Senin, 07 Desember 2015

RESPIRASI FISIOLOGI VET1

PERNAFASAN 
     Selama mahluk itu hidup akan melakukan proses pernafasan. Secara umum pernafasan merupakan pertukaran gas antara organisme (mahluk) dan lingkungan, baik melalui proses kimia maupun fisika. Pada prinsipnya pernafasan (respirasi) adalah pertukaran antara oxygen (O2) dan karbon dioksida (CO2), O2 diambil dari udara (atmosfer) atau dari dalam air (bagi binatang yang hidup di air) dan kemudian disimpan oleh jaringan untuk metabolisme oksidasi. Karbon dioksida (CO2) adalah hasil akhir metabolisme dan dikeluarkan dari tubuh karena tidak bermanfaat atau malahan pada dosis tertentu bisa menjadi racun bagi tubuh. Pada hewan yang tingkatnya masih rendah seperti Amoeba pertukaran gas O2 dan CO2 terjadi pada seluruh permukaan tubuhnya yang langsung kontak dengan udara/air di sekitarnya. Pertukaran gas di sini terjadi secara diffusi. Pada binatang yang lebih tinggi tingkatannya pertukaran gas ini dibantu/diatur dalam sistem respirasi dan sirkulasi. Respirasi pada hewan yang lebih tinggi tingkatnya (misalnya mammalia) dibedakan menjadi 2 macam : 
1. Respirasi external : pertukaran gas antara darah dalam kapiler paru-paru dengan sekelilingnya yang berlangsung dalam paru-paru.
2. Respirasi internal : pertukaran gas yang terjadi dalam kapiler darah dan jaringan tubuh termasuk proses-proses oxydasi fisiologis dalam sel-sel tubuh. 
Pada binatang proses respirasi ini berbeda-beda misalnya : 
  pada sponse (binatang bersilia), dengan menggunakan cilianya air di sekitarnya dapat bergerak sehingga
air tersebut bisa masuk ke rongga tubuhnya dan kemudian terjadi diffusi gas pernafasan yang terdapat dalam air tadi dengan sel-sel yang terdapat pada rongga tubuhnya. 
 pada insecta ada alat/organ yang membantu proses respirasi yaitu yang disebut dengan "Tracheae". Udara yang masuk ke tracheae langsung kontak dengan sel-sel aktif sehingga terjadi pertukaran gas. 
 pada vertebrata, paru-paru adalah organ "respirasi externa" yang utama. 
 Pada kodok di samping paru-paru dia juga menggunakan kulit sebagai alat pernafasan. Udara langsung kontak dengan kulitnya yang banyak mengandung kapiler-kapiler darah, sehingga respirasi bisa berlangsung pada kulit. 

RESPIRASI PADA MAMALIA 

1 Apparatus Respiratorius (alat pernafasan) 
     Pada mammalia alat pernafasan ini terdiri dari paru-paru dan saluran udara. Saluran udara terdiri dari : Cavum nasi, pharynx, larynx, trachea dan bronchi, bronchioli serta cabang-cabangnya. Cavum nasi (rongga hidung) adalah lubang saluran udara yang membrana mucosanya selalu basah dan banyak mengandung pembuluh darah dan kelenjar yang dapat mengatur basahnya udara yang dihisap. Pharynx merupakan daerah pertemuan jalan nafas dengan jalan makanan. Larynx merupakan alat utama untuk suara dan pengatur banyaknya udara yang keluar masuk paru-paru. Trachea adalah saluran seperti pipa yang selalu terbuka dan tersusun oleh tulang rawan yang berbentuk cincin. Trachea mempunyai kelenjar mucosa dan rambut-rambut getar yang berfungsi untuk mencegah masuknya kotoran/debu ke paru-paru. Pada akhir trachea terdapat percabangan trachea yang disebut : bifurcatio tracheii yang melanjut menjadi dua saluran yang masing-masing disebut bronchus. Bronchi mempunyai susunan sama dengan trachea dan masuk ke dalam jaringan paru-paru. 
     Paru-paru dapat dipandang sebagai kantung membranosus yang elastis yang bagian dalamnya berhubungan bebas dengan udara luar melalui saluran pernafasan. Paru-paru itu ringan dan bagian dalamnya dapat membesar, karena banyaknya alveoli yang merupakan kantung-kantung hemispheris dari saccus alveolaris yang berhubungan dengan atria yang bersangkutan dengan ductus alveolaris. Ductus alveolaris merupakan cabang lang¬sung dari brochioli respiratorius yang berotot polos pada dinding-dindingnya. Bronchioli adalah bagian-bagian kecil yang dibentuk oleh cabang kompleks dari 2 bronchi utama. Setelah masuk paru-paru bronchi tersebut tanpa kartilago hanya ada jaringan otot. Bronchiolus besar mempunyai cartilago dan jaringan otot. Jaringan otot bronchiolus diatur oleh serabut-serabut bronchodilator dan broncho-constrictor dari saraf vagus dan sympathicus.Dinding alveolus terdiri dari selapis sel epitel respirasi. Pertukaran gas terjadi antara udara dalam alveolus dan darah melalui sel epitel tersebut dan endothel kapiler darah. Cavum thoracis berisi paru-paru dan organ mediastinalis. Cavum ini tidak berhubun-gan dengan luar tubuh dan dipisahkan dari cavum abdominalis oleh diafragma. Besar thorax dan besar paru-paru berkembang bervariasi secara ritmis akibat aktivitas otot-otot respirasi. Pleura adalah membrana serosa pembungkus paru-paru dan di antaranya ada cavum pleura. Pleura yang melapisi dan mem¬bungkus paru-paru disebut pleura visceralis, yang melekat pada cavum thoracis disebut pleura parietalis. Khusus pada ujung pleura visceralis dan pleura parietalis tidak berpisah sempurna. 

2 Proses Respirasi
     Udara yang dihirup melalui lubang hidung masuk terus ke pharynx - larynx - trachea - bronchus kanan dan kiri - cabang bronchus yang lebih kecil - broncheoli - acini (yang terbentuk dari selaput endothelium dan selapis epitel alveoler). Diffusi terjadi pada dinding ini. Beberapa acini bersatu menjadi sebuah lobulus yang terbungkus oleh jaringan ikat elastis serta pembuluh darah dan serabut saraf. Beberapa lobulus membentuk lobus, sebagian besar permukaan lobus terbungkus oleh pleura. Pada bagian hilus pulmonalis bronchi masuk ke dalam paru-paru bersama serabut saraf serta pembuluh darah. Pembuluh darah yang menuju ke paru-paru ada 2 macam :
1. Arteri.bronchialis yang merupakan cabang dari aorta, kaya oxigen yang berguna untuk jaringan paru-paru. 2. Arteri.pulmonalis yang berasal dari ventrikel kanan (dexter) yang banyak mengandung CO2 (karbon dioksida) yang berasal dari seluruh tubuh. 
Anyaman dari arteria pulmonalis ini merupakan anyaman yang membungkus alveoli. Setelah terjadi pertukaran gas di acini (alveoli), maka darah yang kaya oxygen dari kapiler-kapiler berkumpul ke dalam vena yang akhirnya terbentuk jadi 4 vena pulmonalis yang menuangkan isinya ke dalam atrium sinister kemudian ke ventrikel sinister, ke aorta dan terus ke seluruh tubuh. Oxygen dapat mengalir dari hawa alveoler ke dalam darah karena tekanan O2 dalam alveoli lebih besar daripada tekanan O2 dalam plasma. Sebaliknya tekanan CO2 dalam plasma mengalir ke hawa alveoler dari plasma darah, bila tekanan CO2 dalam plasma lebih besar daripada tekanan CO2 dalam alveoli. Pertukaran gas yang terjadi senantiasa diimbangi dengan gerakan respirasi. 

3 Kondisi gas dalam darah 
     Gas O2 sebagian besar diikat oleh haemoglobin, hanya sedikit terdapat dalam plasma. Dalam 100 ml plasma hanya 0,3 ml O2 yang larut di dalamnya. CO2 dalam darah diikat dalam bentuk bikarbonat, yang kebanyakan berkombinasi dengan Natrium (NaHCO3). Bentuk ini bisa dipisahkan dengan jalan elektro¬lise menjadi Na+ dan HCO3-. (NaHCO3  Na+ + HCO3-). NaHCO3ini dalam plasma terdapat dalam darah arteri 31,1% dan dalam darah venous 35,2%. Dalam bentuk KHCO3 terdapat dalam sel darah merah (erythrocyte) yaitu dalam darah arteri 9,8% dan pada darah venous 10,5%. Di samping dalam bentuk bikarbonat CO2 ini juga dijumpai dalam bentuk "Carbino compounds" yaitu Carbino haemoglobin dalam erytrocyte dan Carbino protein (dengan plasma protein) dalam plasma. Siklus pengangkutan CO2 dan O2 pada paru-paru dan jaringan 
3.1 Kurva Disosiasi 
     Proporsi oxyhaemoglobin sampai haemoglobin tersedia dalam darah tergantung pada tekanan O2 dalam darah. Hal ini bisa diperlihatkan dengan kurva disosiasi oxyhaemoglobin (lihat gambar). Dalam kurva ini persentase saturasi dari haemoglo¬bin dengan O2 diambil sebagai ordinat dan tekanan O2 sebagai absis. Kapasitas pigmen respirasi (Hb) untuk berkombinasi atau jenuh dengan O2 dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti : temperatur, pH dan tersedianya CO2 - Temperatur yang lebih tinggi : jumlah O2 yang berkombinasi dengan haemoglobin pada beberapa tekanan O2 akan berku¬rang. - Tersedianya elektrolit juga mempengaruhi kurva disosiasi oxyhaemoglobin. Kurva yang diperoleh dengan darah yang sudah dihilangkan garamnya berbeda dengan kurva yang diperoleh dengan darah normal (lihat kurva di atas). Pada tekanan O2 yang lebih rendah pemisahan oxyhaemoglobin lebih komplet pada darah yang masih ada garamnya dibandingkan dengan yang tidak ada garamnya. Asam juga berpen¬garuh pada kurva disosiasi. Penambahan ion hidrogen membantu pemisahan oxyhaemoglobin. Bertambahnya CO2 juga membantu pemisahan O2 dari oxyhaemo¬globin.Efek CO2 pada disosiasi Haemoglobin. 
3.2 Quesien Respirasi 
     Proporsi relatif antara CO2 yang dilepaskan dan O2 yang diabsorpsi pada respirasi hewan diketahui sebagai Quesien Respirasi (Q.R.). Q.R. dipakai untuk membedakan nilai makanan yang sudah diproses. misalnya : Q.R. karbohidrat1,0 gram glucose memerlukan 7,5 liter O2 dan jugamelepaskan CO2 7,5 liter. Jadi Q.R. nya = 1. Q.R. dari oxidasi fat adalah kurang dari 1. 1 gram fat memerlukan 2 liter O2 dan melepaskan 1,42 liter CO2. Sehingga Q.R. = 1,42 = 0,71 2,0 Q.R. dari protein adalah kurang dari 1, sebab protein ter¬diri dari asam amino, yang memerlukan lebih banyak O2 untuk oxydasinya dibandingkan dengan karbohidrat (Q.R. protein 0,8). Pada masing-masing individu hewan Q.R.nya bervariasi tergantung pada makanannya. Sebagai contoh : - Q.R. pada manusia yang rata-rata makanannya karbohidrat, fat dan protein adalah kira-kira 0,825. - pada hewan herbivora Q.R. nya  0,96. - pada hewan omnivora Q.R. nya  0,8 dan pada carnivora Q.R. nya  6,75.

4. Mekanisme respirasi 
     Cavum thorax (rongga dada) dibatasi sebelah kiri dan kanan oleh Costae dengan otot respirasi. Sebelah ventral oleh sternum (tulang dada) ; belakang oleh diafragma ; di bagian dorsal oleh vertebrae thoracalis. Gerakan respirasi ada 2 macam yaitu inspirasi dan expirasi.Pada waktu inspirasi terjadi gerakan aktif otot-otot respirasi mengangkat tulang iga ke arah muka dan arah luar, otot diafragma kontraksi (ingat pertautan tulang iga dengan sternum dan vertebra). Akibatnya rongga dada membesar, paru-paru mengembang mengisi penuh rongga dada; tekanan dalam paru-paru turun (dibanding udara luar) sehingga udara masuk melalui trachea; demikian pula tekanan intra-pleural turun sehingga pleura viceralis ikut mengembang bersama paru-paru. Pada akhir inspirasi terjadi expirasi yang merupakan suatu gerakan yang pasif. Pada waktu ini otot-otot inspirasi relaksasi, rongga dada mengecil, paru-paru mengempis. Akibatnya tekanan dalam paru-paru naik melampaui 1 atmosfer sehingga udara dipompa keluar. Tulang iga kembali pada posisi semula. Diafragma kontraksi sehingga alat-alat vis¬cera dalam perut terdesak ke belakang pada saat inspirasi, sedangkan pada expirasi waktu diafragma relaksasi, alat-alat viscera dalam perut kembali ke posisi semula. Jadi akibat gerakan serentak dari otot expirasi, kembalinya tulang iga ke posisi semula dan diafragma relaksasi, terjadi expirasi. Pada respirasi terjadi gerakan dada dan gerakan perut se¬hingga sering respirasi ini dibedakan menjadi 2 macam yaitu: 
1. pernapasan Costal : dalam hal ini rongga dada membesar, tulang iga terangkat ke atas oleh otot inspirasi pada saat inspirasi dan pada saat expirasi otot expirasi menarik kembali tulang iga ke belakang. 
2. pernapasan Abdominal : di sini diafragma bergerak ke belakang mendesak isi perut sehingga mendesak dinding perut bergerak ke arah luar. 
     Dalam keadaan normal respirasi berlangsung kira-kira dengan 50% respirasi abdominal dan 50% respirasi costalis. Banyaknya udara yang masuk dan keluar dalam satu siklus respirasi normal disebut dengan udara tidal (tidal volume). Udara maximal yang bisa dikeluarkan pada waktu expirasi maximal disebut Kapasitas Vital. Udara paru-paru pada waktu expirasi tidak semuanya dikeluarkan ke alam bebas tetapi ada sebagian yang tetap tinggal dalam paru-paru. Udara yang tetap tinggal di paru-paru ini disebut dengan udara residual. Di samping itu pada proses respirasi ini juga ada udara yang tetap tinggal dalam saluran pernapasan (misalnya : pada nasopharynx, trachea, bronchi). Udara ini disebut dead space (udara mati). Hawa komplemen (Inspiratory Reserve Volume) adalah sejumlah udara yang masih dapat dihisap oleh paru-paru saat permulaan dari akhir inspirasi. Untuk mengukur volume udara paru-paru digunakan alat spirometer. Pengukuran dilakukan pada temperatur kamar, sebelumnya hewan diukur temperatur badannya, juga tekanan udara dalam kamar diukur untuk disesuaikan dengan Hukum Charles dan Boyle terhadap masing-masing gas.
4.1 Frekuensi Pernapasan Kecepatan bernafas dalam keadaan normal pada hewan berbeda tergantung pada spesies hewan tersebut misal : Hewan Frekuensi Kuda 10 - 14 kali/menit Sapi 10 - 30 kali/menit Domba/kambing 20 - 30 kali/menit Babi 8 - 18 kali/menit Anjing 15 - 30 kali/menit Kucing 20 - 30 kali/menit Kelinci 50 - 60 kali/menit Ayam 15 - 45 kali/menit 

5 Pengaturan Pernafasan 
     Sel-sel saraf dalam otak bagian tengah, pons dan medulla merupakan sel saraf yang mengkontrol gerakan paru-paru (pernafasan). 
Kelompok sel-sel saraf ini merupakan pusat respirasi (Respiration Centre). Respiration Centre ini mempunyai kemampuan mengeluarkan irama-irama impuls secara spontan. Pengaturan pernafasan dibagi dalam 2 bagian :
1. pengaturan oleh saraf. 
2. pengaturan oleh zat kimia. 
5.1 Pengaturan oleh Saraf (nervous regulation) 
     Sifat otomasi dari pusat-pusat pernafasan diatur oleh faktor-faktor yang bervariasi, untuk ini bisa diperlihatkan 2 hal : a. Secara langsung b. 
Secara reflex Efek langsung Faktor-faktor berikut memberikan efek pada pusat-pusat respirasi dengan kerja secara langsung. 
1. Impuls-impuls dari pusat-pusat yang lebih tinggi misalnya: ketawa/gembira dapat menstimulasi pernafasan (pernafasan lebih cepat). 
2. Naiknya temperatur tubuh langsung merangsang pusat pernafasan sehingga pernafasan akan bertambah frekuensinya.
Pengaruh reflex : 
1. Reflex batuk. Batuk adalah expirasi yang kuat yang terja¬di tiba-tiba. Batuk terjadi karena adanya rangsangan pada selaput mukosa larynx. 
2. Bersin terjadi karena rangsangan mukosa hidung. 
3. Reflex menelan. 
4. Reflex paru-paru. Irama pernafasan dikontrol oleh reflex paru-paru karena adanya nervus vagus. Reflex ini disebut "Hering Breuer Reflex". 
 Jika n. vagus dipotong, pernafasan menjadi lambat dan dalam. Kemudian jika ujung-ujung n. vagus yang terpotong tadi dirangsang maka pernafasan akan mengarah ke keadaan normal kembali. Hal ini menunjukkan bahwa pada pernafasan normal beberapa impuls sensoris melewati nervus vagus se¬hingga n. vagus merangsang dan rangsangan ini dapat membantu membuat respirasi normal. 
5.2 Pengaturan oleh zat kimia 
     Pusat pernafasan sangat sensitif terhadap komposisi zat kimia darah. Perubahan-perubahan tekanan CO2, tekanan O2 dan konsentrasi ion H mempengaruhi pusat-pusat pernafasan.
1. Perubahan tekanan CO2 
     Bila tekanan CO2 naik dalam udara inspirasi maka akan banyak menambah frekuensi respirasi (pernafasan mening¬kat). Dalam keadaan kandungan CO2 dalam udara pernafasan 5%, pernafasan masih berjalan normal. Jika lebih dari 5% maka akan menambah jumlah CO2 dalam alveoli sehingga tekanan CO2 bertambah, hal ini dapat meningkatkan respirasi. Jika terjadi sebaliknya, tekanan CO2 rendah, akibat kurangnya CO2 maka respirasi berkurang.
2. Konsentrasi ion H. 
     Perubahan ion H dalam darah juga dapat mengubah pernafasan. Selama acidosis pernafasan meningkat dan dalam keadaan alkalosis pernafasan turun. 
3. Perubahan tekanan O2 
a.Pengaruh kekurangan O2. Alat atau organ-organ pernafasan kurang sensitif terhadap kekurangan O2 bila dibandingkan dengan ekses CO2. Kekurangan O2 akan menstimulasi respirasi jika tingkat pengurangannya cukup banyak (tekanan O2 berkurang lebih dari 13%). 
b. Pengaruh kelebihan O2. 60% O2 yang terdapat pada udara pernafasan belum mengganggu pernafasan. Tetapi jika kadar O2 75% dalam udara pernafasan bisa ditoleransi selama beberapa hari, setelah itu akan kelihatan gejala sakit dan hewan kemudian akan mati. 
Pada tekanan 1 atmosfer pernafasan bisa berjalan beberapa jam tanpa adanya efek sakit, jika tekanan O2 ini dinaikkan beberapa atmosfer hewan akan menggeliat dan mati dengan cepat. (Pada manusia : pada tekanan O2 4 atmosfer efek ini berlangsung lebih kurang selama 1 jam). Anaerobiosis adalah pernafasan tanpa menggunakan O2 sebagai gas pernafasan. Jadi bertentangan dengan respirasi aerobik. Kehidupan tanpa O2 bisa berlangsung dalam waktu yang singkat, tetapi kadang-kadang juga bisa dalam waktu yang lebih lama, misalnya : pemecahan karbohidrat (glucose) tanpa O2 akan menghasilkan asam laktat dalam jaringan. C6H12O6  2C3H6O3 (asam laktat) + energi. Bila asam laktat yang terbentuk ini tidak dioksidasi oleh O2 maka dia akan banyak tertimbun dalam jaringan sehingga dapat menimbulkan efek racun bagi jaringan tubuh. Energi yang dihasilkan di sini lebih sedikit jika dibandingkan dengan pernafasan aerobik. Ini disebabkan karena molekul-molekul glucose tidak dioxidasi secara sempurna. Selain asam laktat pada proses anaerobiosis ini juga terbentuk asam acetat, asam propionat, asam formiat, asam butirat dan asam valerat. 

6 Pernafasan pada unggas 
     Alat pernafasan pada unggas terbagi atas : paru-paru dan saluran pernafasan. Saluran pernafasan terdiri dari lubang hidung, pharynx, trachea, syrinx, bronchi dengan cabang-cabangnya, kantong (saku) hawa dan pneumatic bones. Paru-paru unggas kecil dan melebar pada tulang-tulang iga. Paru-paru tersebut bekerja secara pasif dan dapat mengembang karena bergeraknya tulang iga dan diafragma, jadi tidak seaktif paru-paru mammalia 
6.1 Susunan paru-paru dan kantong hawa (air saccs) 
     Bifurcatio tracheai membentuk mesobronchi (= bronchi pri¬marius). Masing-masing bronchus primarius masuk ke dalam jaringan paru-paru menjadi bronchi accundinarius ( = ecto dan ento bronchi = dorso dan ventro bronchi) kemudian berca¬bang-cabang lagi menjadi bronchi tertier (= para bronchi). Para-bronchi bercabang-cabang yang berhubungan bebas dengan jaringan alveolus dan kapiler darah Kantong-kantong udara berhubungan dengan paru-paru melalui mesobronchi dan bronchi secundinarius. Bronchi recurrent juga menghubungkan paru-paru dengan kantong hawa dari ujung preximal (kecuali kantong hawa cervicalis) yang kemudian bersatu dengan bronchi tertier. Jadi ada pendapat bahwa : kantong hawa adalah perluasan reservoir dari aliran udara bronchial. Paru-paru pada unggas yang biasa terbang misalnya burung merpati, mempunyai bronchi tertier yang lebih banyak jumlahnya dibanding dengan paru-paru pada ayam. Ayam mempunyai 9 kantong hawa yaitu : sepasang kantong hawa cervicalis, sepasang abdominalis, sepasang thoracalis, dan sebuah kantong hawa clavicularis (McLeod dan Wagers 1939). Menurut Rigdon et al (1958) kalkun mempunyai 7 kantong hawa termasuk sebuah kantong hawa cervicalis (= Clavicularis), 2 pasang kantong thoracalis, 2 pasang kantong abdominalis. Menurut Cover (1953), kalkun mempunyai 9 buah kantong hawa, ayam mempunyai 8 buah, sedangkan merpati mempunyai 9 buah. Kantong hawa interclavicularis mempunyai banyak divertikulum (= divertikula), di antaranya yaitu divertikulum suprahumeral inilah yang memegang peranan "pneumacity" dari tulang bahu (= humerus) pada beberapa spesies burung. 
6.2 Pneumatic bones 
     Groebbels (1932) menyatakan bahwa pada umumnya kebanyakan jenis burung kecil hanya sedikit atau tidak mempunyai pneu¬matic bones, sedangkan jenis burung yang besar mempunyai banyak pneumatic bones. Jadi ternyata bahwa ada tidaknya pneumatic bones hanya berperan kecil dalam kemampuan terbang. Ada pendapat yang menyangkal bahwa humerus pada ayam itu pneumatic bones, tetapi King (1957) menyatakan bahwa pneuma-tic bones pada ayam meliputi hampir semua vertebrae cervicalis, 2 tulang iga yang pertama, tulang dada, humerus, bagian setengah bawah coracoid. Semua pneu¬matic bones tidak berhubungan dengan kantong hawa, tetapi humerus berhubungan dan beberapa burung dapat bernafas melalui humerus pada kondisi tertentu. 
 6.3 Mekanisme respirasi 
     Selama respirasi terjadi gerakan thorax dan perut. Pada inspirasi sternum, coracoid, furcula dan rusuk-rusuk sternal bergerak ke depan dan ke bawah. Rusuk vertebral ditarik ke depan dan ke dalam, jadi pada inspirasi diameter vertikal thorax bertambah besar dan diameter melintang bertambah sedikit. Paru-paru membesar pada inspirasi dengan menarik tulang rusuk dan dada. 
 6.4 Kecepatan bernafas (frekuensi pernafasan) 
     Kecepatan bernafas pada bangsa burung tergantung pada ukuran badan, sex, rangsangan dan faktor-faktor lain. Pada umumnya binatang (bangsa burung) yang lebih kecil mempunyai frekuensi pernafasan yang lebih tinggi. Kecepatan pernafasan dari beberapa spesies per menit Hewan Seks Jantan Betina Tanpa dilihat Sex Merpati 25 - 30 Itik 42 110 60 - 70 Angsa 20 40 - Kalkun 28 49 - Anak ayam 12 - 20 20 - 36 - Kecepatan bernafas bertambah bila temperatur badan mening¬kat. Pada anak ayam yang temperatur badannya 43.50C sampai 44,50C, frekuensinya bisa mencapai 140 sampai 170 per menit. 
 6.5 Sirkulasi udara dalam sistem respirasi 
     Udara masuk ke dalam tubuh jika volume thorax bertambah, rusuk bergerak ke arah luar, dan sternum bergerak ke arah bawah. Tekanan yang lebih rendah dalam rongga thoracica-abdominal menyebabkan udara mengalir ke dalam sistem yang melewati paru-paru melalui salurannya ke kantung udara. Pada expirasi udara dipaksa keluar dari kantung udara posterior ke para-bronchi kemudian ke ventro-bronchi, meso-bronchi dan ke trachea. Pada inspirasi, udara juga mengalir ke arah para bronchi. Pada sistem respirasi ini hampir tidak ada "dead space". Oksigen bisa berdifusi dengan cepat dari para- bronchi ke dalam kapiler-kapiler udara. 
6.6 Respirasi selama terbang 
     Persediaan dan kecepatan oksigen berdifusi dalam paru-paru sangat diperlukan oleh bangsa burung pada waktu ter¬bang. Pada waktu terbang konsumsi oksigen bisa 10 - 15 kali lebih banyak dibanding pada keadaan istirahat, tergantung pada kecepatan terbang. Misalnya : - pada kecepatan terbang 35 km/jam, oksigen yang diperlukan rata-rata 21,9 ml/gram/jam atau 12,8 kali lebih banyak dibanding dengan keadaan tidak terbang. - pada kecepatan terbang 20 km/jam konsumsi oksigen 32 ml/gram/jam. Konsumsi oksigen paling tinggi pada waktu terbang menaik dan paling rendah pada waktu terbang menurun. Bebera¬pa peneliti mengasumsikan bahwa respirasi (aliran udara paru-paru) ada hubungan (sinkronisasi) dengan gerakan-gera¬kan sayap waktu terbang. Waktu sayap bergerak ke bawah akan terjadi expirasi 
6.7 Volume paru-paru dan kantung udara 
     Volume total respiratory bangsa burung bisa diukur dengan metode yang menggunakan larutan gas. Cara ini tidak bisa mengukur volume udara secara langsung pada paru-paru atau kantung udara. Tetapi volume paru-paru dan kantung udara bisa diukur pada burung yang mati dengan mengisi paru-paru dan kantung udara dengan parafin cair, dengan cocoa butter atau dengan substansi lain. Volume udara dalam paru-paru dan kantong udara.
ORGAN MERPATI ITIK AYAM JANTAN BETINA Kantung udara : Inter clavicular - 53 79 42 Cervical 2 - 26 18 Anterior thoracic 10 24 88 48 Posterior thoracic 4 57 29 22 Abdominal 20 145 181 112 Paru-paru 8 - 68 33 Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa volume kantung udara kira-kira 5-7 kali lebih besar daripada volume paru-paru. Paru-paru bangsa burung relatif agak kaku dan tidak dapat mengembang, tetapi kantung udara dapat mengembang. 
6.8 Peranan kantung udara pada pernafasan 
     Kantung udara menambah ventilasi paru-paru dan pertukaran gas dalam paru-paru serta menambah volume tidal paru-paru. Perusakan kantung-kantung udara secara operasi dapat menurunkan volume tidal dan ventilasi paru-paru kira-kira setengah dari normal, tetapi burung masih bisa berfungsi seperti kondisi agak normal (waktu istirahat). Di samping itu kantung udara juga berfungsi mengkontrol temperatur tubuh dengan mendinginkan atau memanaskan udara inspirasi. Kantung udara juga dapat mengurangi spesific gravity teruta¬ma pada waktu terbang.
6.9 Transportasi gas dalam darah 
     Pertukaran gas pada paru-paru bangsa burung adalah seperti pada paru-paru mammalia yaitu dengan cara diffusi dan diatur oleh hukum-hukum physica. Hanya ada beberapa perbedaan dalam cara mengangkut dan menangani gas tersebut, namun perbedaan ini tidaklah besar. Pada umumnya unggas sangat efisien dalam penggunaan oxygen dan ini direfleksikan dalam derajat saturasi darah dengan oxygen dan pelepasan oxygen dari darah ke jaringan. Udara expirasi pada unggas mengandung oxygen dan carbondioxida hampir sama dengan mammalia. Jumlah oxygen dan CO2 (dalam volume persen) dalam kantung udara bervariasi. O2 yang terdapat pada kantung abdominal lebih banyak daripada yang terdapat pada kantung intraclavicular, thoracic, cervical, dan anterior thoracic. Oxigen dan carbon dioxida kantung udara Ogan Kandungan (volume%) Oksigen Carbondioksida Interclavi cularis 14,6 - 15,5 9,5 - 5,0 Antreior Thoracic 15,4 - 16,6 3,2 - 4,8 Post- thoracic 14,9 - 17,4 3,0 - 5,3 Abdomen sac 18,0 - 19,0 2,0 - 2,3 Cervical sac 15,6 3,2 Udara Expirasi 13,5 - 15,8 3,0 - 6,5 
 Beberapa istilah dalam respirasi : 
 1. Eupnea : pernafasan biasa 
 2. Dyspnea : pernafasan yang sesak dan berat (misalnya : asthma)
 3. Hyperpnea : pernafasan yang cepat dan dalam
 4. Polypnea : pernafasan yang cepat dan dangkal
 5. Tachypnea : pernafasan yang cepat sekali
 6. Apnea : pernafasan waktu hewan hampir mati (tak ada pernafasan).
 7. Anoxia : ialah keadaan jaringan, yang karena suatu sebab, tak dapat memakai cukup O2 untuk pekerjaannya.
 8. Anoxemia : ialah darah kekurangan O2
 9. Anoxic anoxia : anoxia yang disebabkan oleh gangguan oxygenasi darah di dalam paru-paru.
 10. Anemic anoxia : anoxia yang disebabkan O2 darah rendah.
 11. Stagnant anoxia : anoxia yang disebabkan karena gangguan peredaran darah (terhenti).
 12. Histotoxic anoxia: anoxia yang disebabkan oleh keracunan dalam sel (jaringan).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PREMEDIKASI DAN ANESTESI VETERINER

RINGKASAN Premedikasi adalah pemberian obat-obatan sebelum tindakan anestesi umum dengan tujuan utama menenangkan pasien, menghasi...