Senin, 26 Februari 2018

HEMOTHORAX DAN HYDROTHORAX



PENDAHULUAN
       Dunia kedokteran hewan dewasa ini sudah sangat berkembang tidak kalah dengan dunia kedokteran manusia. Pasalnya ilmu kedokteran hewan sudah mulai banyak dipelajari dan dikembangkan untuk kepentingan kesejahteraan manusia. Berbagai penelitian sudah dilakukan oleh para peneliti untuk lebih mendalami lagi bidang kedokteran hewan, yang nantinya hasil dari penelitian tersebut bisa diimplementasikan. Pada masa peradaban kuno, hewan yang paling diperhatikan kesehatannya adalah kuda, karena mereka banyak dimanfaatkan sebagai sarana transportasi dan peperangan (bagian dari pasukan kavaleri). Lama-kelamaan, kesehatan sapi dan hewan ternak lainnya mulai diperhatikan. Seiring perkembangan jaman, hewan ternak mulai diberikan perhatian lebih terkait kesehatannya. Hewan ternak terutama hewan besar banyak juga memiliki keterkaitan terhadap kesejahteraan manusia. Semakin sehat hewan tersebut maka manusia semakin sejahtera, dalam hal ini bisa sebagai hewan untuk dijual ataupun dikonsumsi. Jika hewan tersebut sehat maka nilai jualnya akan lebih meningkat dan sebaliknya, jika hewan tersebut sakit maka nilai jualnya akan jatuh dan perlu ongkos lagi untuk biaya pengobatan dan perawatannya. Untuk dikonsumsi manusia pastilah hewan tersebut harus layak dikonsumsi, ditimbang dari kesehatannya dan kualitas dagingnya. Disinilah peran dokter hewan untuk masalah tersebut, dokter hewan memiliki kemampuan untuk mendiagnosa, mengobati dan melakukan pencegahan. Terdapat banyak kasus pada hewan besar, salah satunya adalah kasus hydrothorax dan haemothorax. Kasus tersebut berkaitan dengan bagian dada hewan, berkaitan dengan paru-paru dan akumulasi cairan yang terjadi. Tentu saja ini akan sangat berdampak pada hewan yang mengalami kasus tersebut. Untuk kita mengetahui apakah hewan tersebut mengalami hydrothorax dan atau haemothorax perlu didukung dengan keterampilan mendiagnosa. Setelah melakukan diagnosa pastilah ada tindakan selanjutnya seperti, pengobatan dan lain-lain. Untuk mengetahui lebih dalam terkait hydrothorax dan haemothorax pada hewan besar akan lebih dijelaskan pada pembahasan makalah ini.
       Haemathorax adalah adanya darah dalam rongga pleura . Sumber berasal dari darah yang berada pada dinding dada , parenkim paru – paru , jantung atau pembuluh darah besar . kondisi ini biasanya konsekuensi dari trauma tumpul atau tajam . Ini juga merupakan komplikasi dari beberapa penyakit ( Puponegoro , 1995 ) . Hemotoraks (darah di dalam rongga pleura) biasanya terjadi karena cedera di dada.
Penyebab lainnya adalah:
·                   Pecahnya sebuah pembuluh darah yang kemudian mengalirkan darahnya ke dalam rongga pleura
·                   Kebocoran aneurisma aorta (daerah yang menonjol di dalam aorta) yang kemudian mengalirkan darahnya ke dalam rongga pleura
·                   Gangguan pembekuan darah. Darah di dalam rongga pleura tidak membeku secara sempurna, sehingga biasanya mudah dikeluarkan melelui sebuah jarum atau selang.
        Hydrothorax adalah kondisi akumulasi cairan non-inflamasi, atau transudat, di rongga pleura.
Hidrotoraks (efusi pleura) adalah pengumpulan cairan di dalam rongga pleura. Dalam keadaan normal, hanya ditemukan selapis cairan tipis yang memisahkan kedua lapisan pleura.Bisa terjadi 2 jenis efusi yang berbeda Efusi pleura transudativa, biasanya disebabkan oleh suatu kelainan pada tekanan normal di dalam paru-paru. Jenis efusi transudativa yang paling sering ditemukan adalah gagal jantung kongestif. Efusi pleura eksudativa terjadi akibat peradangan pada pleura, yang seringkali disebabkan oleh penyakit paru-paru.

PATOGENESIS
Patofisiologi terjadinya efusi pleura tergantung pada keseimbangan antara cairan dan protein dalam rongga pleura. Dalam keadaan normal, cairan pleura dibentuk secara lambat sebagai filtrasi melalui pembuluh darah kapiler. Filtrasi ini terjadi karena perbedaan tekanan osmotic plasma dan jaringan interstisial submesotelial, kemudian melalui sel mesotelial masuk ke dalam rongga pleura. Selain itu cairan pleura dapat melalui pembuluh limfe di sekitar pleura. Proses penumpukan cairan dalam rongga pleura dapat disebabkan oleh peradangan. Bila proses radang disebabkan oleh kuman piogenik akan terbentuk pus/nanah, sehingga terjadilah empiema/piotoraks. Bila proses ini mengenai pembuluh darah sekitar pleura dapat menyebabkan hemotoraks.
Proses terjadinya pneumotoraks karena pecahnya alveoli dekat pleura parietalis sehingga udara akan masuk ke dalam rongga pleura. Proses ini sering disebabkan oleh trauma dada atau alveoli yang kurang elastis lagi seperti pada pasien emfisema paru.(2)
Efusi dapat terdiri dari cairan yang relatif jernih, yang mungkin merupakan cairan transudat atau eksudat, atau dapat mengandung darah dan purulen. Transudat (filtrasi plasma yang mengalir menembus dinding kapiler yang utuh) terjadi jika faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan dan reabsorpsi cairan pleural terganggu. Biasanya oleh ketidakseimbangan tekanan hidrostatik atau onkotik. Transudat menandakan bahwa kondisi seperti asites atau gagal ginjal mendasari penumpukan cairan. Eksudat (ekstravasasi cairan ke dalam jaringan atau kavitas). Biasanya terjadi akibat inflamasi oleh produk bakteri atau tumor yang mengenai permukaan pleural.(4)
Efusi yang mengandung darah disebut dengan efusi hemoragis. Pada keadaan ini kadar eritrosit di dalam cairan pleural meningkat antara 5.000-10.000 mm3. Keadaan ini sering dijumpai pada keganasan pneumonia. Terdapat empat tipe cairan yang dapat ditemukan pada efusi pleura, yaitu :
1.               Cairan serus (hidrotorak)
2.               Darah (hemotorak)
3.               Kilo (kilotorak)
4.               Nanah (piotorak atau empiema)
Hidrotoraks: Pada keadaan hipoproteinemi/hipoalbuminemia berat bisa timbul transudat. Cairannya encer dengan warna dan konsistensi seperti serum, dan tidak mengandung protein sehingga uji Rivalta pun akan negative. Hidrotoraks biasa ditemukan bilateral. Sebab lain yang mungkin adalah gagal jantung kanan, sirosis hati dengan asites, serta sebagai salah satu trias dari sindroma Meig (fibroma ovarii, asites, dan hidrotoraks).
Hematotoraks/hemotoraks:Timbul perdarahan dalam rongga pleura akibat trauma dada/toraks.
Piotoraks/empyema :Akibat infeksi primer maupun sekunder bakteri piogenik yang menyebabkan cairan pleura berubah menjadi pus/nanah.

Chylothorax:Dapat terjadi karena suatu proses keganasan dalam mediastinum sehingga terjadi erosi dari duktus toraksikus serta fistulasi ke dalam rongga pleura, dimana cairannya adalah cairan limfe (putih kekuningan seperti susu). Kelainan ini dapat pula ditemukan pada kasus sirosis hati dengan chylous ascites, dimana cairan asites ini akan menembus diafragma dan masuk ke rongga pleura.
Hidropneumotoraks dan piopneumotoraks : Bila pada suatu piotoraks didapatkan juga udara di atas pus, maka disebut piopneumotoraks. Namun bila cairan masih belum berupa pus maka disebut hidropnemotoraks (air-fluid level).
Cairan pleura hemato-sanguinus: Bila cairan patologis dihasilkan oleh proses maligna pada pleura, baik primer maupun sekunder, maka cairan akan berwarna kemerah-merahan sampai coklat (hemato-sanguinus). Suatu abses hati (karena amuba) yang menembus diafragma akan pula menimbulkan efusi pleura kanan dengan cairan hemato-sanguinus bercampur pus.
Efusi pleura merupakan proses penyakit primer yang jarang terjadi, tetapi biasanya merupakan penyakit sekunder terhadap penyakit lain.


GEJALA KLINIS

   Penyebab sekunder Hemothorax terjadi akibat trauma, koagulopati, infark paru, torsi paru-paru, atau laserasi pembuluh darah paru atau pleura. Hemothorax traumatis terjadi dengan luka di dinding dada, diafragma, jantung, paru-paru, atau struktur mediastinum dan sering disertai dengan pneumotoraks.Top of Form
Diagnosis hemothorax dan efusi pleura didasarkan pada gejala. Darah atau cairan di dalam rongga pleura mengecilkan suara paru-paru secara ventral dan menyebabkan suara jantung menyebar pada rentang yang lebih luas. Perkusi toraks  kuda dengan hemothorax mengakibatkan pelemahan suara resonansi paru aerasi yang biasanya normal. Radiografi toraks menunjukkan hilangnya siluet diafragma dan jantung, penyempitan bidang paru-paru ventral, dan munculnya garis horizontal yang berbeda. Ultrasonografi, menunjukkan adanya cairan yang diselingi antara pleura viseral dan parietal. Pada kasus yang lebih parah, pengangkatan lobus paru dengan margin atelektrik. Meskipun tanda klinis dan temuan radiografi dan ultrasonografi mendukung diagnosis hemothorax, sebuah thoracocentesis diperlukan untuk mengkarakterisasi cairan pleura.


Penjelasan : Perkins, gillian,dkk.1999.”Hemothorax in 2 Horses”.jornal of veterinary internal medicine. 13:375–378

DIAGNOSIS
·         Hepatic Hydrothorax
                     Echocardiography sangat membantu untuk mendiagnosis gagal jantung kanan atau efusi perikardial. CT scan pada bagian dada harus dilakukan pada semua pasien dengan dugaan hydrothorax hati untuk mengevaluasi paru-paru, pleura atau penyakit mediastinum yang dapat menyebabkan akumulasi cairan. CT juga dapat menampakkan ascites, jika terlihat, dapat membantu dalam diagnosis hydrothorax hati. USG hati membantu untuk mengidentifikasi masses, dan doppler study  dari portal dan hepatic veins digunakan untuk menilai patensi.
                     Thoracentesis adalah tes diagnostik pilihan pada pasien yang dicurigai menderita hydrothorax hati. analisis cairan pleura biasanya menunjukkan transudat. Meskipun cairan pleura terakumulasi dari ascites yang bermigrasi, mungkin berbeda pada konsentrasi protein total dan albumin bila dibandingkan dengan ascites, hal ini bisa saja disebabkan karena sifat serap yang berbeda dari thoracic pleura.
                     analisis sitologi harus dilakukan pada cairan pleura jika dicurigai malignancy (kecenderungan kondisi medis menjadi semakin buruk). Pada pasien dengan demam, nyeri pleuritik dan / atau ensefalopati, fluid gram stain dan kultur harus diperoleh dan efusi parapneumonik atau infeksi dari hydrothorax hati (spontaneous bacterial empyema [SBEM]) harus dicurigai.
                     Kriteria untuk mendiagnosis SBEM termasuk serum / cairan pleura nilainya > 1,1 g / dL, polimorfonuklear(PMN) leukosit> 500 mm 3 atau kultur cairan positif dengan tidak adanya pneumonia atau infeksi yang berdekatan.
                     Bakteri umumnya terkait dengan peritonitis bakteri spontan (SBP) mirip dengan yang ditemukan di SBEM dan termasuk E. Coli, Streptococcus, Enterococcus, Klebsiella atau Pseudomonas dan sekitar 50% dari episode SBEM berhubungan dengan spontaneous bacterial peritonitis.
·         ICU hemothorax
                     Hemothorax biasanya didiagnosis dengan menggunakan teknik klinis dan radiologis. hemothoraces kecil mungkin sulit untuk dikenali secara klinis dan auskultasi dada mungkin terdengar seperti biasa. Dalam hemothoraces besar atau hemothoraces luas, auskultasi paru menunjukkan suara nafas yang menurun di atas bidang paru-paru yang terkena dampak dari hemothorax.
                     Ketidakstabilan kardiopulmoner dapat terjadi karena penurunan volume darah yang beredar dan hematokrit efektif. Kompresi paru dan jantung bisa terjadi karena volume darah di dada meningkat berkontribusi terhadap ketidakstabilan kardiopulmoner.berkontribusi terhadap ketidakstabilan cardiopulmonary.
                     Rontgen dada tegak tetap merupakan studi awal pilihan dalam evaluasi  hemothorax akut. Untuk hemothorax yang terdeteksi pada sinar-X dada, 400-500 mls cairan harus ada di ruang pleura. Film supine kurang membantu untuk memperkirakan kuantitas cairan di dada akibat layering cairan. Hampir selalu lebih mudah untuk menilai akumulasi cairan (atau udara) pada film ICU jika sinar-X diambil dengan pasien dalam posisi tegak, berlawanan dengan posisi telentang.
                     Film terlentang lateral dapat membantu untuk membedakan efusi layering dari kontusi paru atau proses intraparenchymal lainnya. Dokter harus memiliki indeks kecurigaan hemothorax yang tinggi saat efusi baru terlihat pada rontgen dada setelah intervensi toraks.
USG mungkin berguna untuk mengidentifikasi keberadaan dan mengukur volume cairan pleura.
CT scan adalah cara diagnosis yang sangat akurat untuk mengidentifikasi dan mengkarakterisasi cairan di rongga pleura. CT scan membedakan antara proses parenkim dan pleura dan dapat membantu untuk mengevaluasi kekeruhan yang gigih pada radiografi dada setelah thoracostomy tube.
Normal lab values
Typical results for pleural fluid in hepatic hydrothorax include:
1. Cell count <1000/cm3
2. Protein concentration <2.5 g/dL
3. Polymorphonuclear leukocyte (PMN) count <250/mm3
4. Pleural fluid/serum total protein ratio <0.5
5. Pleural fluid/serum lactate dehydrogenase ratio <0.6
6. Pleural fluid/serum albumin gradient >1.1
7. pH >7.4
8. Pleural fluid glucose level similar to serum level
            hydrothorax hati harus dicurigai pada pasien dengan riwayat hipertensi portal dan / atau sirosis yang disertai dengan efusi pleura.
Diagnosa Banding
            Satu yang harus dipertimbangkan diagnosis alternatif untuk efusi pleura unilateral atau bilateral.
            Bila efusi unilateral, Jika pasien sakit parah dengan demam dan / atau elevasi WBC, harus dipertimbangkan empiema atau efusi parapneumonik yang terkait dengan pneumonia yang mendasarinya. Jika efusi ada di sisi kiri, dengan demam - terutama pada pasien alkoholik - sindrom Borhave (ruptur esofagus) ini sebuah pertimbangan.
            Begitu transudat dikonfirmasi, CHF, atau albumin rendah adalah etiologi alternatif yang paling mungkin terjadi. Penyebab lain efusi transudatif meliputi emboli paru, hipotiroidisme, dan obstruksi limfatik awal. Perbedaan untuk efusi eksudatif jauh lebih lama dan mencakup proses inflamasi dan ganas.

PENGOBATAN
1. Hemothorax
Pendekatan umum terhadap pengobatan bervariasi tergantung pada kondisi klinis pasien.
- Penempatan tabung dada dan periode atau pengisapan konstan cairan dada
- Terapi cairan intravena
- Transfusi darah
-Terapi oksigen
- Obat analgesik (obat nyeri)
- Terapi vitamin K
- Gawat darurat darurat (operasi dada) kadang-kadang diperlukan jika pendarahan tidak dapat dihentikan dan tes pembekuan normal. Hal ini paling sering dibutuhkan dengan luka dada yang tembus atau tumor berdarah.

2. Hydrothorax:
1. Aspirasi cairan yang ada didalam rongga thorax dengan menggunakan canule melalui daerah intercoste bagian caudal.
2. Melakukan bedah thorax untuk mengeluarkan cairan.






















DAFTAR PUSTAKA

Astowo, Pudjo dkk.2010. Pulmonologi Intervensi dan Gawat Darurat Napas. Jakarta: Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Medicastoer.2009
Constable D Peter, H. W. Kenneth, D. H. Stanley, Gruenberg W. 2016. Veterinary Medicin
textbook of the diseases of cattle, horses, sheep, pigs and goats. Elsevier Health Sciences Publishing. Diakses 25 Oktober 2016
Cowan Scott, friedberg joseph. 2016. Pleural Disease: Hepatic Hydrothorax and Hemothorax. https://www.clinicaladvisor.com/critical-care-medicine/pleural-disease-hepatic-hydrothorax-and-hemothorax/article/587626/. Diakses : 16 Februari 2018
Pusponegoro , A . D (1995) . ilmu bedah . FK UI.Jakarta http//:www.wikipedia.com
EQUINE VETERINARY EDUCATION Equine vet. Educ. (2013) 25 (10) 536-541 doi:
10.1111/eve.12072

1 komentar:

PREMEDIKASI DAN ANESTESI VETERINER

RINGKASAN Premedikasi adalah pemberian obat-obatan sebelum tindakan anestesi umum dengan tujuan utama menenangkan pasien, menghasi...