan myosin, menunjukkan gangguan dari pergerakan kalsium intraselular dan memberitahu bahwa feline idiopathic megacolon ialah disfungsi umum dari otot polos kolon. Maka motilitas kolon mungkin saja berpengaruh dalam intervensi theurapetik yang dirancang untuk menstimulasi otot polos kolon. (Christhoper, 2010)

IV.    Etiologi

Beberapa penyebab megacolon adalah adanya benda asing yang bercampur dengan kotoran atau yang menyumbat bagian usus besar. Hal ini terjadi akibat kurang gerak, adanya perubahan pada litter box (kotor, perubahan letak, ganti


dengan yang baru), stress, fraktur (patah) atau dislokasi tulang panggul, abses daerah perineal, tumor, atresia rektal, spinal cord disease, conginetal spinal anomaly, paraplegia(palalisis/lumpuh bagian tubuh belakang), central nervous system dysfunction, gangguan system saraf otonom, idiopathic megacolon, hypokalemia, dehidrasi, kelemahan otot yang ada kaitannya dengan penyakit lain, pemberian obat-obatan seperti antikolinergik, antihistamin, diuretic, dan barium sulfate. (Sutari ; Kartini, 2013)

V.           Gejala Klinis

Kucing dan anjing yang terkena megacolon mungkin menunjukkan tanda-tanda berikut:

a.      ketidaknyamanan perut

b.      kesulitan akan buang air besar

c.      nafsu makan menurun

d.     muntah

e.      kelesuan

f.       tenesmus (berusaha untuk buang air besar)

g.      penurunan berat badan

VI.    Diagnosa

Untuk diagnosis megacolon didasarkan pada sejarah dan hasil pemeriksaan fisik, seperti perabaan pada bagian perut dimana akan teraba bentuk feses yang keras atau bentuk masa yang abnormal seperti masa yang menyumbat dan kemudian dikonfirmasi dengan pemeriksaan radiografi (sinar-x) dari perut. Radiografi dapat mengkonfirmasi kehadiran dari usus besar (Gambar 1) dan dapat digunakan untuk menentukan apakah ada patah tulang panggul tua (Gambar 2 dan 3), massa, atau kelainan bentuk tulang belakang. USG perut, studi kontras saluran pencernaan yang lebih rendah, atau kolonoskopi mungkin juga diperlukan untuk menentukan penyebab kondisi tersebut. Diagnosis akhir dari megacolon idiopatik dibuat dengan tidak termasuk semua penyebab lain dari sembelit. (Burrows, 1991; Washabau and Hall, 1997; Christopher, 2010)
















Gambar 1. Lateral radiograph of abdomen. The arrow points to the extremely enlarged colon filled with feces. Sumber. Journal of Feline Idiopathic Megacolon


 




 Gambar 2. Lateral radiograph of a patient with pelvic factures. Note the the extremely enlarged colon. Sumber. Journal of Feline Idiopathic Megacolon




             
Gambar 3. Ventrodorsal radiograph showing a displaced pelvic fracture (arrow) which has collapsed the pelvic canal resulting in megacolon. Sumber. Journal of Feline Idiopathic Megacolon

Diagnosa Diferensial

Disfungsi saraf otot:

Penyakit saraf tulang belakang- penyakit lumbosacral, sindrom cauda equine, kecacatan saraf tulang belakang sacral dari kucing Manx

Hipogastrik atau kelainan saraf pelvis – cedera traumatis, malignansi, disautonomia

Submukosal atau neuropati myentric plexus – disautonomia, berumur Otot halus kolonik – megakolon idiopatik, berumur

Obstruksi Mekanis :

Intraluminal – material asing (tulang, material tumbuhan, rambut), neoplasia, rektal diverticulum, perineal hernia, striktur anorektal

Intramural – neoplasia

Extramural – fraktur pelvis, neoplasia, penyakit prostatic

Inflamasi

Perianal fistula, proctitis, anal sac abscess, anorectal tubuh asing, gigitan luka perianal


VII.  Pengobatan

Pengobatan megacolon dapat dilakukan dengan melakukan terapi pengobatan (medical management) dan pembedahan (surgical management).

Dalam melakukan terapi pengobatan megakolon terdapat 5 komponen yang harus diperhatikan yaitu :

1.      Capai dan jaga hidrasi secara optimal.

Selama masih ada dehidrasi selular, diperlukan untuk menyerap air dari ginjal dan sistem pencernaan. Maka, sistem hidrasi perlu ditetapkan. Hal ini dapat dicapai melalui terapi cairan parenteral, termasuk cairan subkutan reguler di rumah, memberi makan makanan kaleng, menambahkan air atau kaldu ke makanan, memberi kaldu daging atau menggunakan air di rumah. Penambahan fiber perlu dihindari sampai pasien terhidrasi

2.      Pindahkan feses terdampak

Memindahkan atau membersihkan feses terdampak perlu dilakukan untuk mengurangi keracunan dan peradangan di dinding usus. Pediatric rectal suppositories bisa digunakan di konstipasi ringan. Ekstraksi manual mungkin diperlukan dibeberapa kasus. Memasukkan air ke kolon, pijatan manual dan reduksi massa dengan palpasi abdominal dan penggunaan forceps spons untuk memecahkan massa feses mungkin dapat membantu

3.      Dietary fiber

Diet fiber berguna untuk bulk-forming laksatif. Keuntungan dari fiber yang tak dapat larut seperti dari gandum, sereal dan psyllium adalah untuk meningkatkan atau menormalkan motilitas kolon dengan meningkatkan isi air kolon, mendilatasi toxin luminal seperti asam empedu, amoniak dan toksin tercerna dan meningkatkan materi tercerna sehingga menurunkan paparan kolon terhadap toxin, selagi meningkatkan frekuensi defekasi.

4.      Terapi laksatif

Laksatif dapat dikategorikan sebagai emolien, lurikan, hiperosmotik dan stimulan berdasarkan aksinya. Emollient laksatif adalah detergen anionik yang meningkatkan air dan lemak di pencernaan, memicu absorbsi lemak dan air. Lubrikan memudahkan keluarnya massa. Hiperosmotik menstimulasi sekresi


cairan colon dan motilitas. Stimulan digunakan untuk memancing motilitas propulsive. Laksatif yang direkomendasikan antara lain:

Hyperosmotic : Lactulose

Bulk-forming : Canned pumpkin dan Psyllium

Emollient : Dioctyl sodium sulfosuccinate (Colace,Mead Johnson), Dioctyl calcium sulfosuccinate (Surfax,Hoechst)

Lubricating : White petrolatum , Mineral oil

Stimulating : Bisacodyl

5.      Agen prokinetic kolon

Agen prokinetik adalah kelas baru untuk obat yang dapat menstimulasi motilitas dari esofagus secara oral.

Operasi

Kucing dengan obstipasi kronis atau megakolon perlu dilakukan colectomi. Fecal impaksi kronis dapat menimbulkan ulserasi mukosa dan peradangan serta resiko terjadinya perforasi. Oleh karena itu operasi perlu dilakukan sebelum dinding usus dan kesehatan pasien perlu diperhatikan. Biopsi kecil juga disarankan, misalnya pada kasus yang teridentifikasi limfosarkoma dan feline infeksius peritonitis. Setelah operasi, diare muncul selama 4-6 minggu, karena masih ada gangguan anal. Prognosis ini baik untuk kesembuhan.

Jika megacolonnya adalah tipe hipertrofi, maka pelvic osteotomy bisa juga dilakukan. Jika megacolon kurang dari 6 bulan subsekuen dari fraktur pelvis, lakukan pelvic osteotomi. (Margie, Scherk, 1997)


DAFTAR PUSTAKA

Abedi, Gholamreza, et.al. 2012. Colon Surgical Stabilization on Psoases Muscles for Treatment of Megacolon in Dog. Global Veterinaria 9 (2): 232-236, 2012

Byer, Christopher, et.al. 2010. Feline Idiopathic Megacolon. VCA Veterinary Referral Associates,Inc. Gaithersburg,Maryland

Darren C. Barnes. 2012. Subtotal colectomy by rectal pull-through for treatment of idiopathic megacolon in 2 cats. CVJ / VOL 53 / JULY 2012

Dunn, John. 2000. Textbook of Internal Small animal Medicine. Sounders. USA

Kartini, dkk. 2013. Megacolon. http://pdhbvet.com/megacolon.html, (Diakses pada tanggal 17 Oktober 2016)

Prokic, B et.al. 2010. Ethiopathogenesis, Diagnosis and Therapy of Acquired Megacolon in Dogs. Acta Veterinaria (Beograd), Vol. 60, No. 2-3, 273-284, 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PREMEDIKASI DAN ANESTESI VETERINER

RINGKASAN Premedikasi adalah pemberian obat-obatan sebelum tindakan anestesi umum dengan tujuan utama menenangkan pasien, menghasi...